Ratusan Rumah Terendam hingga 1 Meter
A
A
A
SLAWI - Banjir setinggi hingga 1 meter merendam ratusan rumah warga di dua kecamatan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kemarin. Sebelumnya tanggul Sungai Babakan di Brebes membuat beberapa enam rumah rusak berat dan satu rumah rata dengan tanah.
Banjir di Tegal ini dipicu pendangkalan Sungai Cacaban. Banjir terparah merendam Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi. Di desa yang terletak di tepi Jalan Pantura tersebut sekitar 500 rumah pada 10 rukun tangga (RT) terendam air dengan ketinggiansekitar50sentimeter (cm) hingga 1 meter. Dua desa lainnya yang tergenang yakni Desa Kemuning dan Plumbungan, Kecamatan Kramat.
Air kiriman dari Sungai Cacaban yang meluap mulai menggenangi jalan dan rumah warga sejak Rabu (18/2) pukul 24.00 WIB. Hingga pukul 12.00 WIB kemarin, banjir masih menggenang dan mengganggu aktivitas warga. Salah satu warga Murniyati, 66, mengatakan, banjir mulai masuk rumah sejak pukul 00.30 WIB dan terus meninggi hingga pagi hari.
“Ketinggian air sampai sepinggang,” katanya kemarin. Warga lainnya, Bakhrun, mengatakan, selain karena hujan yang mengguyur sejak Rabu malam, banjir juga disebabkan pendangkalan Sungai Cacaban. Upaya normalisasi sungai tersebut yang sudah dilakukan sejak tahun lalu hingga musim hujan datang belum selesai. Ini kejadian ketujuh sejak Januari tahun ini.
Sepanjang Januari sudah lima kali banjir. “Februari sudah dua kali ini. Selama Sungai Cacaban yang dangkal tidak dinormalisasi, akan terus banjir,” kata Bakhrun yang juga anggota DPRD Kabupaten Tegal. Kemarin pagi sejumlah personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal dikerahkan ke lokasi dengan membawa serta dua perahu karet untuk membantu warga yang hendak beraktivitas keluar desa. BPBD juga mendirikan dapur umum.
Sekretaris BPBD Kabupaten Tegal Zaenal Dasmin mengungkapkan, jumlah total rumah yang terendam pada tiga desa itu sekitar 638 rumah. “Tidak ada warga yang sampai mengungsi. Tapi, kami tetap siagakan personel untuk antisipasi evakuasi,” ujarnya.
Kepala BPBD Kabupaten Tegal Tedjo Kisworo mengatakan, normalisasi Sungai Cacaban merupakan kewenangan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi (PSDA) Provinsi Jawa Tengah. “Pemkab sudah berkoordinasi dengan PSDA dan segera melakukan pengerukan sungai yang dangkal sepanjang 5 kilometer. Sebelumnya, pada Desember sudah dikeruk sepanjang 1 kilometer,” katanya kemarin.
Farid firdaus
Banjir di Tegal ini dipicu pendangkalan Sungai Cacaban. Banjir terparah merendam Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi. Di desa yang terletak di tepi Jalan Pantura tersebut sekitar 500 rumah pada 10 rukun tangga (RT) terendam air dengan ketinggiansekitar50sentimeter (cm) hingga 1 meter. Dua desa lainnya yang tergenang yakni Desa Kemuning dan Plumbungan, Kecamatan Kramat.
Air kiriman dari Sungai Cacaban yang meluap mulai menggenangi jalan dan rumah warga sejak Rabu (18/2) pukul 24.00 WIB. Hingga pukul 12.00 WIB kemarin, banjir masih menggenang dan mengganggu aktivitas warga. Salah satu warga Murniyati, 66, mengatakan, banjir mulai masuk rumah sejak pukul 00.30 WIB dan terus meninggi hingga pagi hari.
“Ketinggian air sampai sepinggang,” katanya kemarin. Warga lainnya, Bakhrun, mengatakan, selain karena hujan yang mengguyur sejak Rabu malam, banjir juga disebabkan pendangkalan Sungai Cacaban. Upaya normalisasi sungai tersebut yang sudah dilakukan sejak tahun lalu hingga musim hujan datang belum selesai. Ini kejadian ketujuh sejak Januari tahun ini.
Sepanjang Januari sudah lima kali banjir. “Februari sudah dua kali ini. Selama Sungai Cacaban yang dangkal tidak dinormalisasi, akan terus banjir,” kata Bakhrun yang juga anggota DPRD Kabupaten Tegal. Kemarin pagi sejumlah personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal dikerahkan ke lokasi dengan membawa serta dua perahu karet untuk membantu warga yang hendak beraktivitas keluar desa. BPBD juga mendirikan dapur umum.
Sekretaris BPBD Kabupaten Tegal Zaenal Dasmin mengungkapkan, jumlah total rumah yang terendam pada tiga desa itu sekitar 638 rumah. “Tidak ada warga yang sampai mengungsi. Tapi, kami tetap siagakan personel untuk antisipasi evakuasi,” ujarnya.
Kepala BPBD Kabupaten Tegal Tedjo Kisworo mengatakan, normalisasi Sungai Cacaban merupakan kewenangan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi (PSDA) Provinsi Jawa Tengah. “Pemkab sudah berkoordinasi dengan PSDA dan segera melakukan pengerukan sungai yang dangkal sepanjang 5 kilometer. Sebelumnya, pada Desember sudah dikeruk sepanjang 1 kilometer,” katanya kemarin.
Farid firdaus
(bbg)