Candu Lari di Gunung

Minggu, 15 Februari 2015 - 10:00 WIB
Candu Lari di Gunung
Candu Lari di Gunung
A A A
Awalnya Adita Irawati hobi lari dan hiking. Namun, perempuan yang menjabat sebagai Vice President Corporate Communication Telkomsel ini kemudian membutuhkan tantangan lebih dari kedua hobi tersebut.

Dia mendapatkan kesenangan baru dari gabungan lari dan hiking, yakni lari mendaki dan menuruni lintasan di perbukitan dan pegunungan: trail running. “Sensasinya kita bisa menikmati keindahan alam dan menghirup udara yang bersih di tengah udara sejuk sambil berolahraga,” tuturnya.

Menurut Adita, olahraga trail running baru berkembang di Indonesia sekitar 3-4 tahun lalu. Treknya yang menanjak atau menurun cukup ekstrem karena bisa berupa jalan se-tapak berupa tanah berpasir, berkerikil, rawa, atau rumput. Uniknya, terkadang atletnya harus merangkak, meloncat, atau merayap mengikuti karakter medan. Adita mengatakan, trail running memang penuh tantangan.

Semakin berisiko, dia semakin tertantang. Yang diuji tak hanya ketahanan fisik tapi juga mental. Setidaknya dua hari sekali Adita selalu latihan lari untuk mengikuti trail running race. “Mengikuti trail running bagi saya dapat meningkatkan level of challenge. Kalau tidak latihan, badan justru malah pegal-pegal. Sudah kecanduan,” katanya.

Bromo, Trengger, Semeru (BTS) Trail Running Race adalah salah satu event trail running race. yang sangat berkesan bagi Adita, karena tantangannya yang luar biasa dengan jarak puluhan kilometer. Lombanya selama 7,5 jam dengan ketinggian di atas 7.500 kaki. Oksigen sangat tipis.

“Saya sempat nyasar hingga 4 kilometer. Hahaha,” ucap peraih Healthy Lifestyle Award 2014 ini. Adita mengaku hobinya ini membuat kinerjanya semakin baik karena badan tidak mudah letih, bahkan dalam beberapa tahun terakhir dia tidak pernah mengalami sakit berat. “Ini investasi kesehatan saya untuk jangka panjang,” ujarnya.

Membuat Patung

Sementara itu, Direktur Utama Inna Hotel Group, Intan Abdams Katoppo, memiliki hobi membuat patung tiga dimensi dari tanah liat. Ini berawal dari kecintaannya yang tinggi terhadap seni. “Seni, terutama membuat patung, bisa mengekspresikan apa yang saya rasakan,” ucapnya. Dia mengungkapkan, saat membentuk tanah liat, perasaan marah atau senang bisa lepas dan bebas. Dia senang bermain dengan tanah liat kemudian mewujudkan berbagai bentuk imajinasi.

“Saya suka, meski banyak yang bilang hobi saya ini tidak elite karena ada aktivitas membakar dan menyodet. Hehe,” ungkapnya. Hingga kini Intan sudah membuat puluhan patung. Sebagian besar merupakan patung perempuan dengan aneka aktivitasnya. Gayanya naturalis dengan tinggi rata-rata hampir satu meter. Intan menyediakan ruangan khusus di rumahnya sebagai sanggar untuk melakukan hobi membuat patung.

“Kalau sedang mood, pembuatan patung hanya membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan,” sebutnya. Intan juga pernah memamerkan patung-patung hasil karyanya dalam sebuah pameran seni.

Robi ardianto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5711 seconds (0.1#10.140)