Pernyataan Akbar Soal Sedot Data KPU Harus Diungkap
A
A
A
JAKARTA - Direktur Lingkar Indonesia untuk Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai pernyataan politikus Partai Nasional Demokrat Akbar Faizal yang menyebut Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan pernah menawarkan teknologi yang bisa menyedot data Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak bisa didiamkan.
Beredar kabar pernyataan Akbar itu disampaikan melalui pesan di grup chatting yang ditujukan kepada Staf Deputi Kepresidenan Yanuar Nugroho.
"Di dalam surat itu dituliskan bahwa adanya proposal LBP (Luhut Binsar Panjaitan) tentang sistem IT (teknologi informasi) yang cukup memarkir mobil di depan KPU dan seluruh data-data bisa tersedot," ujar Ray kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Menurut Ray, jika informasi tersebut terbukti benar maka status Pilpres 2014 bisa dipertanyakan kembali. Soalnya, kata Ray, data yang diduga mampu disedot itu berkaitan dengan hak dan suara pemilih.
"Lepas dari apakah AF (Akbar Faizal) percaya atau tidak, pengakuan AF ini tidak dapat dipandang sebelah mata karena hal ini dapat menyangkut kerahasiaan negara," ucapnya.
Menurut Ray, tidak jelas apakah data KPU itu digunakan atau tidak. Namun dugaan itu tetap harus diungkap kepada publik. "Sayangnya hingga hari ini belum ada reaksi balasan dari pihak LBP (Luhut Binsar Panjaitan)," tandasnya.
Ihwal beredarnya pengakuan Akbar Faisal mengenai sedot data-data KPU yang dituduhkan kepada Luhut Panjaitan bermula dari bocornya pesan pribadi Akbar kepada Deputi II Kantor Staf Kepresidenan, Yanuar Nugroho.
Sejumlah pesan diutarakan dalam surat tersebut seperti rekrutmen lulusan Harvard hingga soal peran relawan. Dalam pesannya juga Akbar menyebut Luhut pernah menawarkan teknologi yang bisa menyedot data-data dari KPU dengan cukup memarkirkan mobil di dekat kantor lembaga penyelenggara pemilu itu.
Sementara itu, Akbar tidak membantah telah memberikan pesan tersebut. Namun Akbar menolak memberikan komentar tentang hal tersebut. "Wong itu surat tertutup. Ngapain saya tanggapi," kata Akbar kepada Sindonews, Selasa (7/4/2015)
Sementara Luhut Panjaitan menanggapi santai tudingan politikus Nasdem Akbar Faisal dalam surat terbukanya yang bocor.
"Waduh, tanya saja dia. Tanya saja dia, saya enggak tahu apa yang harus saya tanggapi," kata Luhut di Kompleks Istana, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Dia juga enggan menanggapi banyak tudingan Akbar Faizal. "Ngarang itu. Ngarang saja itu. Ya enggak lah," katanya..
Luhut memastikan Jokowi-Jusuf Kalla memenangi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 tanpa cara-cara curang.
Dia pun tidak mengerti dengan sikap Akbar Faisal yang sesama pendukung Jokowi-JK saat pilpres lalu. "Enggak ada semua. Strategi ya kampanye yang baik. Masak kita mau curang?" kata Luhut.
Beredar kabar pernyataan Akbar itu disampaikan melalui pesan di grup chatting yang ditujukan kepada Staf Deputi Kepresidenan Yanuar Nugroho.
"Di dalam surat itu dituliskan bahwa adanya proposal LBP (Luhut Binsar Panjaitan) tentang sistem IT (teknologi informasi) yang cukup memarkir mobil di depan KPU dan seluruh data-data bisa tersedot," ujar Ray kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Menurut Ray, jika informasi tersebut terbukti benar maka status Pilpres 2014 bisa dipertanyakan kembali. Soalnya, kata Ray, data yang diduga mampu disedot itu berkaitan dengan hak dan suara pemilih.
"Lepas dari apakah AF (Akbar Faizal) percaya atau tidak, pengakuan AF ini tidak dapat dipandang sebelah mata karena hal ini dapat menyangkut kerahasiaan negara," ucapnya.
Menurut Ray, tidak jelas apakah data KPU itu digunakan atau tidak. Namun dugaan itu tetap harus diungkap kepada publik. "Sayangnya hingga hari ini belum ada reaksi balasan dari pihak LBP (Luhut Binsar Panjaitan)," tandasnya.
Ihwal beredarnya pengakuan Akbar Faisal mengenai sedot data-data KPU yang dituduhkan kepada Luhut Panjaitan bermula dari bocornya pesan pribadi Akbar kepada Deputi II Kantor Staf Kepresidenan, Yanuar Nugroho.
Sejumlah pesan diutarakan dalam surat tersebut seperti rekrutmen lulusan Harvard hingga soal peran relawan. Dalam pesannya juga Akbar menyebut Luhut pernah menawarkan teknologi yang bisa menyedot data-data dari KPU dengan cukup memarkirkan mobil di dekat kantor lembaga penyelenggara pemilu itu.
Sementara itu, Akbar tidak membantah telah memberikan pesan tersebut. Namun Akbar menolak memberikan komentar tentang hal tersebut. "Wong itu surat tertutup. Ngapain saya tanggapi," kata Akbar kepada Sindonews, Selasa (7/4/2015)
Sementara Luhut Panjaitan menanggapi santai tudingan politikus Nasdem Akbar Faisal dalam surat terbukanya yang bocor.
"Waduh, tanya saja dia. Tanya saja dia, saya enggak tahu apa yang harus saya tanggapi," kata Luhut di Kompleks Istana, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Dia juga enggan menanggapi banyak tudingan Akbar Faizal. "Ngarang itu. Ngarang saja itu. Ya enggak lah," katanya..
Luhut memastikan Jokowi-Jusuf Kalla memenangi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 tanpa cara-cara curang.
Dia pun tidak mengerti dengan sikap Akbar Faisal yang sesama pendukung Jokowi-JK saat pilpres lalu. "Enggak ada semua. Strategi ya kampanye yang baik. Masak kita mau curang?" kata Luhut.
(dam)