Cemburu, Pria Bunuh Kekasih
A
A
A
JAKARTA - Api cemburu sudah membakar Asep Sudrajat, 20. Karyawan toko kain itu nekat menghabisi kekasihnya yang sebentar lagi akan dinikahinya. Kini dia hanya meratapi nasibnya di balik jeruji besi.
Kejadian tersebut berawal ketika Asep menanyakan ke Rohayati, 18, mengenai pria yang sering bertandang ke rumahnya. Bukan jawaban yang dia terima, namun tunangannya itu malah memukul wajah Asep sebanyak tiga kali. Dia pun tidak membalas, bahkan sebaliknya meminta maaf telah menuduh Rohayati mendua dengan pria lain. ”Tapi, sepertinya dia tetap saja selingkuh,” kata Asep yang meringkuk di Polsek Cengkareng kemarin.
Tak kuat menahan emosi akibat cemburu ditambah pukulan di wajah membuat Asep gelap mata. Minggu (22/3) malam pelaku yang telah membawa kain jenis spandek dari tokonya kemudian menjerat korban dari arah belakang hingga tak sadarkan diri di rumahnya di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Usai membunuh korban, pria asal Bogor, Jawa Barat itu sempat kembali ke tempat kerjanya di Pasar Darurat, Cengkareng.
Lalu, balik lagi ke rumah Rohayati dengan berpura-pura bahwa korban melakukan bunuh diri. ”Saat di rumah dia, saya langsung teriak dan bilang ke warga kalau dia bunuh diri. Akhirnya bersama keluarga korban, kami membawanya ke RSUD Cengkareng,” kata Asep. Kapolsek Cengkareng Kompol Sutarjono mengatakan, tidak kurang dari dua jam usai kejadian pelaku berhasil ditangkap.
”Awalnya memang ada laporan bunuh diri, namun melihat jenazahnya sepertinya janggal, akhirnya kami periksa dan pelaku mengakuinya,” ungkapnya. Dari tangan pelaku, polisi menyita kain jenis spandek yang diduga kuat sebagai alat untuk membunuh korban. Pelaku dijerat dengan dugaan pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara karena melanggar Pasal 338 KUHP. Dalam kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi cemburu, tindakan sadis kerap dilakukan.
”Cemburu itu emosi negatif yang susah untuk diajak lurus (rasional). Orang yang sudah memiliki prasangka, dia tidak akan dengan mudah menerima alasan yang diberikan,” kata psikolog Universitas Indonesia (UI) Enoch Markum. Kalaupun individu itu sudah mendapatkan alasan yang sangat logis, dia akan tetap mencari alasan lain. Dengan kata lain, dia akan mencari celah sehingga alasan yang diterimanya tidaklah masuk akal menurut kacamata pelaku.
”Misalnya, individu mendapatkan alasan bahwa korban tidak akan bertemu mantan pacarnya. Namun, pelaku tetap tidak percaya sampai dia mendapatkan alasan logis menurut versinya sendiri. Dia bahkan bisa saja mencari alasan lain untuk mencari celah,” paparnya. Di bagian lain, petugas Polda Metro Jaya bersama Polsek Ciracas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Raya Bogor Km 26, Ciracas, Jakarta Timur, kemarin.
Olah TKP ini untuk mengetahui kronologis pembunuhan dengan korbannya, Mamat Surahmat, 55, juragan beras. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, selain olah TKP, pihaknya juga sudah memeriksa lima saksi yakni tiga pegawai toko dan dua saksi yang ada di sekitar lokasi. ”Kalau melihat dari modus dan anatomi crime terkait peristiwa sebelumnya, mudah-mudahan cepat terungkap,” tuturnya.
Kriminolog UI Iqrak Sulhin mengungkapkan, pelaku berhasil mendapatkan tas korban berisi Rp500 juta membuktikan bahwapelakusudahmerencanakan aksinya dengan matang. Jika pelaku beraksi secara random, tentu ketika korban melawan, pelaku akan melarikan diri.
