Perahu Karam, 8 Nelayan Hilang
A
A
A
SIDOARJO - Delapan nelayan asal Besuki dan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur hilang ditelan ombak setelah perahu yang mereka gunakan mencari ikan tenggelam di Selat Madura, dekat Situbondo, Senin (23/2) malam.
“Sebanyak sembilan nelayan sudah ditemukan tadi malam (Senin, 23/2) dan tadi pagi (kemarin), sementara delapan orang lainnya masih dalam pencarian,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo Zainul Arifin, kemarin. Dia menjelaskan Kapal Motor (KM) Slerek Harmonis yang ditumpangi 17 nelayan itu berangkat mencari ikan sejak Senin (23/2) sore.
Namun, malam harinya turun hujan deras disertai angin kencang. Alhasil, gelombang laut pun meningkat dan menghantam perahu milik Rohim, 28, itu hingga terbalik dan tenggelam. Para nelayan itu terombangambing di perairan Paiton atau sebelahutaraPembangkitListrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Kabupaten Probolinggo. Dua nelayan diselamatkan nelayan lainnya Senin (23/2) malam, sedangkan tujuh orang lainnya diselamatkan kemarin pagi.
Kesembilan nelayan selamat tersebut adalah Buyan alias Landri, 50, Lin, 45, nakhoda kapal Juhari, 52, Yono, 31, Sunarso, 30, P Son, 60, Sumawi, 23, Ali, 27, dan Hari, 32. Sementara delapan nelayan yang masih dalam pencarian adalah Wasil, 40, Wasid, 75, Muslim, 38, Ridwan, P Raden, 30, Junaidi, 35, Samawi, 23, dan P Tatik. Buyan, salah seorang nelayan selamat, menuturkan bahwa dia bersama teman temannya belum sempat menebar jaring saat dihantam ombak hingga mengakibatkan kapalnya tenggelam.
“Kami saat itu belum sempat tebar jaring, tapi masih memancing,” kata Buyan. Menurutnya, kapal nelayannya tenggelam setelah diterjang gelombang besar dari arah belakang sehingga air memenuhi badan kapal motornya. Meskipun dia bersama teman temannya berusaha menguras air yang memenuhi perahu, karena air laut semakin banyak akhirnya para nelayan menceburkan diri ke laut untuk menyelamatkan diri masing-masing.
“Saya selamat karena memegang pelampung dan akhirnya ditemukan nelayan di laut,” ujarnya. Selain BPBD, pencarian dibantu tim Basarnas Surabaya yang mengerahkan kapal reaksi cepat serta menurunkan 25 anggota pasukannya, tim Polairud Polres Situbondo, dan masyarakat nelayan. “Kami tim SAR mengerahkan dua perahu untuk mencari para korban, ditambah lagi dua perahu nelayan yang ikut melakukan pencarian,” kata Zainul Arifin.
Tim SAR gabungan baru menghentikan sementara pencarian delapan nelayan hilang, kemarin sore. Menurut Zainul, keputusan penghentian itu dilakukan karena dia menilai kondisi sudah tidak memungkinkan lagi dilakukan operasi, terutama karena waktu sudah menjelang malam serta cuaca yang buruk tidak mendukung untuk dilakukan pencarian. Alhasil, pencarian pun akan dilanjutkan mulai pagi ini.
“Dari tim yang melakukan pencarian telah menemukan lokasi dengan kondisi jaring yang terapung kocar-kacir. Untuk perahunya memang belum ditemukan, kemungkinan ada di dasar laut. Dalampencarianbesok(hari ini), kami akan dibantu KM 225 milik Basarnas Surabaya. Mereka akan datang dan bersandar di Pelabuhan Paiton nanti malam (tadi malam),” ujar Zainul.
Sementara Kasat Polairud Polres Probolinggo AKP Poer Laksono menambahkan, pihaknya siap terus membantu melakukan pencarian dalam tim gabungan. “Pihak kami sendiri mengerahkan semua personel untuk menyisir pencarian sejauh 21 mil di perairan Selat Madura.
Diupayakan di pesisir wilayah Probolinggo,” jelas AKP Laksono. Yang jelas, tenggelamnya kapal di Selat Madura ini bukan sekali ini terjadi. Bahkan 4 Januari lalu, nasib serupa menimpa 13 nelayan dari Kalbut, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Perahu Arjuna yang mereka tumpangi untuk mencari ikan tenggelam dan mereka hilang ditelan ombak.
