Sumbar Gempa 6,0 SR, Pasien Berhamburan
A
A
A
PADANG - Gempa dengan kekuatan 6,0 Skala Richter (SR) mengguncang Sumatera Barat, sore kemarin pukul 17.37 WIB.
Cukup besarnya gempamembuat guncangan terasa hingga Kota Padang. Puluhan pasien di RS M Djamil Padang pun terlihat panik. Puluhan pasien berhamburan keluar dan terlihat panik. Mereka berlari keluar ruangan dan membawa sejumlah barang berharga karena takut terjadinya gempa susulan yang lebih kencang. Bahkan, sejumlah tempat pembelian obat dan apotek di kawasan rumah sakit ini langsung tutup dan tidak melayani pasien karena takut.
Akibat gempa tersebut, sebagian besar pasien memilih dirawat di luar ruangan untuk sementara waktu. Rosna dan Nazarudin, keluarga pasien, mengaku trauma dengan kejadian gempa beberapa tahun yang lalu. Gempa kemarin berlokasi di 0.84 lintang selatan-98.52 bujur timur, dengan kedalaman 26 km. Gempa di 179 km barat daya Pariaman itu tidak berpotensi tsunami. Di Pariaman dilaporkan tidak ada kerusakan dan korban jiwa.
Lokasi gempa tepatnya di sekitar Kepulauan Mentawai, dekat Pulau Siberut. Setelah gempa, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman Azrizal mengimbau masyarakat setempat tetap waspada jika terjadi gempa susulan melanda kota itu. BPBD mengimbau warga keluar rumah guna menghindari tertimpa reruntuhan bangunan. Pen, salah seorang warga Pariaman, menyatakan getaran gempa dirasa warga sangat kuat.
“Warga saat terjadi gempa ada keluar rumah,” katanya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa terasa hampir di seluruh kabupaten/ kota di Sumatera Barat. Staf Analisis BMKG Padangpanjang Widya meminta masyarakat tetap waspada jika terjadi gempa.
“Segera keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” katanya. Badrul, pakar gempa, mengatakan bahwa saat purnama cukup sering terjadi gempa besar mengingat posisi bulan, bumi, dan matahari sejajar sehingga gaya gravitasi yang dihasilkan kuat.
“Ini memengaruhi gesekan lempeng yang bertumbukan untuk melepaskan energi,” katanya. Pada segmen Siberut, Sipora, dan Pagai di Kabupaten Kepulauan Mentawai, terdapat tumbukan lempeng yang memicu gempa di atas 8 SR dengan periode setiap 200 tahun sekali.
Sindonews/ant
Cukup besarnya gempamembuat guncangan terasa hingga Kota Padang. Puluhan pasien di RS M Djamil Padang pun terlihat panik. Puluhan pasien berhamburan keluar dan terlihat panik. Mereka berlari keluar ruangan dan membawa sejumlah barang berharga karena takut terjadinya gempa susulan yang lebih kencang. Bahkan, sejumlah tempat pembelian obat dan apotek di kawasan rumah sakit ini langsung tutup dan tidak melayani pasien karena takut.
Akibat gempa tersebut, sebagian besar pasien memilih dirawat di luar ruangan untuk sementara waktu. Rosna dan Nazarudin, keluarga pasien, mengaku trauma dengan kejadian gempa beberapa tahun yang lalu. Gempa kemarin berlokasi di 0.84 lintang selatan-98.52 bujur timur, dengan kedalaman 26 km. Gempa di 179 km barat daya Pariaman itu tidak berpotensi tsunami. Di Pariaman dilaporkan tidak ada kerusakan dan korban jiwa.
Lokasi gempa tepatnya di sekitar Kepulauan Mentawai, dekat Pulau Siberut. Setelah gempa, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman Azrizal mengimbau masyarakat setempat tetap waspada jika terjadi gempa susulan melanda kota itu. BPBD mengimbau warga keluar rumah guna menghindari tertimpa reruntuhan bangunan. Pen, salah seorang warga Pariaman, menyatakan getaran gempa dirasa warga sangat kuat.
“Warga saat terjadi gempa ada keluar rumah,” katanya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa terasa hampir di seluruh kabupaten/ kota di Sumatera Barat. Staf Analisis BMKG Padangpanjang Widya meminta masyarakat tetap waspada jika terjadi gempa.
“Segera keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” katanya. Badrul, pakar gempa, mengatakan bahwa saat purnama cukup sering terjadi gempa besar mengingat posisi bulan, bumi, dan matahari sejajar sehingga gaya gravitasi yang dihasilkan kuat.
“Ini memengaruhi gesekan lempeng yang bertumbukan untuk melepaskan energi,” katanya. Pada segmen Siberut, Sipora, dan Pagai di Kabupaten Kepulauan Mentawai, terdapat tumbukan lempeng yang memicu gempa di atas 8 SR dengan periode setiap 200 tahun sekali.
Sindonews/ant
(ars)