Iran Optimistis Capai Kesepakatan

Jum'at, 27 Maret 2015 - 14:22 WIB
Iran Optimistis Capai...
Iran Optimistis Capai Kesepakatan
A A A
PARIS - Ketua Perundingan Nuklir Iran Ali Akbar Salehi optimistis bahwa Teheran akan mencapai kesepakatan nuklir dengan kekuatan Barat. Keyakinan itu menjelang tenggat waktu perundingan nuklir Iran yang akan digelar pada 31 Maret mendatang.

”Secara keseluruhan, saya optimistis,” kata Ali Akbar Salehi, kepala Organisasi Energi Atom Irak, kepada AFP. Namun, dia memperingatkan pihak- pihak yang ingin membuat masalah dan tidak ingin melanjutkan perundingan nuklir. ”Mereka ingin mencoba agar perundingan ini tidak menghasilkan kesepakatan,” ujarnya.

Setelah 18 bulan negosiasi nuklir Iran, Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) John Kerry kemarin menggelar perundingan terakhir dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif, sebelum tenggat waktu Selasa mendatang. ”Kita sangat percaya kalau perundingan ini akan berjalan lancar pada 31 Maret,” ujar pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.

Enam negara yang dikenal P5+1 beranggotakan Inggris, China, Jerman, Prancis, Rusia, dan AS masih menginginkan penghentian program nuklir Iran. Perundingan itu telah berlangsung selama 12 tahun. Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memberi sinyal pengunduran diri Israel dalam kesepakatan nuklir Iran. Israel mungkin akan memberikan izin kepada Iran untuk tetap melakukan pengayaan uranium.

Pernyataan ini cukup mengejutkan mengingat pidato Netanyahu kepada Kongres Amerika Serikat (AS) awal bulan ini sangat menentang usaha Iran memperkaya uranium dan mengembangkan energi nuklir. Saat itu Netanyahu khawatir energi nuklir Iran justru diciptakan untuk membuat bom. Tapi kini, dia berpandangan lain dan berencana melakukan negosiasi untuk mencapai kesepakatan lebih baik.

”Israel memang tidak suka dengan rencana pengayaan iranium Iran, namun hal itu masih bisa dinegosiasikan,” kata Netanyahu kepada MSNBC . Iran menekankan program nuklirnya didorong untuk alasan kedamaian dan tidak berencana menggunakannya sebagai alat perang. Iran mengaku menyimpan setidaknya 9.000 sentrifugal yang digunakan untuk memproses uranium untuk menghasilkan energi.

Namun, banyak pakar mengatakan jumlah sentrifugal ini berpotensi dijadikan bahan bakar hulu ledak. Baru-baru ini Israel bersama beberapa negara Eropa sudah mendiskusikan kemungkinan Iran membangun bom dalam jangka satu tahun. Israel yang khawatir dengan penyalahgunaan nuklir oleh Iran semakin mendesak Eropa untuk membatasi aktivitas nuklir Iran, bahkan jika perlu memberlakukan pembatasan teknologi kepada Iran.

Sejak pidato Netanyahu awal bulan lalu, pandangan Israel tampak berubah dan terlihat memberikan kelonggaran kepada Iran. Namun, para pejabat Israel sendiri tetap menentang program nuklir Iran. ”Kami pikir membiarkan Iran melanjutkan program nuklirnya selama 1 sampai 1,5 tahun terlalu berbahaya, karena cepat atau lambat mereka akan bergegas membuat bom,” kata Menteri Urusan Strategis Israel Yuval Steinitz.

Steinitz yakin pelarangan program nuklir Iran masih tetap bisa menyusun proyek nuklirnya dalam lima tahun ke depan. Steinitz berpendapat jika Iran diizinkan mengembangkan 6.000 sentrifugal tidak sampai 10 bulan Iran sudah bisa menciptakan nuklir. Steinitz menerangkan Iran bisa melanjutkan program nuklirnya jika telah melakukan tes senjata nuklir.

”Meskipun kami menentang kesepakatan secara umum, kami juga fokus pada hal-hal tertentu dalam kesepakatan yang salah ini. Iran harus dipaksa untuk melakukan tes senjata nuklir yang bisa membersihkan semua tuduhan,” jelas Steinitz.

Rini agustina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9736 seconds (0.1#10.140)