Lima Bom Meledak di Kairo
A
A
A
KAIRO - Satu orang tewas dan lima lainnya luka-luka termasuk polisi ketika lima bom meledak di distrik miskin Alwaraq, dekat Imbaba, Kairo, Mesir, kemarin.
Serangan bom diduga dilakukan kelompok militan pendukung mantan Presiden Mohamed Morsi. Korban tewas tengah berada di restoran piza di ibu kota Mesir ketika bom diledakkan di luar toko piza. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Hossam Abdel Ghaffar mengatakan, ledakan bom menyebabkan seorang korban mengalami luka parah di bagian kaki hingga akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.
Beberapa jam kemudian sebuah ledakan kembali terjadi di luar kantor polisi di utara Kairo dan melukai seorang polisi serta dua warga sipil. Tiga bom lain meledak di luar dua kantor perusahaan telekomunikasi Inggris Vodafone dan kantor cabang Etisalat asal Uni Emirat Arab (UAE). Beruntung, dua ledakan terakhir tidak menimbulkan korban jiwa. Usai ledakan, duakantortutupuntuk sementara waktu. Polisi belum bisa menjelaskan mengapa perusahaan telepon seluler dan restoran menjadi sasaran.
“Namun, serangan ini membuat kami lebih waspada terhadap kemungkinan serangan selanjutnya menjelang pemilihan parlemen bulan depan,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hany Abdel Latif kepada AFP. Otoritas setempat menduga pelaku serangan adalah militan pendukung Morsi yang digulingkan dari kursi kepresidenan pada 2013. Militan telah lama memicu peledakan bom dan memakan beberapa korban jiwa, termasuk dua perwira polisi senior yang tewas tahun lalu ketika berusaha menjinakkan bom yang ditanam di luar istana presiden.
Militer Mesir tidak mampu menghalau gelombang serangan khususnya di Semenanjung Sinai, salah satu markas militan Ajnad Misr. Selain di Ajnad Misr, Semenanjung Sinai juga menjadi rumah bagi militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menewaskan pulihan tentara dan polisi. Para militan menjadikan kantor polisi dan markas pasukan keamanan sebagai target serangan.
Militan juga diyakini merencanakan serangan terhadap kedutaan besar negara- negara yang mendukung pengangkatan Presiden Abdel Fattah al-Sisi. Militer Mesir berjanji membasmi militan, namun gagal mensterilkan Semenanjung Sinai, tempat para militan melancarkan pemberontakan. Oktober tahun lalu militan meledakkan bom truk di pos pemeriksaan militer Sinai dan menyerbu pos hingga menewaskan sedikitnya 30 tentara dan berhasil merebut senjata berat.
Pada Januari, serangan dilakukan menggunakan bom mobil dan menggunakan mortir secara simultan dengan target markas keamanan di Semenanjung Sinai. Sebanyak 30 orang tewas dalam serangan ini, sebagian besar adalah tentara. Di tempat terpisah, ledakan bom juga terjadi di Kabul, Afghanistan ketika seorang meledakkan bom bunuh diri dengan menabrakkan diri ke sebuah mobil yang di dalamnya berisi bahan peledak milik utusan NATO di Afghanistan.
Satu tewas dalam ledakan ini, sementara satu lainnya mengalami luka. Media setempat melaporkan lokasi ledakan tepat berada di jantung Kota Kabul yang berdekatan dengan Kedutaan Jerman, Iran, dan Turki, namun tidak ada kerusakan yang terjadi pada tiga kantor tersebut. Perwakilan NATO belum memberikan penjelasan mengenai ledakan bom tersebut, sementara target pemboman juga masih belum jelas.
“Serangan mobil dilakukan pada kendaraan tim keamanan NATO utusan Turki milik Ismail Aramaz,” kata militer Turki dalam sebuah pernyataan. Kelompok ekstremis Taliban mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab, namun menyangkal menargetkan warga sipil dalam serangannya.
