Tujuan Utama Pemburu Kuliner

Minggu, 22 Februari 2015 - 09:24 WIB
Tujuan Utama Pemburu Kuliner
Tujuan Utama Pemburu Kuliner
A A A
Hadirnya berbagai resto dan kafe di kawasan Tebet awalnya merupakan pelengkap dari kemunculan sentra-sentra fashion. Konsumen yang lelah berbelanja pun mampir untuk makan dan minum. Namun sekarang, resto dan kafe di sana juga menjadi tujuan utama pemburu kuliner.

Semakin banyaknya kafe dan resto di kawasan Tebet dengan beragam sajian sesuai dengan segmentasi menghadirkan kompetisi tersendiri. Pengelolanya tak hanya bersaing dalam hal menu, tapi juga suasana. Smarapura Resto, misalnya, di Jalan Tebet Timur II. Resto ini menampilkan suasana etnik khas Bali bagi para tamunya.

Target pasar mereka adalah kaum muda yang sudah mapan, profesional, eksekutif, dan keluarga. Outlet Manager Smarapura Resto, Eren Susanto, mengatakan, desain bangunan khas Bali ini sesuai dengan berbagai hidangan yang ditawarkan, yaitu menu-menu makanan tradisional di Nusantara. Menurut dia, Smarapura menawarkan citarasa Nusantara di tengah serbuan makanan siap saji dari luar negeri.

Orang kota yang jenuh dengan menu-menu modern diyakini akan mencari menu-menu kuliner tradisional. ”Berbicara soal Nusantara, salah satu yang menonjol adalah Bali. Maka kami menonjolkan secara kuat desain etnik Bali meski menu yang dihadirkan adalah masakan se-Nusantara mulai Sunda, Jawa, Padang, Bali hingga daerah lainnya,” terang Eren.

Tamu yang bersantap di resto ini dapat memilih tempat makannya di balai-balai secara lesehan atau di meja makan. ”Kami tidak menyediakan ruangan privat. Di sini semuanya terbuka. Open air,” tutur Eren. Kenapa membuka resto di kawasan Tebet? Dia menjelaskan, daerah Tebet sangat strategis karena mudah diakses orang dari arah mana pun.

Lokasinya pun banyak permukiman sehingga potensikonsumencukuptinggi baikdihari biasa, akhir pekan, maupun hari libur lainnya. ”Pada hari kerja, kami ramai sekali pada jam makan siang,” ujar Eren. Dia juga mengungkapkan, tarif sewa di Tebet belum begitu melesat dibandingkan di kawasan lain. Lingkungannya pun relatif masih asri dan nyaman. Polusi udara dan polusi suara tidak seburuk di jalan raya besar. ”Tamu-tamu kami dapat menikmati hidangan dengan tenang,” tambahnya.

”Genit”

Selain kafe dan resto yang telah menjelma menjadi tujuan utama konsumen pemburu kuliner di Tebet, kini sudah banyak terdapat berbagai fasilitas pendukung untuk semakin memudahkan aktivitas para pelaku usaha, konsumen, dan masyarakat. Misalnya butik, ruko, gedung serbaguna, toko bunga, klinik, apartemen, bank, toko elektronik, toko rumah tangga, jasa wisata, pusat kebugaran, sekolah baru hingga penginapan.

Ya, kawasan Tebet telah bertransformasi dan kini semakin dikenal sebagai pusat aktivitas bisnis sekaligus sebagai tempat warga kota melepaskan penat. Mereka datang untuk menikmati suasana Tebet yang sedang bersolek dengan ”genit”. Kawasan ini awalnya dibangun sebagai tempat penampungan penduduk dari Senayan yang digusur untuk dijadikan gelanggang olahraga (Gelora Bung Karno).

Seiring dengan perjalanan waktu, tempat penampungan ini berkembang pesat menjadi sentra bisnis dan hang-out anak-anak muda. Bisnis yang mempercepat berkembangnya kawasan ini adalah menjamurnya restoran dan distro. Ratusan resto dan kafe baik yang semipermanen maupun permanen hadir di kawasan ini.

Banyak di antara tempat makan ini menempati rumah-rumah tua yang disulap menjadi tempat usaha. Para pemilik kafe menata kafenya tidak sekadar untuk tempat makan dan minum, tetapi dibuat menjadi tempat ngumpul yang asyik. Aneka makanan yang ditawarkan seperti kebab, burger, sandwich, sup buntut panggang, berbagai jenis soto, gado-gado, pecel lele, gulai kambing,

sate ayam, makanan Manado, pempek, bakwan malang, mi ayam, ketupat sayur, bakso, burger, donat, ayam, bebek, steak, fasfood, chinese food, american food , italian food dan french food, soto gebrak, konro (iga sapi) khas Makassar, dan bubur ayam. Untuk kenyamanan pengunjung berbagai konsep ditawarkan seperti konsep galeri yang menghadirkan kesan artistik.

Resto yang spesifik menjual bebek misalnya menampilkan ruangan berkonsep galeri dengan gaya tradisional Jawa. Di sini ditampilkan benda-benda seni dan barang-barang kuno yang dipajang untuk dinikmati oleh para pengunjung sambil bersantap makanan. Adapula toko yang jualan utamanya adalah cheese cake , dengan desain interior modern.

Di sini di bagian mana pun pengunjung duduk akan mendapatkan kenyamanan yang sama. Di sudut tertentu dindingnya dihiasi dengan lukisan berwarna cerah. Suasana demikian membuat pengunjung betah tinggal berlama-lama. Ada juga tempat makanan burger berkonsep semipermanen.

Di sini pengunjung dapat duduk di dalam ruangan, sambil menikmati makanan di beranda bangunan dengan meja berpayung. Suasana terasa cukup romantis karena diterangi lampu yang temaram.

Ilham safutra
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3031 seconds (0.1#10.140)