DPR Bentuk Panja Selidiki Abraham Samad
A
A
A
JAKARTA - Komisi III DPR memutuskan untuk membentuk panitia kerja (panja)untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran yang dilakukan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad.
Dugaan terutama terkait pertemuannya dengan elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjelang Pilpres 2014 lalu. Ketua Komisi III DPR Aziz Syamsuddin mengungkapkan, pembentukan panja untuk mengungkap apakah benar ada pelanggaran sumpah dan komitmen yang ditandatangani setelah uji kepantasan dan kelayakan awal terpilihnya Samad sebagai komisioner KPK.
“Kalau pertemuan itu benar dan substansinya berlawanan dengan UU maka akan diknakan sanksi yang berkaitan dengan UU,” kata Aziz di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Aziz menjelaskan, kesepakatan membentuk panja merupakan hasil rapat pleno Komisi III DPR. Disepakati juga agar Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Trimedya Panjaitan untuk menyiapkan proposal panja yang ditargetkan sudah bisa terbentuk secara resmi setelah reses nanti.
“Pak Trimedya dalam waktu terdekat akan menyiapkan proposal pembentukan panja dan dibawa ke pleno Komisi III terdekat,” ungkapnya. Anggota Fraksi Partai Golkar itu mengungkapkan, menindaklanjuti apa yang diungkap Hasto Kristiyanto tentang pertemuannya dengan Abraham Samad yang diduga terjadi lobi politik itu, pihaknya juga masih akan memanggil pihakpihak lain yang diduga mengetahui pertemuan tersebut.
Sementara terkait dengan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Samad tersebut, kata Aziz, pihaknya menyerahkan ke internal KPK karena memang ranah untuk membentuk Komite Etik ada di KPK. Anggota Komisi III DPR Asrul Sani mengakui pembentukan panja di Komisi III DPR muncul setelah adanya keterlambatan KPK dalam merespons dugaan pelanggaran yang dilakukan Samad.
Padahal, isu itu sudah menjadi keresahan publik yang harus sesegera mungkin ditelusuri dan diputuskan bagaimana yang sebenarnya. Dalam upaya menindaklanjuti dugaan pelanggaran yang dilakukan Samad tersebut, Komisi III DPR kemarin menghadirkan Mendagri Tjahjo Kumolo dalam kapasitasnya sebagai mantan sekjen DPP PDIP, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto dalam kapasitasnya sebagai mantan tim sukses Joko Widodo di Pilpres 2014 lalu, serta pemilik Apartemen Capital Residence, Supriansyah.
Tjahjo di hadapan Komisi III DPR mengakui pernah sekali bertemu dengan Samad, di apartemen milik Supriansyah. Namun, kata dia, dalam pertemuan itu tidak ada pembahasan fokus terkait hal khusus, apalagi terkait pembicaraan politik dalam posisi Samad sebagai kandidat cawapres. Pertemuan itu biasa atau sebatas silaturahmi saja dan tidak dilakukan empat mata, karena ada empat orang dalam pertemuan itu, yakni Hasto Kristiyanto, dan seorang dokter gigi bernama David.
“Soal protap, ya beliau juga tahu. Kalau melanggar SOP, ya beliau tolak. Tapi, toh beliau terima,” katanya. Dia menegaskan tidak ada dalam pertemuan itu membahas persoalan politik. Meski begitu, Tjahjo mengaku tidak mengetahui apakah ada pertemuan lanjutan setelah pertemuan tersebut. Meski tidak secara spesifik membicarakan satu hal, Tjahjo mengakui dalam pertemuan itu sempat disinggung beberapa nama, dan juga soal situasi menjelang pilpres.
“Hanya bicarakan pileg, pilpres, sampai menyebut Emir Moeis juga, si A, si B. Saya bicara jujur karena kesaksian saya nanti di pengadilan, kalau dipanggil KPK, Komite Etik, juga saya sampaikan hal yang sama, banyak nama yang disebut tapi ngobrol, ya sepotong-sepotong,” ungkapnya. Adapun Andi dalam penjelasannya membenarkan bahwa Samad memang menjadi salah satu yang namanya dijaring sebagai kandidat cawapres Jokowi.
Namun, Andi mengaku tidak mengetahui jika ternyata Hasto Kristiyanto pernah bertemu dengan Samad. “Saya baru mengetahui ketika dia memaparkan ke media. Pertemuan itu tidak dikomunikasikan kepada kami anggota Tim 11,” kata Andi. Andi juga mengakui dirinya sempat bertemu Samad secara tidak sengaja di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, saat mendampingi Jokowi kampanye.
Dalam pertemuan itu, Andi sempat meminta kesediaannya untuk melakukan pengecekan latar belakang secara singkat terhadap Abraham. Sementara itu, Supriansyah kembali mengungkap nama lain yang disebutnya pernah bertemu dengan Samad di apartemennya.
Jika sebelumnya Supriansyah hanya menyebut nama Hasto dan Tjahjo yang pernah bertemu Samad di apartemennya, kemarin Supriansyah mengungkapkan bahwa politikus PDIP Maruarar Sirait juga pernah melakukan pertemuan dengan Samad. Bahkan, kata dia, Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira juga pernah bertemu Samad di apartemen miliknya.
Sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad mengungkapkan pertemuannya dengan sejumlah pihak, terkait pelaksanaan tugasnya selaku ketua KPK. Pihaknya tidak membantah bahwa namanya sempat digadang-gadangkan sebagai cawapres, namun sama sekali tidak ada inisiatif dari Abraham mencalonkan diri.
