Militer China Gertak Myanmar

Senin, 16 Maret 2015 - 12:46 WIB
Militer China Gertak...
Militer China Gertak Myanmar
A A A
BEIJING - Militer China akan mengambil langkah tegas jika militer Myanmar kembali melancarkan serangan di daerah perbatasan China seperti yang mereka lakukan pada akhir pekan lalu.

Angkatan Udara China bahkan telah mengirimkan jet untuk berpatroli di wilayah perbatasan dan meningkatkan perlindungan wilayah udaranya. Dalam serangan yang terjadi pada Jumat (13/3) lalu, sebuah rumah di Provinsi Yunnan dilaporkan terkena serangan bom yang berasal dari perbatasan Myanmar. Bom ini diduga dari jet tempur milik militer Myanmar yang tengah memerangi kelompok pemberontak.

Akibat insiden ini, lima warga sipil tewas dan delapan lainnya lukaluka. Melihat kondisi yang semakin memanas, Pemerintah China mendesak Myanmar untuk mendinginkan suasana di perbatasan. Sejak bulan lalu Myanmar diketahui tengah memerangi para pemberontak di wilayah perbatasan dengan China yang mengakibatkan ketegangan dengan pasukan China lantaran serangan yang dilakukan Myanmar kerap melenceng.

China menginginkan Myanmar bertanggung jawab terhadap serangan bom pada akhir pekan lalu. Kendati Myanmar menampik sebagai dalang di balik pemboman tersebut, China tetap meminta pertanggungjawaban Myanmar. Pasalnya, serangan ini terjadi karena adanya konflik antara pemberontak dan militer Myanmar.

China berharap, Myanmar dapat lebih serius menangani kasus ini. “Myanmar harus serius menangani insiden ini, menghukum mereka yang menyebabkan masalah, meminta maaf dan membayar kompensasi kepada keluarga korban serta menjelaskan semuanya kepada China,” kata Wakil Kepala Komisi Militer Pusat China Fan Changlong, dikutip Reuters.

Selain serius menangani insiden ini, China juga meminta Myanmar untuk mengendalikan angkatan bersenjatanya agar tidak ada lagi korban yang jatuh dari pihak China. Hal ini dilakukan karena China ingin menjaga stabilitas perbatasan dan melindungi hak-hak warga negaranya. “Jika Myanmar terus mengancam, militer China akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi kehidupan, properti dan keamanan masyarakat China,” tegas Changlong.

Kisruh antara pemberontak dan militer Myanmar sudah dimulai sejak berbulan-bulan silam. Puluhan ribu warga Myanmar etnis Tionghoa diketahui melarikan diri ke wilayah Kokang timur laut Myanmar yang berbatasan langsung dengan China. Myanmar menuding tentara bayaran China membantu pemberontak melakukan serangan.

Myanmar juga mengatakan, China bekerja sama dengan pemberontak untuk melakukan serangan ke wilayahnya. Tapi, Beijing membantah tuduhan tersebut dan menegaskan pihaknya tidak pernah meluncurkan serangan. China menegaskan pemberontak Myanmar yang disebut Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) melakukan serangan secara mandiri.

Namun, Myanmar tidak percaya sebab MNDAA yang dipimpin komandan etnis China Peng Jiasheng ini dibentuk dari sisasisa Partai Komunis Burma. Partai ini merupakan pasukan gerilya China yang memerangi Pemerintah Myanmar dengan puncak serangannya pada 1989.

Kelompok ini melakukan gencatan senjata dengan Pemerintah China sampai 2009. Ketika pasukan Pemerintah Myanmar mengambil alih wilayah mereka pada bulan lalu, puluhan ribu etnis Tiongkok pun mengungsi ke Provinsi Yunnan, China, yang berjarak sekitar 2.000 km dari Myanmar.

China menduga, pasukan pemberontak mengumpulkan kekuatan dan menyusun serangan selama menjadi pengungsi di Yunnan. Myanmar juga mensinyalir adanya campur tangan China dalam pemberontakan kali ini. Kendati China diduga terkait dengan konflik perbatasan, Myanmar menampik pihaknya ingin melakukan serangan kepada Beijing.

“Ada kemungkinan pihak-pihak yang sengaja membuat kesalahpahaman antara China dan kami,” bunyi pernyataan Pemerintah Myanmar.

Rini agustina
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0873 seconds (0.1#10.140)