Mengintip Simulasi Sidang PBB di London

Sabtu, 21 Maret 2015 - 10:28 WIB
Mengintip Simulasi Sidang PBB di London
Mengintip Simulasi Sidang PBB di London
A A A
ENAM mahasiswa berprestasi dari Universitas Diponegoro (Undip), Februari lalu mewakili Indonesia di ajang Model United Nationsdi London.

Mereka yang beruntung menjadi delegasi utusan Indonesia adalah Claudia Mary dari fakultas kedokteran, Aldani Putri dari fakultas psikologi, Mohammad Rodiansyah dan Ivan Hartono dari fakultas teknik, Ilham Buana dari fakultas ekonomi dan bisnis, serta Estu Sarwodari fakultas ISIP.

Keenam mahasiswa tersebut terpilih setelah mengikuti rangkaian seleksi ketat yang meliputi TOEFL, essay, focus group discussion(FGD), simulasi dan wawancara. “Kami mendapat kehormatan untuk mewakili negara sendiri,” sebut Estu Sarwo, mahasiswi hubungan internasional Undip yang menjadi head of delegates.

Lebih lanjut Estu memaparkan bahwa lomba simulasi sidang PBB tersebut adalah sarana mengetahui mekanisme pembahasan isu-isu global dan membuat resolusi. Lomba yang diikuti oleh ribuan mahasiswa dari seluruh dunia itu dirancang persis seperti sidang PBB yang sebenarnya.

“Ini merupakan tahun ke-6 Undip mengirimkan perwakilan ke London International Model United Nations(LIMUN). Dan kami berharap bisa terus berpartisipasi dalam ajang ini,” katanya. Delegasi Undip yang diberangkatkan ke London dalam rangka simulasi sidang PBB membawa laporan perlombaan.

Sebanyak 1.700 mahasiswa dari seluruh penjuru dunia terlibat dalam ajang ini. Peserta yang mayoritas berasal dari Eropa itu berbaur dengan peserta dari benua lain. Mereka terbagi dalam 29 komite yang berlokasi di Imperial College London.

London International Model United Nations (LIMUN) bertujuan meningkatkan pengetahuan para mahasiswa terhadap isu-isu global dan membuat resolusi terbaik untuk kepentingan semua negara. Kegiatan ini mengajak para mahasiswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi tantangan global.

Berkaitan dengan upaya tersebut, dibentuklah beberapa tingkatan komite yakni beginner, intermediate, dan advance, sesuai dengan tingkat kesulitan topik yang dibahas dan level debat yang diharapkan. Pada komite ECOFIN (Economic and Finance), perwakilan dari fakultas ekonomi dan bisnis, Ilham Buana, mengusulkan forum untuk fokus pada pembenahan finansial dunia dengan mengurangi biaya transaksi antarnegara.

Itu karena Indonesia percaya bahwa hal ini yang dapat mengurangi risiko terjadinya krisis finansial dunia di kemudian hari. Sementara perdebatan sengit terjadi di SOCHUM (Social Humanitarian) yang diwakili oleh Ignatius Ivan, yang membahas tentang perlindungan prostitusi anak di Indonesia, setelah melalui debat panjang dan proses voting yang cukup menegangkan.

Pada hari ketiga komite ini berhasil meloloskan sebuah resolusi mengenai perlindungan prostitusi anak. Komite yang membahas pelucutan senjata, DISEC (Disarmament and International Security), yang diwakili Estu Sarwo, bekerja sama dalam aliansi masing-masing untuk memecahkan permasalahan terkait perluasan dan efektivitas implementasi konvensi persenjataan.

Lain halnya dengan komite UNODC (United Nations on Drugs and Crime), yang diwakili mahasiswi dari fakultas kedokteran, Claudia Mary membahas opiate tradedan menuntut Indonesia berperan aktif karena sesuai dengan kebijakan negara mengedepankan pemberantasan narkotika.

Topik yang dibahas dalam UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) oleh M Rodiansyah adalah melawan homophobia dan menuju kesetaraan. Sidang yang dihadiri 70 orang delegasi dari berbagai negara itu mengutarakan bahwa kasus ini bukan semata-mata hanya tentang LGBT melainkan diskriminasi secara arti luas yang harus ditindaklanjuti.

Sementara, dari UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees) Indonesia yang diwakili Aldani Putri, membahas tentang revitalisasi UNRWA pascakrisis yang melanda Syria, di mana dibutuhkan banyak perbaikan di level edukasi, perlindungan staf, jaminan kesehatan, dan identifikasi pengungsi yang teregistrasi untuk menyokong stabilitas organisasi tersebut.

“Indonesia berpartisipasi aktif,” kata Johana Licorn, chairpersonasal Prancis untuk UNRWA di LIMUN. “Yang diperlukan hanyalah negosiasi yang baik dalam sesi tidak termoderasi agar mendapat banyak aliansi dari negara lain yang juga memiliki solidaritas tinggi kepada Palestina,” imbuhnya.

Disambut Hangat Dubes RI

Pertemuan sebelum perlombaan London International Model United Nationsdi Imperial College diwarnai kehangatan saat sosok ramah Teuku Mohammad Hamzah Thayeb, Duta Besar Republik Indonesia, untuk menyambut kedatangan mahasiswa Indonesia yang akan mengikuti perlombaan. “Tidak semua orang mendapatkan kesempatan mewakili negara sendiri,” paparnya.

“Kalian harus melakukan yang terbaik,” kata Teuku Mohammad sebelum lomba, khususnya untuk delegasi Undip yang mewakili Indonesia dalam simulasi sidang tersebut. Dalam pertemuan berdurasi tiga jam di KBRI London tersebut, beliau menyempatkan diri untuk bercerita seputar posisi kedaulatan Indonesia di mata dunia, termasuk ketegasan Indonesia untuk mengeksekusi mati pengedar narkoba yang menjadi isu hangat dunia saat ini.

Sosok yang pernah dinobatkan menjadi Diplomat of the Year 2013tersebut bahkan menyempatkan diri untuk datang ke pembukaan London International MUN, dan menghadiri satu sesi komite untuk menyaksikan mahasiswa Indonesia bertanding. “Saya senang bisa memberikan support,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut mahasiswa juga menerangkan kondisi persiapan sebelum lomba, proses seleksi sehingga terpilih, kegiatan dan pendanaan yang dilakukan sehingga bisa berangkat, serta dukungan yang didapat dari berbagai pihak.

“Delegasi kami melakukan fund rising dan mendapat sponsorship untuk bisa ke London, dukungan dari universitas juga sangat membantu,” tutur Estu Sarwo, menjawab pertanyaan yang diajukan dubes seputar upaya keberangkatan para mahasiswa tiap tahunnya.

Tim Limun UNDIP
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5459 seconds (0.1#10.140)