Kemacetan Lalu Lintas Kian Parah
A
A
A
JAKARTA - Proyek pembangunan jalan layang khusus Transjakarta (busway) koridor XIII (Ciledug-Kapten Tendean) memperparah kemacetan di sekitarnya.
Kendaraan roda empat yang melintas di kawasan tersebut hanya dapat melintas dengan kecepatan 10-20 km/jam. Sebelum ada pembangunan, kendaraan roda empat dapat melaju dengan kecepatan hingga 60 km/jam.
Berdasarkan pantauan, Jalan Ciledug Raya, Pesanggrahan menuju Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mengalami kemacetan parah, khususnya saat jam-jam sibuk, begitu juga arah sebaliknya. Dari arah Pasar Mayestik, Kebayoran Baru menuju Ciledug juga mengalami hal serupa.
Kemacetan terjadi lantaran penyempitan lajur, yang mana di badan jalan terdapat pagar berukuran sekitar 25 meter untuk pembangunan tiang pancang. Dibawah flyover Kebayoran Lama terpasang pagar berukuran sekitar 100 meter.
Beberapa alat berat seperti backhoe dan crain terlihat sedang digunakan para pekerja untuk membuat fondasi tiang pancang. “Sebelum ada pembangunan saja, jalan sudah macet. Apalagi ada pembangunan,” kata Rizky Hermanto, 35, pengguna jalan di depan Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan, kemarin.
Pria asal Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan itu menyesalkan pembangunan jalan layang tidak dibarengi dengan sosialisasi yang maksimal. Misalnya dari jarak 1 km, tidak ada pemberitahuan bahwa ada proyek pembangunan jalan layang.
Dia berharap pemerintah menyiapkan jalur alternatif agar kendaraan tidak melintas di jalur tersebut. “Saya pertama kali melintas kaget kenapa kok macet. Eh, ternyata ada pembangunan jalan layang,” kata pria yang sehari-hari bekerja di kawasan Senayan, Jakarta Selatan ini.
Andi, pengguna jalan lainnya, juga mengeluhkan kemacetan yang terjadi. “Biasanya hanya 30 menit dari Blok M ke Kapten Tendean. Sekarang bisa satu jam lebih,” katanya. Dia berharap polisi bisa memberikan petunjuk jalur alternatif.
Proyek pembangunan jalan layang busway koridor XIII (Ciledug-Kapten Tendean) sepanjang 9,3 km dimulai Selasa (10/3). Proyek senilai Rp2,5 triliun tersebut ditargetkan rampung pada 2016. Pembangunan jalan layang terbagi dalam delapan paket.
Paket Tendean (1 km) dikerjakan PT Adhi Karya; paket Santa (1,25 km) oleh PT Yasa Patrisia Perkasa; paket Trunojoyo (1,37 km) itu PT Jaya Konstruksi; dan paket Taman Puring (1,2 km) dikerjakan PT Hutama Karya.
Selanjutnya paket Kebayoran Lama (1,3 km) oleh PT Pembangunan Perumahan; paket Kostrad (1,4 km) dikerjakan PT Istaka Karya CO bersama dengan PT Agra Budi; paket Ciledug (1,5 km) dikerjakan PT Waskita Karya, dan paket Seskoal (1,5 km) dilakukan PT Wijaya Karya.
Jalan layang tersebut akan memiliki lebar 9 meter yang terbagi dua arah dengan ketinggian bervariasi antara 18-23 meter sesuai dengan letak dan tata ruang jalan di bawahnya. Di jalan layang tersebut juga akan dibangun 12 halte busway.
Kepala Bidang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Massdes Arouffy meminta pengendara bersabar dan mencari jalur alternatif agar tidak terjebak kemacetan, misalnya di kawasan Mayestik, Cipulir, dan sekitarnya.
Menurut Massdes, untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas hanya akan dilakukan penambahan lajur di bahu kiri kanan jalan. “Untuk rekayasa lalu lintas dengan menutup dan mengalihkannya tidak memungkinkan,” terangnya.
Kasubdit Pendidikan dan Rekayasa (Dikyasa) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Warsinem memastikan tidak ada penutupan arus lalu lintas selama pembangunan berlangsung. Menurutnya, saat ini proyek pembangunan jalan layang busway sudah memasuki tahap pemasangan bored pile. Adanya pekerjaan ini secara otomatis menimbulkan kemacetan karena ruas jalan menyempit. “Memang kita tidak bisa menghindari timbulnya kemacetan,” katanya.
Saat ini untuk menghindari kemacetan memang jalan di sekitar pembangunan diperluas dengan menambah jalur agar bisa mengakomodasi volume kendaraan. “Untuk jalur hijau di tengah jalan dekat Mabes Polri sudah dibongkar untuk pelebaran jalan agar tidak terlalu macet,” tuturnya.
Polda Metro Jaya juga menempatkan personel untuk mengatur arus lalu lintas terutama pada jam rawan macet, yakni berangkat dan pulang kerja. Di bagian lain, Polda Metro Jaya juga melakukan kanalisasi bagi pengguna sepeda motor. “Untuk menertibkan arus lalu lintas karena banyak motor yang masuk busway, kita lakukan kanalisasi motor,” tuturnya.
Kanalisasi tersebut dimulai dari depan Gedung Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. “Kita masih sosialisasi, tadi masih di depan Polda saja. Nanti mulai dari Kuningan sampai depan Polda,” terangnya. Kanalisasi akan diterapkan mulai dari Kuningan sampai Polda Metro Jaya, mulai pukul 06.00-10.00 WIB.
