Polisi Sita 2 Ton Ganja asal Aceh
A
A
A
JAKARTA - Sedikitnya 2 ton ganja asal Aceh yang dibungkus dalam ribuan paket berhasil diamankanSatuanNarkobaPolres Jakarta Barat, Rabu (11/2).
Ganja tersebut disita dari sebuah truk di Jalur Lintas Timur Sumatera KM 28, Desa Simpang Beringin, Kecamatan Bandar Seikijang, Kabupaten Pelawan, Riau. Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono mengatakan, pengungkapan kasus ini merupakan hasil dari pengembangan yang dilakukan Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat dari penangkapan 1,2 ton ganja oleh Polsek Kalideres.
”Sebelumnya kami telah menangkap dua pelaku berinisial ZN dan MN pada Desember 2014. Dari analisis dan pengakuan kedua pelaku diketahui, akan ada kiriman kedua pada Februari. Dari informasi itu, sejak Rabu (11/2) anggota Narkoba Jakarta Barat dan dipimpin kasat langsung melakukan perjalanan ke sana,” katanya di Polres Jakarta Barat kemarin.
Dari penggerebekan itu, lanjut Unggung, pihaknya berhasil menangkap sopir truk berinisial MAD, 35, asal Gampong Meunasah Bie, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Polisi juga berhasil menyita 2 ton ganja senilai Rp4 miliar, satu truk tronton boks dengan nopol BK 9988 IB, dan sebuah ponsel.
”Belakangan kami mendapatkan informasi bahwa MAD telah melakukan pengiriman ganja sebanyak tiga kali dengan upah Rp20 juta sekali angkut,” tandasnya. Atas perbuatan itu, MAD terancam hukuman pidana minimal enam tahun dan maksimal seumur hidup. Dia dinyatakan melanggar Pasal 114 ayat 2 subsider Pasal 111 ayat (2) jo Pasal 132 UU No 35/2009 tentang Narkotika.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Fadhil Imran menerangkan, para pelaku tergolong pintar dalam menyembunyikan ganja tersebut. Untuk mengelabui petugas, mereka sengaja menutup paket ganja dengan tripleks. ”Jadi, ketika petugas memeriksa, truk terlihat tanpa muatan,” terangnya.
Menurut Fadhil, dalam mengungkapkan barang tersebut, pihaknya sengaja melakukan penelusuran hingga ke Riau dengan menerjunkan tiga anggota Satuan Narkoba dipimpin langsung Kasat Narkoba AKBP Gembong Yudha. ”Pada Rabu (11/2) pukul 06.00 WIB pelaku berangkat ke Riau, pukul 11.30 WIB truk diamankan, Kamis (12/2) pukul 06.00 kami bawa truk dari Riau ke Jakarta dengan pengawalan Brimob Polda Riau,” tuturnya.
Selain menangkap ketiga pelaku, Fadhil mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengejar satu pelaku lain berinisial AM. Belum diketahui pasti apa peran AM dalam jaringan ini. ”Kasus masih kami kembangkan dan penyidikan oleh anggota,” pungkasnya. Belakangan diketahui, ganja sebanyak 2 ton itu akan diedarkan di beberapa wilayah.
Kasat Narkoba Polres Jakarta Barat, AKBP Gembong Yudha menjelaskan, Jakarta bukan merupakan tujuan akhir dari peredaran narkoba asal Aceh tersebut. ”Mereka akan mendapat perintah begitu tiba di Pelabuhan Merak, Banten. Paket ganja dalam truk peti kemas itu kemungkinan diarahkan ke tiga titik wilayah yakni Ciawi, Bogor, dan Cianjur,” ujarnya. Di tiga wilayah tersebut si pemesan memecah paket ganja per seratus kilogram. Penerima biasanya menggunakan angkutan kecil dan langsung menyebarkan ke wilayah pemasaran mereka.
”Sampai di Tangerang juga, biasanya ada salah satu bos mereka di sana. Nanti dia yang mengarahkan. Saat ini orang yang diduga koordinator mereka itu masih kami buru, termasuk yang di Medan bernama Daud,” tuturnya.