Taliban menegaskan, pihaknya hanya menyerang utusan diplomatik. Ini kali kedua kendaraan diplomatik menjadi target sasaran bom oleh pemberontak di ibu kota dalam beberapa bulan terakhir. Pada November 2014 mobil milik Kedutaan Inggris juga diserang pelaku bom bunuh diri. ”
Tujuan serangan hari ini (kemarin) di Kabul adalah konvoi tim keamanan tentara AS. Kami tidak pernah bermaksud membunuh warga negara lain,” ungkap juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
Rini agustina
Serangan bom diduga dilakukan kelompok militan pendukung mantan Presiden Mohamed Morsi. Korban tewas tengah berada di restoran piza di ibu kota Mesir ketika bom diledakkan di luar toko piza. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Hossam Abdel Ghaffar mengatakan, ledakan bom menyebabkan seorang korban mengalami luka parah di bagian kaki hingga akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.
Beberapa jam kemudian sebuah ledakan kembali terjadi di luar kantor polisi di utara Kairo dan melukai seorang polisi serta dua warga sipil. Tiga bom lain meledak di luar dua kantor perusahaan telekomunikasi Inggris Vodafone dan kantor cabang Etisalat asal Uni Emirat Arab (UAE). Beruntung, dua ledakan terakhir tidak menimbulkan korban jiwa. Usai ledakan, duakantortutupuntuk sementara waktu. Polisi belum bisa menjelaskan mengapa perusahaan telepon seluler dan restoran menjadi sasaran.
“Namun, serangan ini membuat kami lebih waspada terhadap kemungkinan serangan selanjutnya menjelang pemilihan parlemen bulan depan,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hany Abdel Latif kepada AFP. Otoritas setempat menduga pelaku serangan adalah militan pendukung Morsi yang digulingkan dari kursi kepresidenan pada 2013. Militan telah lama memicu peledakan bom dan memakan beberapa korban jiwa, termasuk dua perwira polisi senior yang tewas tahun lalu ketika berusaha menjinakkan bom yang ditanam di luar istana presiden.
Militer Mesir tidak mampu menghalau gelombang serangan khususnya di Semenanjung Sinai, salah satu markas militan Ajnad Misr. Selain di Ajnad Misr, Semenanjung Sinai juga menjadi rumah bagi militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menewaskan pulihan tentara dan polisi. Para militan menjadikan kantor polisi dan markas pasukan keamanan sebagai target serangan.
Militan juga diyakini merencanakan serangan terhadap kedutaan besar negara- negara yang mendukung pengangkatan Presiden Abdel Fattah al-Sisi. Militer Mesir berjanji membasmi militan, namun gagal mensterilkan Semenanjung Sinai, tempat para militan melancarkan pemberontakan. Oktober tahun lalu militan meledakkan bom truk di pos pemeriksaan militer Sinai dan menyerbu pos hingga menewaskan sedikitnya 30 tentara dan berhasil merebut senjata berat.
Pada Januari, serangan dilakukan menggunakan bom mobil dan menggunakan mortir secara simultan dengan target markas keamanan di Semenanjung Sinai. Sebanyak 30 orang tewas dalam serangan ini, sebagian besar adalah tentara. Di tempat terpisah, ledakan bom juga terjadi di Kabul, Afghanistan ketika seorang meledakkan bom bunuh diri dengan menabrakkan diri ke sebuah mobil yang di dalamnya berisi bahan peledak milik utusan NATO di Afghanistan.
Satu tewas dalam ledakan ini, sementara satu lainnya mengalami luka. Media setempat melaporkan lokasi ledakan tepat berada di jantung Kota Kabul yang berdekatan dengan Kedutaan Jerman, Iran, dan Turki, namun tidak ada kerusakan yang terjadi pada tiga kantor tersebut. Perwakilan NATO belum memberikan penjelasan mengenai ledakan bom tersebut, sementara target pemboman juga masih belum jelas.
“Serangan mobil dilakukan pada kendaraan tim keamanan NATO utusan Turki milik Ismail Aramaz,” kata militer Turki dalam sebuah pernyataan. Kelompok ekstremis Taliban mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab, namun menyangkal menargetkan warga sipil dalam serangannya.
Taliban menegaskan, pihaknya hanya menyerang utusan diplomatik. Ini kali kedua kendaraan diplomatik menjadi target sasaran bom oleh pemberontak di ibu kota dalam beberapa bulan terakhir. Pada November 2014 mobil milik Kedutaan Inggris juga diserang pelaku bom bunuh diri. ”
Tujuan serangan hari ini (kemarin) di Kabul adalah konvoi tim keamanan tentara AS. Kami tidak pernah bermaksud membunuh warga negara lain,” ungkap juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.
Rini agustina
(ars)