Milisi Syiah Perluas Kekuasaan
A
A
A
ADEN - Milisi Syiah Yaman Ansar Allah atau Houthi berhasil menguasai Kota Taiz dan Bandara Internasional Taiz. Perebutan kota strategis itu sebagai bantu loncatan untuk merebut Kota Aden, pusat pemerintahan sementara Yaman di bawah pimpinan Abd Rabbuh Mansur Hadi.
Di Taiz, Houthi bentrok dengan pasukan yang masih loyal terhadap Presiden Mansur Hadi. Namun, otoritas gagal menghadang. Houthi bahkan bergerak maju ke wilayah selatan menuju Kota Aden. Anggota Houthi yang menumpangi sepuluh kendaraan lapis baja sudah menyeberangi wilayah al-Dhalie dan Aden.
Aktivis politik Yaman Ahmed al-Wafi mengatakan, Houthi sudah mengambil alih landasan terbang angkatan udara di Taiz pada Sabtu (21/3) waktu setempat. ”Mereka (milisi Houthi) mengerahkan sebagian pasukan untuk membangun pos pemeriksaan di sejumlah jalan, terutama gerbang masuk kota,” katanya kepada Al Jazeera.
Taiz merupakan kota terbesar ketiga di Yaman setelah Aden dan Sanaa. Sumber keamanan Yaman mengungkapkan kepada AFP , sekitar 300 orang termasuk milisi Houthi yang mengenakan seragam militer telah tiba di Bandara Taiz baik melalui darat dan udara. ”Milisi Houthi juga didukung mantan anggota pasukan keamanan Yaman yang loyal kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya.
Perebutan Kota Taiz terjadi di tengah memanasnya protes terhadap Houthi dan pendukung Ali Abdullah Saleh, mantanpresiden Yaman yang pro-Houthi. Situasi politik di Yaman bergejolak setelah Saleh digulingkan pada 2012. Houthi, yang disokong Iran, bersaing dengan kelompok Sunni dalam memperluas kekuasaan di Yaman. Terpisah, senjata anti-pesawat ditembakkan setelah pesawat yang tak dikenal terbang di atas kediaman Hadi di Aden.
Menurut saksi mata, pesawat itu lolos dan menghilang. Dalam empat hari terakhir dua pesawat tak dikenal juga terbang di atas kediaman Hadi. Satu di antara kedua pesawat itu menjatuhkan bom. Beruntung, tidak ada yang terluka. Pada Sabtu (21/3) Hadi hadir di layar kaca untuk pertama kalinya sejak kabur dari Sanaa karenaditurunkanpaksaHouthi. ”Kudeta ini berlawanan dengan legitimasi konstitusi. Kami akan mengibarkan bendera Yaman di Gunung Maran,” ujar Hadi.
Gunung Maran merupakan basis pertahanan Houthi. Hadi kembali menuduh Iran sebagai pendukung utama Houthi. Pasalnya, Houthi menguasai 30% penduduk Yaman dan menjadi pengikut Syiah sekte Zaydi. Tuduhan serupa juga sering dilontarkan para pakar. Namun, tuduhan itu dibantah Houthi. Houthi, yang mengambil alih Sanaa pada September tahun lalu, sekarang sudah menguasai sembilan dari 21 provinsi di Yaman.
Selain Houthi, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) turut menginjakkan kaki di Yaman menyusul Al-Qaeda yang sudah menguasai Semenanjung Arab. Houthi dan ISIS juga tidak akur. Pada Jumat (20/3) lalu dua masjid Syiah dibom hingga menewaskan 137 orang. ISIS mengklaim bertanggung jawab dalam insiden itu. Di New York, AS, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akan menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) untuk membahas konflik di Yaman. Sebelumnya Hadi menuduh Iran mendukung milisi Houthi, terutama saat mengudeta dirinya.
Dia juga mengajukan banding kepada PBB untuk segera melakukan intervensi darurat. Iran kemarin menyerukan dialog dan meminta Mansour Hadi untuk mundur agar menghindarkan Yaman dari pertumpahan darah. ”Hadi akan mengundurkan diri agar tidak mengulangi kesalahan dan memainkan peranan konstruktif untuk mencegah Yaman pecah,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian kepada kantor berita Iran, IRNA .
Sikap Iran itu berbeda dengan mayoritas pemimpin negara Arab yang menganggap Mansour Hadi adalah pemimpin yang memiliki legitimasi. Beberapa negara Timur Tengah yang penduduknya mayoritas Sunni telah merapatkan barisanuntukmendukungHadi. Salah satunya Arab Saudi. Mereka memindahkan Kedubes menuju Aden dari Sanaa untuk mendukungnya melawan kelompok pemberontak Syiah.
”Ketika Yaman jatuh ke terowongan hitam, itu akan menjadi ancaman serius bukan hanya bagi Yaman, tetapi stabilitas di kawasan (Timur Tengah),” ujar Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Pangeran Mohammedbin Nawaf, dikutip Reuters . Adapun, AS menarik pasukan keamanan dan memindahkan seluruh stafnya.
