Diduga Uji Kesaktian dengan Tenggak Racun
A
A
A
SEMARANG - Teka- teki tewasnya pasangan suami istri (pasutri) Sukarman dan Suparni serta seorang tamu, Sugianto, di rumah mereka di Desa Penang-gungan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (6/4), mulai menemui titik terang. Mereka meninggal karena racun.
Sebelum tragedi itu terjadi, para korban konon melakukan ritual uji kesaktian. Namun, saat jajal menenggak racun, mereka tewas. ”Sampai saat ini kami masih lakukan penyelidikan. Ada satu orang saksi kunci yang masih kami dalami. Bisa saja dia akan meningkat statusnya sebagai tersangka,” ungkap Kapolres Pati AKBP Budi Haryanto kemarin.
Kendati demikian, Budi belum bisa menyimpulkan apakah para korban itu menenggak racun sendiri atau diminumkan orang lain. Saksi kunci yang disebut itu berada di tempat kejadian perkara (TKP) dan melarikan diri saat terjadi insiden.
”Ada barang bukti yang diamankan, cairan (di dalam gelas). Semua masih didalami. Cairan di lambung dan usus (para korban) juga diambil. Sekarang masih diteliti di Labfor (Laboratorium Forensik Bareskrim Polri Cabang Semarang),” tambah perwira menengah Polri yang tak lama lagi bertugas sebagai wakil direktur reserse kriminal umum Polda Jawa Tengah itu.
Dugaan ada ritual tertentu sebelum para korban tewas itu dikuatkan hasil autopsi petugas Bidang Kedokteran Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah dini hari kemarin. ”Lambungnya kosong dan memerah. Bisa jadi mereka puasa sehari sebelumnya,” ungkap Kepala Sub Bidang Kedokteran Kepolisian Bid Dokkes Polda Jawa Tengah AKBP Summy Hastry Purwanti saat dihubungi KORAN SINDO via telepon seluler.
Hastry menyebut, tewasnya para korban itu bersamaan yakni pada Senin (6/4) sekitar pukul 10.00 hingga 11.30 WIB. ”Penyebab kematian mereka karena keracunan. Jenis racunnya masih menunggu hasil pemeriksaan Labfor. Sampel sedang diteliti. Memang ditemukan cairan dalam gelas di masing-masing kamar tempat para korban tewas,” beber Hastry.
Tiga korban tewas itu ditemukan pada Senin (6/4) sekitar pukul 11.30 WIB oleh anak pasutri tersebut. Sukarman dan Suparni ditemukan tewas di kamar pribadi, sementara Sugianto didapati meninggal di kamar tamu.
Eka setiawan
Sebelum tragedi itu terjadi, para korban konon melakukan ritual uji kesaktian. Namun, saat jajal menenggak racun, mereka tewas. ”Sampai saat ini kami masih lakukan penyelidikan. Ada satu orang saksi kunci yang masih kami dalami. Bisa saja dia akan meningkat statusnya sebagai tersangka,” ungkap Kapolres Pati AKBP Budi Haryanto kemarin.
Kendati demikian, Budi belum bisa menyimpulkan apakah para korban itu menenggak racun sendiri atau diminumkan orang lain. Saksi kunci yang disebut itu berada di tempat kejadian perkara (TKP) dan melarikan diri saat terjadi insiden.
”Ada barang bukti yang diamankan, cairan (di dalam gelas). Semua masih didalami. Cairan di lambung dan usus (para korban) juga diambil. Sekarang masih diteliti di Labfor (Laboratorium Forensik Bareskrim Polri Cabang Semarang),” tambah perwira menengah Polri yang tak lama lagi bertugas sebagai wakil direktur reserse kriminal umum Polda Jawa Tengah itu.
Dugaan ada ritual tertentu sebelum para korban tewas itu dikuatkan hasil autopsi petugas Bidang Kedokteran Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah dini hari kemarin. ”Lambungnya kosong dan memerah. Bisa jadi mereka puasa sehari sebelumnya,” ungkap Kepala Sub Bidang Kedokteran Kepolisian Bid Dokkes Polda Jawa Tengah AKBP Summy Hastry Purwanti saat dihubungi KORAN SINDO via telepon seluler.
Hastry menyebut, tewasnya para korban itu bersamaan yakni pada Senin (6/4) sekitar pukul 10.00 hingga 11.30 WIB. ”Penyebab kematian mereka karena keracunan. Jenis racunnya masih menunggu hasil pemeriksaan Labfor. Sampel sedang diteliti. Memang ditemukan cairan dalam gelas di masing-masing kamar tempat para korban tewas,” beber Hastry.
Tiga korban tewas itu ditemukan pada Senin (6/4) sekitar pukul 11.30 WIB oleh anak pasutri tersebut. Sukarman dan Suparni ditemukan tewas di kamar pribadi, sementara Sugianto didapati meninggal di kamar tamu.
Eka setiawan
(ftr)