1.000 Guru Daerah Terpencil Diangkat PNS
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengangkat secara khusus 1.000 guru Sarjana Mengajar di daerah Tertinggal, Terluar, Terpencil (SM3T) menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Bahkan, surat pengangkatan (SK) dipercepat untuk mengisi kekosongan guru di daerah tiga kategori tersebut.
Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemenristek-Dikti Supriadi Rustad mengatakan, afirmasi khusus ini diberikan agar guruguru SM3T dapat mengajar lagi di lokasi. Mereka kembali mengajar dengan penghargaan status PNS. Pihak Kemenpan dan RB serta Badan Kepegawaian Negara (BKN) turut berkontribusi atas pengangkatan mereka menjadi PNS karena melihat kesuksesan guru-guru ini mengajar di lokasi khusus tersebut.
”Kami proses cepat SK pengangkatan mereka hanya dua hari, agar April mereka bisa berstatus PNS,” katanya pada pengangkatan guru SM3T sebagai CPNS di daerah 3T di Jakarta kemarin. Supriadi menjelaskan, dari 1.000 formasi yang disediakan, baru ada 809 peserta yang mampu terdistribusi ke 29 kabupaten. Sisanya belum akan mendapat SK dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan ketidak tersediaan formasi di daerah pilihan guru SM3T.
Provinsi terbanyak penempatan ada di Papua, seperti di Sorong terserap 34 guru, Raja Ampat (33), Jayawijaya (15), Waropen (29), Manokwari (30), Manokwari Selatan (27), Sorong Selatan (25), Kepulauan Yapen (13), Lanny Jaya (7), dan Yalimo (5). Sementara penempatan paling banyak ada di Sumba Timur (50), Kupang (46), dan Manggarai Timur (45). Supriadi menjelaskan, meski akan ditempatkan di daerah terpencil, animo pendaftar sangat banyak.
Panitia tidak mengira bahwa yang akan mendaftar tes CPNS khusus ini mencapai 1.395 guru, sementara yang lulus tes pun sangat tinggi yaitu 1.224 orang. Hal ini menandakan guru-guru muda ini tidak alergi dengan daerah terpencil tempat mereka mengajar selama setahun sebelumnya. Jika afirmasi ini sukses, katanya, tahun depan kuotanya akan ditambah oleh Kemenpan dan RB.
”Animonya sangat banyak karena mental petualang mereka tinggi. Hal ini berbeda dengan era saya misalnya yang enggan jika disuruh mengabdi di daerah 3T,” ungkap Supriadi. Menurut dia, dengan adanya guru SM3T ini mampu mengisi kekosongan guru di daerah 3T. Terlebih guru lokal pun banyak yang enggan jika dipindah ke daerah terpencil.
Pemerintah daerah pun menerima dampak positif dari guru SM3T ini karena sudah teruji sehingga menjadi rujukan pemerintah daerah untuk mengembangkan pendidikan di suatu daerah. Pemerintah daerah pun dengan senang hati memberikan insentif tambahan seperti tempat tinggal, tunjangan khusus, bahkan makanan agar guru SM3T semakin betah dan fokus mengajar.
Dia menerangkan, 60% guru SM3T ini mengajar di sekolah dasar dan sisanya guru bidang studi di jenjang SMP dan SMA. Sekda Lanny Jaya, Papua Christian Sohilait menyatakan program SM3T ini sangat brilian, karena sebelum adanya mereka dari 60 SD yang ada hanya 28 SD yang beroperasi karena gurunya tidak mengajar.
Dia mengungkapkan, guru lokal tidak mengajar karena jenuh, kabur dari utang piutang, beralih menjadi pengusaha pinang, peternak bahkan penjual mobil, serta masuk partai politik. Saat pemerintah pusat mengirimkan guru SM3T, ujarnya, mereka pun langsung dikirim ke 28 SD yang kosong itu, di samping dikirim juga ke 23 SMP dan lima SMA di Lanny Jaya.
”Ini adalah tahun kedua SM3T mengajar di Lanny Jaya. Indikator keberhasilan mereka adalah tidak ada lagi anak usia sekolah yang buta huruf. Anakanak kami sekarang sudah bisa baca, tulis, dan menghitung,” ungkapnya. Christian menjelaskan, pemerintahnya memang memberikan insentif khusus bagi guru SM3T ini, sebab untuk memajukan pendidikan diperlukan alokasi biaya tinggi.
Selain honor khusus, ujarnya, guru SM3T diberikan rumah, listrik, telepon, bahkan akses air untuk keperluan mandi dan minum. Christian mengakui, hidup di daerah terpencil seperti di Lanny Jaya yang jarak dengan kota terdekat mencapai 8 km memang berat. Namun, pemerintah daerah setempat akan terus memberikan fasilitas agar guru fokus mengajar.
Di lokasi yang sama, Wakil Kepala BKN Bima Haria Wibisana memaparkan, adanya UU Aparatur Sipil Negara (ASN) akan mengubah paradigma manajemen birokrasi yang radikal. Misalnya saja UU ASN mengamanatkan adanya peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan latihan (diklat) yang intensif. Tidak hanya PNS yang baru diangkat, PNS yang sudah bekerja pun akan diwajibkan mengikuti diklat 10 hari dalam setahun.