P juliatmoko/Ant
“Sebanyak sembilan nelayan sudah ditemukan tadi malam (Senin, 23/2) dan tadi pagi (kemarin), sementara delapan orang lainnya masih dalam pencarian,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo Zainul Arifin, kemarin. Dia menjelaskan Kapal Motor (KM) Slerek Harmonis yang ditumpangi 17 nelayan itu berangkat mencari ikan sejak Senin (23/2) sore.
Namun, malam harinya turun hujan deras disertai angin kencang. Alhasil, gelombang laut pun meningkat dan menghantam perahu milik Rohim, 28, itu hingga terbalik dan tenggelam. Para nelayan itu terombangambing di perairan Paiton atau sebelahutaraPembangkitListrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Kabupaten Probolinggo. Dua nelayan diselamatkan nelayan lainnya Senin (23/2) malam, sedangkan tujuh orang lainnya diselamatkan kemarin pagi.
Kesembilan nelayan selamat tersebut adalah Buyan alias Landri, 50, Lin, 45, nakhoda kapal Juhari, 52, Yono, 31, Sunarso, 30, P Son, 60, Sumawi, 23, Ali, 27, dan Hari, 32. Sementara delapan nelayan yang masih dalam pencarian adalah Wasil, 40, Wasid, 75, Muslim, 38, Ridwan, P Raden, 30, Junaidi, 35, Samawi, 23, dan P Tatik. Buyan, salah seorang nelayan selamat, menuturkan bahwa dia bersama teman temannya belum sempat menebar jaring saat dihantam ombak hingga mengakibatkan kapalnya tenggelam.
“Kami saat itu belum sempat tebar jaring, tapi masih memancing,” kata Buyan. Menurutnya, kapal nelayannya tenggelam setelah diterjang gelombang besar dari arah belakang sehingga air memenuhi badan kapal motornya. Meskipun dia bersama teman temannya berusaha menguras air yang memenuhi perahu, karena air laut semakin banyak akhirnya para nelayan menceburkan diri ke laut untuk menyelamatkan diri masing-masing.
“Saya selamat karena memegang pelampung dan akhirnya ditemukan nelayan di laut,” ujarnya. Selain BPBD, pencarian dibantu tim Basarnas Surabaya yang mengerahkan kapal reaksi cepat serta menurunkan 25 anggota pasukannya, tim Polairud Polres Situbondo, dan masyarakat nelayan. “Kami tim SAR mengerahkan dua perahu untuk mencari para korban, ditambah lagi dua perahu nelayan yang ikut melakukan pencarian,” kata Zainul Arifin.
Tim SAR gabungan baru menghentikan sementara pencarian delapan nelayan hilang, kemarin sore. Menurut Zainul, keputusan penghentian itu dilakukan karena dia menilai kondisi sudah tidak memungkinkan lagi dilakukan operasi, terutama karena waktu sudah menjelang malam serta cuaca yang buruk tidak mendukung untuk dilakukan pencarian. Alhasil, pencarian pun akan dilanjutkan mulai pagi ini.
“Dari tim yang melakukan pencarian telah menemukan lokasi dengan kondisi jaring yang terapung kocar-kacir. Untuk perahunya memang belum ditemukan, kemungkinan ada di dasar laut. Dalampencarianbesok(hari ini), kami akan dibantu KM 225 milik Basarnas Surabaya. Mereka akan datang dan bersandar di Pelabuhan Paiton nanti malam (tadi malam),” ujar Zainul.
Sementara Kasat Polairud Polres Probolinggo AKP Poer Laksono menambahkan, pihaknya siap terus membantu melakukan pencarian dalam tim gabungan. “Pihak kami sendiri mengerahkan semua personel untuk menyisir pencarian sejauh 21 mil di perairan Selat Madura.
Diupayakan di pesisir wilayah Probolinggo,” jelas AKP Laksono. Yang jelas, tenggelamnya kapal di Selat Madura ini bukan sekali ini terjadi. Bahkan 4 Januari lalu, nasib serupa menimpa 13 nelayan dari Kalbut, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Perahu Arjuna yang mereka tumpangi untuk mencari ikan tenggelam dan mereka hilang ditelan ombak.
P juliatmoko/Ant
(ars)