Polisi Tangkap Calo Tiket di Bandara Soekarno-Hatta

Selasa, 17 Februari 2015 - 13:40 WIB
Polisi Tangkap Calo Tiket di Bandara Soekarno-Hatta
Polisi Tangkap Calo Tiket di Bandara Soekarno-Hatta
A A A
TANGERANG - Petugas Polres Metro Bandara Internasional Soekarno-Hatta dibantu petugas aviation security (Avsec) menangkap seorang calo tiket. Dalamaksipria berinisial SD telah melakukan sejumlah penipuan dengan cara mencetak KTP palsu untuk mendapatkan tiket.

Pelaku menyamar sebagai protokoler TNI Angkatan Darat (AD) dengan ID card palsu. Pelaku juga mencetak banyak KTP dengan identitas berbeda untuk membeli tiket pesawat. KTP yang aslidi-scan lalunamaataufotonya diubah. Satu KTP asli bisa digunakan untuk dua atau tiga nama palsu.

“Pelaku membeli tiket dalam jumlah banyak dengan KTP palsu itu. Setiap hari bisa lebih dari lima tiket,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Bandara Soekarno- Hatta Kompol Azhari Kurniawan kemarin. Pelaku menjualnya kepada calon penumpang yang membutuhkan tiket pesawat dadakan dengan harga tinggi.

Calon penumpang juga diberikan KTP palsu dan boarding pass yang sudah disiapkan pelaku agar bisa melewati pemeriksaan petugas. “Kadang kalau sempat KTP palsu itu juga diganti denganfoto penumpang,” ujarnya. Pelaku membuat KTP palsu di dalammobilnya yangterparkirdi terminal bandara.

Mobil tersebut sebagai sumber listrik untuk mengoperasikan mesin scan dan mesin cetak. SD telah melakukan praktik pemalsuan identitas sejak April 2014. “Keuntungan yangdidapatkanpelakubisamencapai jutaan per hari,” ucapnya. Menurut dia, pemalsuan identitas bisa berdampak pada kacaunya data manifes penumpang.

Jika terjadi kecelakaan, pesawat akan sulit mengidentifikasi korban. Di bagian lain, pasangan suami-istri melaporkan sebuah rumah sakit karena diduga telah menelantarkan istri saat melahirkan sehingga bayi mereka meninggal. Suami sekaligus ayah sang bayi, Moza Mahendra Wika, mengatakan, anak pertamanya meninggal ketika dilahirkan pada 7 November 2014.

Bayi laki-laki yang diberi nama Razendra Pramatya diduga ditelantarkan oleh dokter dan bidan. “Saat istri (Pita Sari) saya melakukan persalinan ada dua dokter dan satu bidan, tapi ketika itu mereka hanya melongok sebentar lalu pergi lagi,” ujar warga Jagakarsa, Jakarta Selatan ini kemarin. Dia sempat memendam perasaan sedih selama tiga bulan.

Awalnya memang tidak ada keberanian, namun atas saran keluarga akhirnya melaporkan dugaan kelalaian dua dokter berinisial TG dan HR serta bidan berinisial MN. “Selama dua jam istri saya tak ditangani bidan, tiba-tiba begitu bidan datang, dia panik dan menyebut bayi kritis,” ucap Moza. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul mengaku sudah menerima laporan tersebut dan saat ini masih dianalisis.

Denny irawan/Helmi syarif
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6578 seconds (0.1#10.140)