Longsor di Kashmir, 15 Orang Tewas
A
A
A
SRINAGAR - Sedikitnya 15 orang tewas, termasuk bayi berusia tiga minggu, akibat longsor yang disebabkan hujan lebat yang melanda Desa Ladden, sekitar 35 kilometer sebelah barat Srinagar, Kashmir, India.
Menurut keterangan kepolisian setempat kemarin, longsoran tanah mengubur beberapa rumah. Bayi yang tewas tersebut ditemukan di pangkuan ibunya di bawah gunungan lumpur. Seluruh korban berasal dari dua keluarga. Mereka sudah berusaha menyelamatkan diri setelah hujan lebat dengan pindah ke rumah lain yang mereka kira lebih kuat.
Ternyata longsoran tanah justru menimbun rumah yang mereka singgahi. Bencana longsor tersebut terjadi pada Senin (30/3). Pihak berwenang langsung mengeluarkan peringatan banjir di wilayah Kashmir setelah Sungai Jhelum yang mengalir di sepanjang kota tersebut statusnya naik di atas level bahaya.
Rumah-rumah di Srinagar tergenang dan satu orang dinyatakan hanyut ketika mencoba untuk menyeberangi banjir bandang dengan mobil. Dalam tiga hari ke depan diperkirakan hujan lebat masih akan mengguyur wilayah tersebut. Pihak berwenang setempat mengingatkan bahaya banjir belum berakhir.
Pejabat setempat, Gazanfar Hussain, mengatakan, air akan meluap di sebagian besar wilayah di danau hilir dan berpotensi menimbulkan banjir. September tahun lalu ratusan orang tewas akibat banjir yang melanda Kashmir. Puluhan ribu orang juga telantar ketika banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan deras sejumlah wilayah di Kashmir dan Punjab.
Warga Srinagar menuduh pemerintah tidak berbuat banyak untuk mencegah terulangnya bencana serupa. Banyak yang mengatakan pemerintah gagal untuk mencegah banjir kembali datang. Sementara itu, polisi setempat menyatakan telah menyiapkan tim khusus untuk menangani banjir setelah menerima 30.000 panggilan dan pesan untuk secepatnya mengevakuasi warga Srinagar.
Ratusan tenda bantuan telah didirikan di kota yang pernah terpuruk oleh bencana banjir tahun lalu itu. Kepala Otoritas Manajemen Bencana Pakistan bagian Kashmir Akram Sohail mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan peringatan untuk tidak terlalu dekat dengan sungai. “Kami juga telah mengeluarkan peringatan naiknya volume air akibat hujan lebat dan banjir di wilayah India,” katanya kepada AFP.
Ananda nararya
Menurut keterangan kepolisian setempat kemarin, longsoran tanah mengubur beberapa rumah. Bayi yang tewas tersebut ditemukan di pangkuan ibunya di bawah gunungan lumpur. Seluruh korban berasal dari dua keluarga. Mereka sudah berusaha menyelamatkan diri setelah hujan lebat dengan pindah ke rumah lain yang mereka kira lebih kuat.
Ternyata longsoran tanah justru menimbun rumah yang mereka singgahi. Bencana longsor tersebut terjadi pada Senin (30/3). Pihak berwenang langsung mengeluarkan peringatan banjir di wilayah Kashmir setelah Sungai Jhelum yang mengalir di sepanjang kota tersebut statusnya naik di atas level bahaya.
Rumah-rumah di Srinagar tergenang dan satu orang dinyatakan hanyut ketika mencoba untuk menyeberangi banjir bandang dengan mobil. Dalam tiga hari ke depan diperkirakan hujan lebat masih akan mengguyur wilayah tersebut. Pihak berwenang setempat mengingatkan bahaya banjir belum berakhir.
Pejabat setempat, Gazanfar Hussain, mengatakan, air akan meluap di sebagian besar wilayah di danau hilir dan berpotensi menimbulkan banjir. September tahun lalu ratusan orang tewas akibat banjir yang melanda Kashmir. Puluhan ribu orang juga telantar ketika banjir dan tanah longsor yang dipicu hujan deras sejumlah wilayah di Kashmir dan Punjab.
Warga Srinagar menuduh pemerintah tidak berbuat banyak untuk mencegah terulangnya bencana serupa. Banyak yang mengatakan pemerintah gagal untuk mencegah banjir kembali datang. Sementara itu, polisi setempat menyatakan telah menyiapkan tim khusus untuk menangani banjir setelah menerima 30.000 panggilan dan pesan untuk secepatnya mengevakuasi warga Srinagar.
Ratusan tenda bantuan telah didirikan di kota yang pernah terpuruk oleh bencana banjir tahun lalu itu. Kepala Otoritas Manajemen Bencana Pakistan bagian Kashmir Akram Sohail mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan peringatan untuk tidak terlalu dekat dengan sungai. “Kami juga telah mengeluarkan peringatan naiknya volume air akibat hujan lebat dan banjir di wilayah India,” katanya kepada AFP.
Ananda nararya
(bbg)