Palang Merah Desak Gencatan Senjata

Jum'at, 20 Februari 2015 - 10:50 WIB
Palang Merah Desak Gencatan...
Palang Merah Desak Gencatan Senjata
A A A
LASHIO - Palang Merah Myanmar meminta tentara pemerintah dan kelompok pemberontak melakukan gencatan senjata untuk membuka kesempatan proses evakuasi terhadap warga yang terjebak konflik di wilayah utara kemarin.

Sejauh ini, lebih dari dua warga sipil turut menjadi korban dalam konflik panjang tersebut. Sejak 10 hari lalu, sebanyak 10.000 warga sipil berhasil dievakuasi ke tempat aman. Mereka mengosongkan puluhan desa di daerah terpencil Kokang, Myanmar utara. Sebagian besar dari mereka mengungsi di negeri sendiri, sementara total 30.000 warga lainnya terpaksa melintasi garis perbatasan ke China.

Palang Merah Myanmar juga tidak mungkin nekat dan mengambil risiko besar. Seiring dengan memanasnya situasi di wilayah Laukkai, mereka secara resmi menunda konvoi. Baku tembak antara tentara pemerintah dengan kelompok pemberontak pada pekan lalu masih dikhawatirkan akan memicu kekerasan.

Apalagi perang membutakan semua pihak. Meski memakai simbol Palang Merah, beberapa konvoi tetap dihantam peluru, entah sengaja atau tidak. Akibatnya, dua petugas Palang Merah terluka, Selasa (17/2). Menurut pemerintah, jalan menuju zona perang juga berbahaya karena mungkin ditanami ranjau. Meski demikian, tim Palang Merah tidak mungkin menunda upaya evakuasi terlalu lama.

”Pada Rabu (18/2), kami baru saja mengevakuasi sekitar 30 orang dari wilayah Laukkai. Kami tidak tahu persis ada berapa banyak warga sipil yang masih terperangkap di sana,” kata Palang Merah Myanmar kepada AFP di Lashio kemarin. Palang Merah meminta tentara pemerintah dan kelompok pemberontak untuk melakukan gencatan senjata agar proses evakuasi dapat berjalan lancar.

”Tolong! Beberapahari saja,” ujar Palang Merah. ”Saat logo Palang Merah tidak bisa membantu melindungi warga, kami sangat bersedih,” sambung mereka. Selama beberapa hari terakhir, pertempuran antara tentara pemerintah dengan kelompok pemberontak berlangsung intens di Laukkai Selatan. Saat itu, hampir 50 tentara Myanmar tewas, termasuk beberapa tentara senior.

Beruntung, kota itu sudah dikosongkan sehingga tidak ada korban dari warga sipil. Tentara pemerintah akhirnya melakukan serangkaian serangan udara helikopter dan jet. Disusul dengan serangan infanteri di area pemukiman dan jalan. Tidak diketahui pasti berapa korban tewas dalam serangan besar itu.

Namun, puluhan nyawa dilaporkan melayang. Kelompok pemberontak juga tidak mau kalah. Mereka menyergap konvoi dan kamp militer dengan menggunakan senjata ringan dan berat. Tiga tentara pemerintah tewas dalam penyergapan itu. Tantangan yang dihadapi tentara pemerintah semakin sulit karena beberapa kelompok pemberontak berafiliasi.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0764 seconds (0.1#10.140)