Rahmat sahid/Sabir laluhu
Dugaan terutama terkait pertemuannya dengan elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjelang Pilpres 2014 lalu. Ketua Komisi III DPR Aziz Syamsuddin mengungkapkan, pembentukan panja untuk mengungkap apakah benar ada pelanggaran sumpah dan komitmen yang ditandatangani setelah uji kepantasan dan kelayakan awal terpilihnya Samad sebagai komisioner KPK.
“Kalau pertemuan itu benar dan substansinya berlawanan dengan UU maka akan diknakan sanksi yang berkaitan dengan UU,” kata Aziz di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Aziz menjelaskan, kesepakatan membentuk panja merupakan hasil rapat pleno Komisi III DPR. Disepakati juga agar Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Trimedya Panjaitan untuk menyiapkan proposal panja yang ditargetkan sudah bisa terbentuk secara resmi setelah reses nanti.
“Pak Trimedya dalam waktu terdekat akan menyiapkan proposal pembentukan panja dan dibawa ke pleno Komisi III terdekat,” ungkapnya. Anggota Fraksi Partai Golkar itu mengungkapkan, menindaklanjuti apa yang diungkap Hasto Kristiyanto tentang pertemuannya dengan Abraham Samad yang diduga terjadi lobi politik itu, pihaknya juga masih akan memanggil pihakpihak lain yang diduga mengetahui pertemuan tersebut.
Sementara terkait dengan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Samad tersebut, kata Aziz, pihaknya menyerahkan ke internal KPK karena memang ranah untuk membentuk Komite Etik ada di KPK. Anggota Komisi III DPR Asrul Sani mengakui pembentukan panja di Komisi III DPR muncul setelah adanya keterlambatan KPK dalam merespons dugaan pelanggaran yang dilakukan Samad.
Padahal, isu itu sudah menjadi keresahan publik yang harus sesegera mungkin ditelusuri dan diputuskan bagaimana yang sebenarnya. Dalam upaya menindaklanjuti dugaan pelanggaran yang dilakukan Samad tersebut, Komisi III DPR kemarin menghadirkan Mendagri Tjahjo Kumolo dalam kapasitasnya sebagai mantan sekjen DPP PDIP, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto dalam kapasitasnya sebagai mantan tim sukses Joko Widodo di Pilpres 2014 lalu, serta pemilik Apartemen Capital Residence, Supriansyah.
Tjahjo di hadapan Komisi III DPR mengakui pernah sekali bertemu dengan Samad, di apartemen milik Supriansyah. Namun, kata dia, dalam pertemuan itu tidak ada pembahasan fokus terkait hal khusus, apalagi terkait pembicaraan politik dalam posisi Samad sebagai kandidat cawapres. Pertemuan itu biasa atau sebatas silaturahmi saja dan tidak dilakukan empat mata, karena ada empat orang dalam pertemuan itu, yakni Hasto Kristiyanto, dan seorang dokter gigi bernama David.
“Soal protap, ya beliau juga tahu. Kalau melanggar SOP, ya beliau tolak. Tapi, toh beliau terima,” katanya. Dia menegaskan tidak ada dalam pertemuan itu membahas persoalan politik. Meski begitu, Tjahjo mengaku tidak mengetahui apakah ada pertemuan lanjutan setelah pertemuan tersebut. Meski tidak secara spesifik membicarakan satu hal, Tjahjo mengakui dalam pertemuan itu sempat disinggung beberapa nama, dan juga soal situasi menjelang pilpres.
“Hanya bicarakan pileg, pilpres, sampai menyebut Emir Moeis juga, si A, si B. Saya bicara jujur karena kesaksian saya nanti di pengadilan, kalau dipanggil KPK, Komite Etik, juga saya sampaikan hal yang sama, banyak nama yang disebut tapi ngobrol, ya sepotong-sepotong,” ungkapnya. Adapun Andi dalam penjelasannya membenarkan bahwa Samad memang menjadi salah satu yang namanya dijaring sebagai kandidat cawapres Jokowi.
Namun, Andi mengaku tidak mengetahui jika ternyata Hasto Kristiyanto pernah bertemu dengan Samad. “Saya baru mengetahui ketika dia memaparkan ke media. Pertemuan itu tidak dikomunikasikan kepada kami anggota Tim 11,” kata Andi. Andi juga mengakui dirinya sempat bertemu Samad secara tidak sengaja di Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, saat mendampingi Jokowi kampanye.
Dalam pertemuan itu, Andi sempat meminta kesediaannya untuk melakukan pengecekan latar belakang secara singkat terhadap Abraham. Sementara itu, Supriansyah kembali mengungkap nama lain yang disebutnya pernah bertemu dengan Samad di apartemennya.
Jika sebelumnya Supriansyah hanya menyebut nama Hasto dan Tjahjo yang pernah bertemu Samad di apartemennya, kemarin Supriansyah mengungkapkan bahwa politikus PDIP Maruarar Sirait juga pernah melakukan pertemuan dengan Samad. Bahkan, kata dia, Puteri Indonesia 2014 Elvira Devinamira juga pernah bertemu Samad di apartemen miliknya.
Sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad mengungkapkan pertemuannya dengan sejumlah pihak, terkait pelaksanaan tugasnya selaku ketua KPK. Pihaknya tidak membantah bahwa namanya sempat digadang-gadangkan sebagai cawapres, namun sama sekali tidak ada inisiatif dari Abraham mencalonkan diri.
Rahmat sahid/Sabir laluhu
(bbg)