Yan yusuf
Ganja tersebut disita dari sebuah truk di Jalur Lintas Timur Sumatera KM 28, Desa Simpang Beringin, Kecamatan Bandar Seikijang, Kabupaten Pelawan, Riau. Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono mengatakan, pengungkapan kasus ini merupakan hasil dari pengembangan yang dilakukan Satuan Narkoba Polres Jakarta Barat dari penangkapan 1,2 ton ganja oleh Polsek Kalideres.
”Sebelumnya kami telah menangkap dua pelaku berinisial ZN dan MN pada Desember 2014. Dari analisis dan pengakuan kedua pelaku diketahui, akan ada kiriman kedua pada Februari. Dari informasi itu, sejak Rabu (11/2) anggota Narkoba Jakarta Barat dan dipimpin kasat langsung melakukan perjalanan ke sana,” katanya di Polres Jakarta Barat kemarin.
Dari penggerebekan itu, lanjut Unggung, pihaknya berhasil menangkap sopir truk berinisial MAD, 35, asal Gampong Meunasah Bie, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Polisi juga berhasil menyita 2 ton ganja senilai Rp4 miliar, satu truk tronton boks dengan nopol BK 9988 IB, dan sebuah ponsel.
”Belakangan kami mendapatkan informasi bahwa MAD telah melakukan pengiriman ganja sebanyak tiga kali dengan upah Rp20 juta sekali angkut,” tandasnya. Atas perbuatan itu, MAD terancam hukuman pidana minimal enam tahun dan maksimal seumur hidup. Dia dinyatakan melanggar Pasal 114 ayat 2 subsider Pasal 111 ayat (2) jo Pasal 132 UU No 35/2009 tentang Narkotika.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Fadhil Imran menerangkan, para pelaku tergolong pintar dalam menyembunyikan ganja tersebut. Untuk mengelabui petugas, mereka sengaja menutup paket ganja dengan tripleks. ”Jadi, ketika petugas memeriksa, truk terlihat tanpa muatan,” terangnya.
Menurut Fadhil, dalam mengungkapkan barang tersebut, pihaknya sengaja melakukan penelusuran hingga ke Riau dengan menerjunkan tiga anggota Satuan Narkoba dipimpin langsung Kasat Narkoba AKBP Gembong Yudha. ”Pada Rabu (11/2) pukul 06.00 WIB pelaku berangkat ke Riau, pukul 11.30 WIB truk diamankan, Kamis (12/2) pukul 06.00 kami bawa truk dari Riau ke Jakarta dengan pengawalan Brimob Polda Riau,” tuturnya.
Selain menangkap ketiga pelaku, Fadhil mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengejar satu pelaku lain berinisial AM. Belum diketahui pasti apa peran AM dalam jaringan ini. ”Kasus masih kami kembangkan dan penyidikan oleh anggota,” pungkasnya. Belakangan diketahui, ganja sebanyak 2 ton itu akan diedarkan di beberapa wilayah.
Kasat Narkoba Polres Jakarta Barat, AKBP Gembong Yudha menjelaskan, Jakarta bukan merupakan tujuan akhir dari peredaran narkoba asal Aceh tersebut. ”Mereka akan mendapat perintah begitu tiba di Pelabuhan Merak, Banten. Paket ganja dalam truk peti kemas itu kemungkinan diarahkan ke tiga titik wilayah yakni Ciawi, Bogor, dan Cianjur,” ujarnya. Di tiga wilayah tersebut si pemesan memecah paket ganja per seratus kilogram. Penerima biasanya menggunakan angkutan kecil dan langsung menyebarkan ke wilayah pemasaran mereka.
”Sampai di Tangerang juga, biasanya ada salah satu bos mereka di sana. Nanti dia yang mengarahkan. Saat ini orang yang diduga koordinator mereka itu masih kami buru, termasuk yang di Medan bernama Daud,” tuturnya.
Yan yusuf
(ars)