Bima setiyadi/ Helmi syarif
Kendaraan roda empat yang melintas di kawasan tersebut hanya dapat melintas dengan kecepatan 10-20 km/jam. Sebelum ada pembangunan, kendaraan roda empat dapat melaju dengan kecepatan hingga 60 km/jam.
Berdasarkan pantauan, Jalan Ciledug Raya, Pesanggrahan menuju Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mengalami kemacetan parah, khususnya saat jam-jam sibuk, begitu juga arah sebaliknya. Dari arah Pasar Mayestik, Kebayoran Baru menuju Ciledug juga mengalami hal serupa.
Kemacetan terjadi lantaran penyempitan lajur, yang mana di badan jalan terdapat pagar berukuran sekitar 25 meter untuk pembangunan tiang pancang. Dibawah flyover Kebayoran Lama terpasang pagar berukuran sekitar 100 meter.
Beberapa alat berat seperti backhoe dan crain terlihat sedang digunakan para pekerja untuk membuat fondasi tiang pancang. “Sebelum ada pembangunan saja, jalan sudah macet. Apalagi ada pembangunan,” kata Rizky Hermanto, 35, pengguna jalan di depan Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan, kemarin.
Pria asal Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan itu menyesalkan pembangunan jalan layang tidak dibarengi dengan sosialisasi yang maksimal. Misalnya dari jarak 1 km, tidak ada pemberitahuan bahwa ada proyek pembangunan jalan layang.
Dia berharap pemerintah menyiapkan jalur alternatif agar kendaraan tidak melintas di jalur tersebut. “Saya pertama kali melintas kaget kenapa kok macet. Eh, ternyata ada pembangunan jalan layang,” kata pria yang sehari-hari bekerja di kawasan Senayan, Jakarta Selatan ini.
Andi, pengguna jalan lainnya, juga mengeluhkan kemacetan yang terjadi. “Biasanya hanya 30 menit dari Blok M ke Kapten Tendean. Sekarang bisa satu jam lebih,” katanya. Dia berharap polisi bisa memberikan petunjuk jalur alternatif.
Proyek pembangunan jalan layang busway koridor XIII (Ciledug-Kapten Tendean) sepanjang 9,3 km dimulai Selasa (10/3). Proyek senilai Rp2,5 triliun tersebut ditargetkan rampung pada 2016. Pembangunan jalan layang terbagi dalam delapan paket.
Paket Tendean (1 km) dikerjakan PT Adhi Karya; paket Santa (1,25 km) oleh PT Yasa Patrisia Perkasa; paket Trunojoyo (1,37 km) itu PT Jaya Konstruksi; dan paket Taman Puring (1,2 km) dikerjakan PT Hutama Karya.
Selanjutnya paket Kebayoran Lama (1,3 km) oleh PT Pembangunan Perumahan; paket Kostrad (1,4 km) dikerjakan PT Istaka Karya CO bersama dengan PT Agra Budi; paket Ciledug (1,5 km) dikerjakan PT Waskita Karya, dan paket Seskoal (1,5 km) dilakukan PT Wijaya Karya.
Jalan layang tersebut akan memiliki lebar 9 meter yang terbagi dua arah dengan ketinggian bervariasi antara 18-23 meter sesuai dengan letak dan tata ruang jalan di bawahnya. Di jalan layang tersebut juga akan dibangun 12 halte busway.
Kepala Bidang Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Massdes Arouffy meminta pengendara bersabar dan mencari jalur alternatif agar tidak terjebak kemacetan, misalnya di kawasan Mayestik, Cipulir, dan sekitarnya.
Menurut Massdes, untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas hanya akan dilakukan penambahan lajur di bahu kiri kanan jalan. “Untuk rekayasa lalu lintas dengan menutup dan mengalihkannya tidak memungkinkan,” terangnya.
Kasubdit Pendidikan dan Rekayasa (Dikyasa) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Warsinem memastikan tidak ada penutupan arus lalu lintas selama pembangunan berlangsung. Menurutnya, saat ini proyek pembangunan jalan layang busway sudah memasuki tahap pemasangan bored pile. Adanya pekerjaan ini secara otomatis menimbulkan kemacetan karena ruas jalan menyempit. “Memang kita tidak bisa menghindari timbulnya kemacetan,” katanya.
Saat ini untuk menghindari kemacetan memang jalan di sekitar pembangunan diperluas dengan menambah jalur agar bisa mengakomodasi volume kendaraan. “Untuk jalur hijau di tengah jalan dekat Mabes Polri sudah dibongkar untuk pelebaran jalan agar tidak terlalu macet,” tuturnya.
Polda Metro Jaya juga menempatkan personel untuk mengatur arus lalu lintas terutama pada jam rawan macet, yakni berangkat dan pulang kerja. Di bagian lain, Polda Metro Jaya juga melakukan kanalisasi bagi pengguna sepeda motor. “Untuk menertibkan arus lalu lintas karena banyak motor yang masuk busway, kita lakukan kanalisasi motor,” tuturnya.
Kanalisasi tersebut dimulai dari depan Gedung Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. “Kita masih sosialisasi, tadi masih di depan Polda saja. Nanti mulai dari Kuningan sampai depan Polda,” terangnya. Kanalisasi akan diterapkan mulai dari Kuningan sampai Polda Metro Jaya, mulai pukul 06.00-10.00 WIB.
Bima setiyadi/ Helmi syarif
(ftr)