”Seiring dengan memburuknya keamanan di Yaman, pemerintah AS untuk sementara merelokasi staf kedubes di Yaman,” tutur jubir Kementerian Luar Negeri AS Jeff Rathke. Namun, AS akan tetap mengikuti perkembangan secara aktif dan siap membantu mengantisipasi berbagai ancaman teror.
Muh shamil
Di Taiz, Houthi bentrok dengan pasukan yang masih loyal terhadap Presiden Mansur Hadi. Namun, otoritas gagal menghadang. Houthi bahkan bergerak maju ke wilayah selatan menuju Kota Aden. Anggota Houthi yang menumpangi sepuluh kendaraan lapis baja sudah menyeberangi wilayah al-Dhalie dan Aden.
Aktivis politik Yaman Ahmed al-Wafi mengatakan, Houthi sudah mengambil alih landasan terbang angkatan udara di Taiz pada Sabtu (21/3) waktu setempat. ”Mereka (milisi Houthi) mengerahkan sebagian pasukan untuk membangun pos pemeriksaan di sejumlah jalan, terutama gerbang masuk kota,” katanya kepada Al Jazeera.
Taiz merupakan kota terbesar ketiga di Yaman setelah Aden dan Sanaa. Sumber keamanan Yaman mengungkapkan kepada AFP , sekitar 300 orang termasuk milisi Houthi yang mengenakan seragam militer telah tiba di Bandara Taiz baik melalui darat dan udara. ”Milisi Houthi juga didukung mantan anggota pasukan keamanan Yaman yang loyal kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya.
Perebutan Kota Taiz terjadi di tengah memanasnya protes terhadap Houthi dan pendukung Ali Abdullah Saleh, mantanpresiden Yaman yang pro-Houthi. Situasi politik di Yaman bergejolak setelah Saleh digulingkan pada 2012. Houthi, yang disokong Iran, bersaing dengan kelompok Sunni dalam memperluas kekuasaan di Yaman. Terpisah, senjata anti-pesawat ditembakkan setelah pesawat yang tak dikenal terbang di atas kediaman Hadi di Aden.
Menurut saksi mata, pesawat itu lolos dan menghilang. Dalam empat hari terakhir dua pesawat tak dikenal juga terbang di atas kediaman Hadi. Satu di antara kedua pesawat itu menjatuhkan bom. Beruntung, tidak ada yang terluka. Pada Sabtu (21/3) Hadi hadir di layar kaca untuk pertama kalinya sejak kabur dari Sanaa karenaditurunkanpaksaHouthi. ”Kudeta ini berlawanan dengan legitimasi konstitusi. Kami akan mengibarkan bendera Yaman di Gunung Maran,” ujar Hadi.
Gunung Maran merupakan basis pertahanan Houthi. Hadi kembali menuduh Iran sebagai pendukung utama Houthi. Pasalnya, Houthi menguasai 30% penduduk Yaman dan menjadi pengikut Syiah sekte Zaydi. Tuduhan serupa juga sering dilontarkan para pakar. Namun, tuduhan itu dibantah Houthi. Houthi, yang mengambil alih Sanaa pada September tahun lalu, sekarang sudah menguasai sembilan dari 21 provinsi di Yaman.
Selain Houthi, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) turut menginjakkan kaki di Yaman menyusul Al-Qaeda yang sudah menguasai Semenanjung Arab. Houthi dan ISIS juga tidak akur. Pada Jumat (20/3) lalu dua masjid Syiah dibom hingga menewaskan 137 orang. ISIS mengklaim bertanggung jawab dalam insiden itu. Di New York, AS, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akan menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) untuk membahas konflik di Yaman. Sebelumnya Hadi menuduh Iran mendukung milisi Houthi, terutama saat mengudeta dirinya.
Dia juga mengajukan banding kepada PBB untuk segera melakukan intervensi darurat. Iran kemarin menyerukan dialog dan meminta Mansour Hadi untuk mundur agar menghindarkan Yaman dari pertumpahan darah. ”Hadi akan mengundurkan diri agar tidak mengulangi kesalahan dan memainkan peranan konstruktif untuk mencegah Yaman pecah,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian kepada kantor berita Iran, IRNA .
Sikap Iran itu berbeda dengan mayoritas pemimpin negara Arab yang menganggap Mansour Hadi adalah pemimpin yang memiliki legitimasi. Beberapa negara Timur Tengah yang penduduknya mayoritas Sunni telah merapatkan barisanuntukmendukungHadi. Salah satunya Arab Saudi. Mereka memindahkan Kedubes menuju Aden dari Sanaa untuk mendukungnya melawan kelompok pemberontak Syiah.
”Ketika Yaman jatuh ke terowongan hitam, itu akan menjadi ancaman serius bukan hanya bagi Yaman, tetapi stabilitas di kawasan (Timur Tengah),” ujar Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Pangeran Mohammedbin Nawaf, dikutip Reuters . Adapun, AS menarik pasukan keamanan dan memindahkan seluruh stafnya.
”Seiring dengan memburuknya keamanan di Yaman, pemerintah AS untuk sementara merelokasi staf kedubes di Yaman,” tutur jubir Kementerian Luar Negeri AS Jeff Rathke. Namun, AS akan tetap mengikuti perkembangan secara aktif dan siap membantu mengantisipasi berbagai ancaman teror.
Muh shamil
(ars)