Yan yusuf/r ratna purnama/ridwansyah
Kejadian tersebut berawal ketika Asep menanyakan ke Rohayati, 18, mengenai pria yang sering bertandang ke rumahnya. Bukan jawaban yang dia terima, namun tunangannya itu malah memukul wajah Asep sebanyak tiga kali. Dia pun tidak membalas, bahkan sebaliknya meminta maaf telah menuduh Rohayati mendua dengan pria lain. ”Tapi, sepertinya dia tetap saja selingkuh,” kata Asep yang meringkuk di Polsek Cengkareng kemarin.
Tak kuat menahan emosi akibat cemburu ditambah pukulan di wajah membuat Asep gelap mata. Minggu (22/3) malam pelaku yang telah membawa kain jenis spandek dari tokonya kemudian menjerat korban dari arah belakang hingga tak sadarkan diri di rumahnya di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Usai membunuh korban, pria asal Bogor, Jawa Barat itu sempat kembali ke tempat kerjanya di Pasar Darurat, Cengkareng.
Lalu, balik lagi ke rumah Rohayati dengan berpura-pura bahwa korban melakukan bunuh diri. ”Saat di rumah dia, saya langsung teriak dan bilang ke warga kalau dia bunuh diri. Akhirnya bersama keluarga korban, kami membawanya ke RSUD Cengkareng,” kata Asep. Kapolsek Cengkareng Kompol Sutarjono mengatakan, tidak kurang dari dua jam usai kejadian pelaku berhasil ditangkap.
”Awalnya memang ada laporan bunuh diri, namun melihat jenazahnya sepertinya janggal, akhirnya kami periksa dan pelaku mengakuinya,” ungkapnya. Dari tangan pelaku, polisi menyita kain jenis spandek yang diduga kuat sebagai alat untuk membunuh korban. Pelaku dijerat dengan dugaan pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara karena melanggar Pasal 338 KUHP. Dalam kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi cemburu, tindakan sadis kerap dilakukan.
”Cemburu itu emosi negatif yang susah untuk diajak lurus (rasional). Orang yang sudah memiliki prasangka, dia tidak akan dengan mudah menerima alasan yang diberikan,” kata psikolog Universitas Indonesia (UI) Enoch Markum. Kalaupun individu itu sudah mendapatkan alasan yang sangat logis, dia akan tetap mencari alasan lain. Dengan kata lain, dia akan mencari celah sehingga alasan yang diterimanya tidaklah masuk akal menurut kacamata pelaku.
”Misalnya, individu mendapatkan alasan bahwa korban tidak akan bertemu mantan pacarnya. Namun, pelaku tetap tidak percaya sampai dia mendapatkan alasan logis menurut versinya sendiri. Dia bahkan bisa saja mencari alasan lain untuk mencari celah,” paparnya. Di bagian lain, petugas Polda Metro Jaya bersama Polsek Ciracas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Raya Bogor Km 26, Ciracas, Jakarta Timur, kemarin.
Olah TKP ini untuk mengetahui kronologis pembunuhan dengan korbannya, Mamat Surahmat, 55, juragan beras. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, selain olah TKP, pihaknya juga sudah memeriksa lima saksi yakni tiga pegawai toko dan dua saksi yang ada di sekitar lokasi. ”Kalau melihat dari modus dan anatomi crime terkait peristiwa sebelumnya, mudah-mudahan cepat terungkap,” tuturnya.
Kriminolog UI Iqrak Sulhin mengungkapkan, pelaku berhasil mendapatkan tas korban berisi Rp500 juta membuktikan bahwapelakusudahmerencanakan aksinya dengan matang. Jika pelaku beraksi secara random, tentu ketika korban melawan, pelaku akan melarikan diri.
Yan yusuf/r ratna purnama/ridwansyah
(ars)