Maju dengan Buka Perpustakaan
A
A
A
Annisa Dewanti Putri
Mahasiswi Jurusan Teknik Sipil, Pengurus LKM UNJ. Universitas Negeri Jakarta
Akademi (academia) adalah sebagaimana sebuah ruang pertama berbentuk taman tempat Plato dan muridnya belajar mengenai dunia.
Begitu pula dengan pendidikan tinggi atau yang erat kaitannya dengannamauniversitas, institut, sekolah tinggi, dan sebagainya. Memajukan pendidikan tinggi mengarah pada memajukan pusat peradaban. Semua hal ini tak akan lepas dari segala aspek dan ruang yang berkaitan memengaruhi keberadaannya. Memajukan pendidikan tinggi tak hanya melulu soal sistem akademik, prestasi, kualitas pengajar.
Hal lain yang bisa kita maknai adalah sebuah ruang penuh literasi yang bisa mengantar seorang individu untuk mempelajari dunia dan berbagai detailnya. Sebuah ruang penuh lembaran kumpulan penelitian, tumpukan buku, rak-rak, meja, yang erat disebut sebagai ruang perpustakaan. Ruang dokumentasi penuh kisah melalui berbagai tumpukan buku yang ada seharusnya bisa mempertimbangkan kemudahan dalam akses.
Tak hanya untuk mahasiswa, dosen, dan akademisi lainnya, bangunan penuh rak ini bisa menjadi sebuah ruang wisata bagi masyarakat di luar kampus juga. Ruang ini bisa menjadi celah yang mengantarkan masyarakat menuju dunia yang berbeda, tentunya melalui berbagai tulisan dalam buku maupun media lain di perpustakaan. Tak harus menjadi perpustakaan mewah untuk melayani dan menarik masyarakat.
Dengan kemudahan akses didukung sarana prasarana yang memadai tanpa komersialisasi, itu semua bisa memancing kebiasaan selain akademisi untuk tetap berliterasi melalui perpustakaan pendidikan tinggi Tak hanya ruang publik, perpustakaan di suatu instansi pendidikan tinggi dapat menjadi sentra pertemuan berbagai ide dan sarana diskusi untuk beberapa titik.
Tinggal bagaimana membentuk batasan ruang sendiri sehingga ruang lain khusus untuk melahirkan ide/diskusi dapat dinikmati. Maka, pandangan bahwa perpustakaan hanyalah tempat untuk membaca sebuah buku perlu ditandai. Teknologi yang maju memungkinkan pengunjung bisa mengakses komputer dan gadget yang tersedia lainnya. Ini berperan penting karena selain dari lembaran, mempelajari berbagai pengetahuan dapat juga dilakukan melalui media elektronik.
Sebuah ruang yang bisa menyatukan berbagai profesi dan kalangan masyarakat tak terkecuali melalui pelayanan yang setara. Dengan begini, perguruan tinggi tak hanya menjadi Universitas magistrorum et Scholarium yang berarti sebagai komunitas guru dan akademisi, tetapi juga sebagai komunitas masyarakat dan dunia.
Mahasiswi Jurusan Teknik Sipil, Pengurus LKM UNJ. Universitas Negeri Jakarta
Akademi (academia) adalah sebagaimana sebuah ruang pertama berbentuk taman tempat Plato dan muridnya belajar mengenai dunia.
Begitu pula dengan pendidikan tinggi atau yang erat kaitannya dengannamauniversitas, institut, sekolah tinggi, dan sebagainya. Memajukan pendidikan tinggi mengarah pada memajukan pusat peradaban. Semua hal ini tak akan lepas dari segala aspek dan ruang yang berkaitan memengaruhi keberadaannya. Memajukan pendidikan tinggi tak hanya melulu soal sistem akademik, prestasi, kualitas pengajar.
Hal lain yang bisa kita maknai adalah sebuah ruang penuh literasi yang bisa mengantar seorang individu untuk mempelajari dunia dan berbagai detailnya. Sebuah ruang penuh lembaran kumpulan penelitian, tumpukan buku, rak-rak, meja, yang erat disebut sebagai ruang perpustakaan. Ruang dokumentasi penuh kisah melalui berbagai tumpukan buku yang ada seharusnya bisa mempertimbangkan kemudahan dalam akses.
Tak hanya untuk mahasiswa, dosen, dan akademisi lainnya, bangunan penuh rak ini bisa menjadi sebuah ruang wisata bagi masyarakat di luar kampus juga. Ruang ini bisa menjadi celah yang mengantarkan masyarakat menuju dunia yang berbeda, tentunya melalui berbagai tulisan dalam buku maupun media lain di perpustakaan. Tak harus menjadi perpustakaan mewah untuk melayani dan menarik masyarakat.
Dengan kemudahan akses didukung sarana prasarana yang memadai tanpa komersialisasi, itu semua bisa memancing kebiasaan selain akademisi untuk tetap berliterasi melalui perpustakaan pendidikan tinggi Tak hanya ruang publik, perpustakaan di suatu instansi pendidikan tinggi dapat menjadi sentra pertemuan berbagai ide dan sarana diskusi untuk beberapa titik.
Tinggal bagaimana membentuk batasan ruang sendiri sehingga ruang lain khusus untuk melahirkan ide/diskusi dapat dinikmati. Maka, pandangan bahwa perpustakaan hanyalah tempat untuk membaca sebuah buku perlu ditandai. Teknologi yang maju memungkinkan pengunjung bisa mengakses komputer dan gadget yang tersedia lainnya. Ini berperan penting karena selain dari lembaran, mempelajari berbagai pengetahuan dapat juga dilakukan melalui media elektronik.
Sebuah ruang yang bisa menyatukan berbagai profesi dan kalangan masyarakat tak terkecuali melalui pelayanan yang setara. Dengan begini, perguruan tinggi tak hanya menjadi Universitas magistrorum et Scholarium yang berarti sebagai komunitas guru dan akademisi, tetapi juga sebagai komunitas masyarakat dan dunia.
(ars)