Neneng zubaidah
Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemenristek-Dikti Supriadi Rustad mengatakan, afirmasi khusus ini diberikan agar guruguru SM3T dapat mengajar lagi di lokasi. Mereka kembali mengajar dengan penghargaan status PNS. Pihak Kemenpan dan RB serta Badan Kepegawaian Negara (BKN) turut berkontribusi atas pengangkatan mereka menjadi PNS karena melihat kesuksesan guru-guru ini mengajar di lokasi khusus tersebut.
”Kami proses cepat SK pengangkatan mereka hanya dua hari, agar April mereka bisa berstatus PNS,” katanya pada pengangkatan guru SM3T sebagai CPNS di daerah 3T di Jakarta kemarin. Supriadi menjelaskan, dari 1.000 formasi yang disediakan, baru ada 809 peserta yang mampu terdistribusi ke 29 kabupaten. Sisanya belum akan mendapat SK dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan ketidak tersediaan formasi di daerah pilihan guru SM3T.
Provinsi terbanyak penempatan ada di Papua, seperti di Sorong terserap 34 guru, Raja Ampat (33), Jayawijaya (15), Waropen (29), Manokwari (30), Manokwari Selatan (27), Sorong Selatan (25), Kepulauan Yapen (13), Lanny Jaya (7), dan Yalimo (5). Sementara penempatan paling banyak ada di Sumba Timur (50), Kupang (46), dan Manggarai Timur (45). Supriadi menjelaskan, meski akan ditempatkan di daerah terpencil, animo pendaftar sangat banyak.
Panitia tidak mengira bahwa yang akan mendaftar tes CPNS khusus ini mencapai 1.395 guru, sementara yang lulus tes pun sangat tinggi yaitu 1.224 orang. Hal ini menandakan guru-guru muda ini tidak alergi dengan daerah terpencil tempat mereka mengajar selama setahun sebelumnya. Jika afirmasi ini sukses, katanya, tahun depan kuotanya akan ditambah oleh Kemenpan dan RB.
”Animonya sangat banyak karena mental petualang mereka tinggi. Hal ini berbeda dengan era saya misalnya yang enggan jika disuruh mengabdi di daerah 3T,” ungkap Supriadi. Menurut dia, dengan adanya guru SM3T ini mampu mengisi kekosongan guru di daerah 3T. Terlebih guru lokal pun banyak yang enggan jika dipindah ke daerah terpencil.
Pemerintah daerah pun menerima dampak positif dari guru SM3T ini karena sudah teruji sehingga menjadi rujukan pemerintah daerah untuk mengembangkan pendidikan di suatu daerah. Pemerintah daerah pun dengan senang hati memberikan insentif tambahan seperti tempat tinggal, tunjangan khusus, bahkan makanan agar guru SM3T semakin betah dan fokus mengajar.
Dia menerangkan, 60% guru SM3T ini mengajar di sekolah dasar dan sisanya guru bidang studi di jenjang SMP dan SMA. Sekda Lanny Jaya, Papua Christian Sohilait menyatakan program SM3T ini sangat brilian, karena sebelum adanya mereka dari 60 SD yang ada hanya 28 SD yang beroperasi karena gurunya tidak mengajar.
Dia mengungkapkan, guru lokal tidak mengajar karena jenuh, kabur dari utang piutang, beralih menjadi pengusaha pinang, peternak bahkan penjual mobil, serta masuk partai politik. Saat pemerintah pusat mengirimkan guru SM3T, ujarnya, mereka pun langsung dikirim ke 28 SD yang kosong itu, di samping dikirim juga ke 23 SMP dan lima SMA di Lanny Jaya.
”Ini adalah tahun kedua SM3T mengajar di Lanny Jaya. Indikator keberhasilan mereka adalah tidak ada lagi anak usia sekolah yang buta huruf. Anakanak kami sekarang sudah bisa baca, tulis, dan menghitung,” ungkapnya. Christian menjelaskan, pemerintahnya memang memberikan insentif khusus bagi guru SM3T ini, sebab untuk memajukan pendidikan diperlukan alokasi biaya tinggi.
Selain honor khusus, ujarnya, guru SM3T diberikan rumah, listrik, telepon, bahkan akses air untuk keperluan mandi dan minum. Christian mengakui, hidup di daerah terpencil seperti di Lanny Jaya yang jarak dengan kota terdekat mencapai 8 km memang berat. Namun, pemerintah daerah setempat akan terus memberikan fasilitas agar guru fokus mengajar.
Di lokasi yang sama, Wakil Kepala BKN Bima Haria Wibisana memaparkan, adanya UU Aparatur Sipil Negara (ASN) akan mengubah paradigma manajemen birokrasi yang radikal. Misalnya saja UU ASN mengamanatkan adanya peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan latihan (diklat) yang intensif. Tidak hanya PNS yang baru diangkat, PNS yang sudah bekerja pun akan diwajibkan mengikuti diklat 10 hari dalam setahun.
Neneng zubaidah
(bbg)