Dunia Melepas Lee Kuan Yew

Senin, 30 Maret 2015 - 08:55 WIB
Dunia Melepas Lee Kuan Yew
Dunia Melepas Lee Kuan Yew
A A A
SINGAPURA - Ribuan warga Singapura kemarin memberikan penghormatan terakhir bagi pendiri negara itu, Lee Kuan Yew.

Sejumlah tokoh dan pemimpin dunia juga hadir dalam upacara kenegaraan melepas Lee, termasuk Presiden Joko Widodo. Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong yang juga putra Lee Kuan Yew, dalam euloginya (pidato pujian untuk menghormati seseorang yang meninggal dunia) menyebutkan bahwa ayahnya telah mempersembahkan diri bagi Singapura sepanjang hidup.

“Cahaya yang memandu kita sepanjang tahun telah padam,” kata Hsien Loong pada upacara kenegaraan di Universitas Nasional Singapura. Eulogi Hsien Loong disampaikan dalam tiga bahasa, yakni Inggris, Melayu, dan China, selama40menit. Dia mendeskripsikan Lee sebagai auman Singapura orisinal yang bergairah, tangguh, dan gigih. “Bagi siapa yang mencari monumen Lee Kuan Yew, warga Singapura dapat menjawabnya dengan bangga: lihat sekitarmu,” ungkapHsien Loong.

Lee Kuan Yew wafat di Rumah Sakit Umum Singapura pada usia 91 tahun, Senin (23/3), setelah berjuang melawan sakit radang paru-paru (pneumonia) yang dideritanya. Atas kepergian Bapak Bangsa itu, pemerintah Singapura menyatakan negara berkabung tujuh hari dan memberikan kesempatan kepada warganya untuk memberikan penghormatan terakhir.

Prosesi melepas Lee dimulai pukul 12.30 waktu setempat, ditandai keberangkatan jenazah dari Gedung Parlemen. Jasad mendiang PM pertama dan terlama Singapura itu ditempatkan pada peti mati berselimut bendera Singapura dan dibingkai kaca bening, sebelum diletakkan di atas kereta artileri. Tembakan meriam 21 kali dilepaskan, bergema ke seluruh kota.

Iring-iringan pun bergerak memasuki kawasan bisnis dan Tanjong Pagar, kawasan dermaga yang merupakan daerah pemilihan Lee sepanjang karier politiknya. Beberapa pesawat militer terbang rendah dan dua kapal Angkatan Laut Singapura berlayar melintasi Marina Bay—proyek konservasi air raksasa yang dipelopori tokoh kelahiran 16 September 1923 itu.

Hujan lebat yang mengguyur Singapura tidak menyurutkan antusiasme warga. Puluhan ribu orang berjajar di jalanan demi menyaksikan peti jenazah Lee. Pejabat setempat menyatakan lebih dari setengah juta orang atau 12% dari penduduk Singapura, menyampaikan penghormatan kepada jenazah Bapak Singapura itu di Gedung Parlemen, sementara 850.000 orang lainnya mengunjungi lokasi peletakan karangan bunga.

Upacara penghormatan terakhir berlangsung pukul 14.00 waktu setempat di sebuah pusat kebudayaan. Para tokoh dunia hadir dalam upacara tersebut, antara lain PM Jepang Shinzo Abe, PM Australia Tony Abbott, PM India Narendra Modi, Pemimpin Parlemen Inggris William Hague, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, dan PM Kamboja Hun Sen.

Dari Amerika Serikat hadir mantan Presiden Bill Clinton dan mantan Menlu Henry Kissinger. Singapura melakukan hening cipta selama satu menit sebelum menyanyikan Majulah Singapura, lagu kebangsaan negeri itu. Seusai upacara kenegaraan, jenazah dikremasi dalam suatu upacara khusus keluarga di Krematorium Mandai.

Lee Kuan Yew berkuasa selama 31 tahun dan memimpin dengan tangan besi untuk mentransformasikan Singapura dari bekas jajahan Inggris menjadi negara maju dan modern. Lee berpulang lima bulan sebelum Singapura merayakan dirgahayu kemerdekaan ke-50 tahun. Seluruh rakyat Singapura menghormati dan mengidolakan Lee Kuan Yew.

“Dia seperti seorang pahlawan bagi seluruh rakyat Singapura, dulu, sekarang, dan generasi mendatang,” ujar Tan Yen Lee, 26, perawat di Rumah Sakit Umum Singapura. Selama satu pekan lamanya, menurut Tan, emosi rakyat Singapura tercurah untuk Bapak Bangsa itu. “Emosi kesedihan itu berpuncak hari ini (kemarin),” imbuhnya, dikutip AFP.

Ribuan warga berteriak “Lee Kuan Yew” saat kereta jenazah melalui jalanan. Tak sedikit yang menitikkan air mata. Mereka menyambut dengan mengibar ngibarkan bendera serta melemparkan bunga- bunga kejalan ketika iring-iringan melintas. “Salah satu pencapaian terbesar Lee adalah membantu meningkatkan standar kehidupan rakyat Singapura,” kata Huang Jiancong, 54, dikutip Reuters.

Lee mundur pada 1990, kemudian menunjuk Deputi PM Goh Chok Tong sebagai penerusnya. Kepemimpinan Singapura lalu dilanjutkan putra Lee, Hsien Loong. Sepanjang kariernya, Lee tidak hanya membangun fisik semata, tetapi juga memberikan kesejahteraan bagi warganya. Sebanyak 90% warga Singapura memiliki rumah melalui skema keuangan yang diluncurkan pendiri Partai Aksi Rakyat itu.

Singapura juga menjadi negara aman dengan tingkat kejahatan sangat rendah. Kendati banyak disanjung, muncul juga catatan minor. Setelah kematian Lee, Human Rights Watch (HRW) memberikan catatan buruk tentang pemenjaraan tokoh oposisi dan mengekang kebebasan sipil.

“Pemerintah Singapura harus memulai rekonsiliasi dengan banyak tokoh pengasingan yang telah dihukum,” kata Phil Robertson, deputi direktur HRW untuk Asia.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5999 seconds (0.1#10.140)