Hatta Rajasa di Mata Bima Arya
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya mendukung Hatta Rajasa kembali menjabat sebagai Ketua Umum PAN.
Wali Kota Bogor itu menilai Hatta sebagai sosok yang mampu menjadi panutan dalam percaturan politik nasional.
"Sekarang tensi politik semakin tinggi," kata Arya Bima di Jalan Ciasem I, Jakarta Selatan, Sabtu 14 Februari 2015.
"Terjadi berbagai polemik sehingga membutuhkan figur-figur menjadi jembatan. (Perlu) figur pemersatu, figur yang bisa melakukan komunikasi politik. Hatta lah orangnya," imbuhnya.
Menurutnya, figur Hatta sebagai penengah dalam politik nasional pun sudah terbukti. Bima mengatakan, dalam ketegangan di parlemen antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), terbukti Hatta mampu menjadi penengah.
Bima menyampaikan kehawatirannya jika Hatta harus keluar dari orbit politik nasional. Tidak ada lagi tokoh yang mampu menjembatani kepentingan yang berbeda.
"Saya tidak bisa membayangkan kalau Bang Hatta keluar dari orbit politik. Apa yang terjadi di pentas nasional? Jadi Bang Hatta harus tetap ada di orbit politik, untuk menjadi jembatan kepentingan berbeda. Jam terbang, jam komunikasi berpolitik itu dibutuhkan," tandas Bima.
Wali Kota Bogor itu menilai Hatta sebagai sosok yang mampu menjadi panutan dalam percaturan politik nasional.
"Sekarang tensi politik semakin tinggi," kata Arya Bima di Jalan Ciasem I, Jakarta Selatan, Sabtu 14 Februari 2015.
"Terjadi berbagai polemik sehingga membutuhkan figur-figur menjadi jembatan. (Perlu) figur pemersatu, figur yang bisa melakukan komunikasi politik. Hatta lah orangnya," imbuhnya.
Menurutnya, figur Hatta sebagai penengah dalam politik nasional pun sudah terbukti. Bima mengatakan, dalam ketegangan di parlemen antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), terbukti Hatta mampu menjadi penengah.
Bima menyampaikan kehawatirannya jika Hatta harus keluar dari orbit politik nasional. Tidak ada lagi tokoh yang mampu menjembatani kepentingan yang berbeda.
"Saya tidak bisa membayangkan kalau Bang Hatta keluar dari orbit politik. Apa yang terjadi di pentas nasional? Jadi Bang Hatta harus tetap ada di orbit politik, untuk menjadi jembatan kepentingan berbeda. Jam terbang, jam komunikasi berpolitik itu dibutuhkan," tandas Bima.
(maf)