Pangeran Naruhito Coba Perbaiki Sejarah Jepang

Selasa, 24 Februari 2015 - 10:52 WIB
Pangeran Naruhito Coba Perbaiki Sejarah Jepang
Pangeran Naruhito Coba Perbaiki Sejarah Jepang
A A A
TOKYO - Putra mahkota Jepang Pangeran Naruhito berusaha memperbaiki sejarah kelam Jepang yang pernah menjajah beberapa negara Asia selama Perang Dunia II (PD II).

Naruhito mengakui, penjajahan yang dilakukan negaranya adalah salah satu sejarah kelam. Di tengah upaya Jepang memperbaiki sejarah kelam mereka, Naruhito berusaha untuk lebih jujur kepada rakyatnya sendiri dan dunia internasional.

Jepang yang semula menolak dikatakan sebagai negara penjajah selama kurun waktu 1940- an, kini lebih terbuka dan mengakui bahwa apa yang mereka lakukan selama PD II adalah sesuatu yang mengerikan.

”Saya sendiri tidak mengalami perang namun saya pikir penting untuk saat ini membuat kenangan perang tersebut memudar dan merendahkan hati untuk menyampaikan ini sebagai pengalaman tragis bagi sejarah Jepang,” ujar Naruhito yang sedang merayakan ulang tahunnya ke-55, dilansir Channel News Asia, kemarin.

Selama ini bangsawan Jepang sebenarnya tidak memiliki kekuatan politik, namun saat ini Akihito memainkan peran sangat penting dalam usaha Jepang menyembuhkan luka perang yang dilakukan para leluhurnya.

Naruhito bertekad untuk terus memperbaiki kesalahan masa lalu yang dilakukan nenek moyangnya dan membuat generasi muda Jepang hidup tanpa penyesalan. Naruhito adalah putra sulung Kaisar Akihito dari Permaisuri Michiko yang lahir pada 23 Februari 1960.

Pangeran berusia 55 tahun ini tak mengalami suasana perang dan menjalani kehidupan yang bahagia di istana. Pangeran Naruhito memiliki hobi yang beragam yakni bermusik, mendaki gunung, dan berkuda. Ia pun memiliki minat tinggi dalam dunia transportasi. Naruhito juga memiliki bahasa komunikasi yang baik dengan dunia internasional dan kerap datang ke beberapa acara internasional.

Naruhito adalah salah satu pangeran yang sangat memerhatikan kesejahteraan warganya dan peduli pada sesama. Inilah yang mendasari sikapnya dalam menjernihkan persoalan penjajahan Jepang terhadap beberapa negara di Asia.

Rini agustina
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8364 seconds (0.1#10.140)