Kecewa Paparan, Gubernur Usir Kepala Bandara
A
A
A
BENGKULU - Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah marah besar atas pernyataan Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu Indar Mustopo bahwa perluasan landasan pacu (runway ) Bandara Bengkulu tidak bisa dikembangkan lagi.
Bahkan, dengan penuh emosi Junaidi mengusir Indar jika dirinya tidak sanggup melakukan pengembangan Bandara Fatmawati, seperti yang diharapkan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Pada awalnya, Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu Indar Mustopo diminta menjelaskan masterplan rancangan pengembangan bandara di hadapan gubernur dan sejumlah anggota Komisi V DPR yang tengah melakukan kunjungan ke lapangan.
“Untuk perpanjangan landasan pacu sepanjang 500 meter sudah tidak mungkin dilakukan lagi,” kata Indar di hadapan Komisi V DPR di Bandara Fatmawati Bengkulu, Sabtu (28/2). Mendengar keterangan Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu itu, Junaidi langsung bertanya dengan nada keras. “Berarti bandara ini akan mentok sebatas ini saja? Dan tidak bisa dikembangkan lagi?” tanyanya.
Menanggapi pertanyaan orang nomor wahid di Bengkulu tersebut, Indar Mustopo terlihat kebingungan menjawab. Indar kembali mengatakan bahwa lahan Bandara Fatmawati saat ini sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan perpanjangan landasan pacunya. “Pengembangannya mungkin di sektor terminalnya saja, Pak Gubernur,” terangnya. Namun bukannya tenang setelah mendengar penjelasan Indar, Junaidi malah kian emosi.
Dengan berang, dia bahkan mengusir Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu itu beserta jajarannya. Gubernur menilai penjelasan Indar menggambarkan sama saja semua pejabat di lingkungan Bandara Fatmawati tidak mendukung kemajuan Bengkulu.
“Jika memang demikian, sebaiknya kalian ‘angkat kaki’ dari Bengkulu,” kata Junaidi dengan nada tinggi. Junaidi menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu sudah menyiapkan lahan pengganti baru untuk pembangunan bandara baru di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Harusnya hal ini bisa dimaksimalkan.
“ Lahan kita ini luas, anggaran pembebasannya ada. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Seluma sudah menyiapkan lahan baru 1.000 hektare, kok bisa-bisanya mereka mengatakan bahwa bandara kita tidak bisa dikembangkan lagi,” tandas Junaidi.
Hakim/sindonews
Bahkan, dengan penuh emosi Junaidi mengusir Indar jika dirinya tidak sanggup melakukan pengembangan Bandara Fatmawati, seperti yang diharapkan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Pada awalnya, Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu Indar Mustopo diminta menjelaskan masterplan rancangan pengembangan bandara di hadapan gubernur dan sejumlah anggota Komisi V DPR yang tengah melakukan kunjungan ke lapangan.
“Untuk perpanjangan landasan pacu sepanjang 500 meter sudah tidak mungkin dilakukan lagi,” kata Indar di hadapan Komisi V DPR di Bandara Fatmawati Bengkulu, Sabtu (28/2). Mendengar keterangan Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu itu, Junaidi langsung bertanya dengan nada keras. “Berarti bandara ini akan mentok sebatas ini saja? Dan tidak bisa dikembangkan lagi?” tanyanya.
Menanggapi pertanyaan orang nomor wahid di Bengkulu tersebut, Indar Mustopo terlihat kebingungan menjawab. Indar kembali mengatakan bahwa lahan Bandara Fatmawati saat ini sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan perpanjangan landasan pacunya. “Pengembangannya mungkin di sektor terminalnya saja, Pak Gubernur,” terangnya. Namun bukannya tenang setelah mendengar penjelasan Indar, Junaidi malah kian emosi.
Dengan berang, dia bahkan mengusir Kepala Bandara Fatmawati Bengkulu itu beserta jajarannya. Gubernur menilai penjelasan Indar menggambarkan sama saja semua pejabat di lingkungan Bandara Fatmawati tidak mendukung kemajuan Bengkulu.
“Jika memang demikian, sebaiknya kalian ‘angkat kaki’ dari Bengkulu,” kata Junaidi dengan nada tinggi. Junaidi menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu sudah menyiapkan lahan pengganti baru untuk pembangunan bandara baru di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Harusnya hal ini bisa dimaksimalkan.
“ Lahan kita ini luas, anggaran pembebasannya ada. Bahkan, Pemerintah Kabupaten Seluma sudah menyiapkan lahan baru 1.000 hektare, kok bisa-bisanya mereka mengatakan bahwa bandara kita tidak bisa dikembangkan lagi,” tandas Junaidi.
Hakim/sindonews
(ars)