Indovision Peduli Bantu 1.000 Warga Kedoya Utara

Jum'at, 13 Februari 2015 - 10:29 WIB
Indovision Peduli Bantu  1.000 Warga Kedoya Utara
Indovision Peduli Bantu 1.000 Warga Kedoya Utara
A A A
JAKARTA - Direktur Utama MNC SkyVision Rudy Tanoesoedibjo (kedua dari kanan) bersama istri, Julie Tanoesoedibjo (kanan), memberikan bantuan kepada korban banjir di SDN 09 Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, kemarin.

Demi membantu korban banjir, MNC SkyVision melalui Indovision Peduli memberikan bantuan kepada 1.000 warga di Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Bantuan terbagi dalam bentuk seperti makanan siap saji, peralatan kebersihan, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan mandi, dan peralatan bayi anak. Pemberian bantuan dilakukan SDN 09 Kedoya Utara kemarin. ”Selain itu, kami juga pinjamkan genset untuk listrik dan perangkat Indovision di posko,” kata Direktur Utama MNC SkyVision Rudy Tanoesoedibjo di SDN 09 Kedoya Utara kemarin.

Rudy mengatakan, kegiatan ini langkah awal Indivision dalam memberikan bantuan kepada sekitar warga di lingkungan Tower Indivision. Ke depan pihaknya akan memberikan bantuan berupa tempat pembuangan sampah. ”Tadi saya masuk ke dalam (kampung). Saya lihat banyak sampah di sini. Makanya kami akan kasih bantuan tempat sampah supaya masyarakat lebih disiplin dalam membuang sampah,” ucapnya.

Lurah Kedoya Utara Abdul Latif mengatakan, banjir kali ini menyebabkan dua sekolah di wilayahnya yakni SDN 09 dan SDN 10 tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). ”Sekolah terpaksa tidak beroperasi karena dijadikan posko pengungsian. Wajar saja ada karena semua (11 RW) terendam genangan,” tuturnya. Banjir selama tiga hari memang membuat aktivitas KBM di beberapa sekolah di Jakarta Barat terganggu. Meski kemarin genangan di beberapa sekolah mulai surut, aktivitas KBM belum berjalan normal.

Data Sudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Barat (Kalideres, Cengkareng, Taman Sari, dan Tambora) sedikitnya ada 31 SD, 2 SMP, 1 SMA, dan 1 SMK yang tidak melaksanakan KBM karena banjir. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 5 cm-1 meter. Selain terendam, ada sekolah yang dijadikan posko pengungsian. Cengkareng merupakan wilayah terparah dengan 21 sekolah harus menghentikan kegiatan KBM.

Kepala Sudin Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat, Slamet Widodo menyampaikan pendataan belum sepenuhnya selesai. Tidak menutup kemungkinan masih banyak sekolah yang terendam. ”Data itu terakhir kami dapatkan kemarin (Rabu, 11/2), banyak kelurahan yang belum melaporkannya ke kami,” ungkapnya.

Slamet mengatakan, akibat banjir selama tiga hari, sedikitnya ada 8.750 siswa di wilayahnya tidak bersekolah. Kasie SMK Sudin Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Barat (Kebon Jeruk, Palmerah, Kembangan, dan Grogol Petamburan) Ida Bagus Gede Arnawa mengatakan, pihaknya juga belum mendapatkan data pasti tentang keberadaan sekolah SMK maupun SMA yang terendam banjir. Hingga kemarin pihaknya baru mendapatkan laporan 10 SMA/SMK yang terganggu karena banjir.

”Tiga sekolah terdata mengalami banjir parah yakni SMK Maarif di Grogol Petamburan dengan ketinggian air mencapai 30 cm di dalam kelas. SMK Kebon Jeruk dengan ketinggian air 50 cm dalam kelas. SMA Tunas Karya, Kebon Jeruk, dengan ketinggian air 60 cm di sekitar sekolah,” bebernya.

Yan yusuf
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5901 seconds (0.1#10.140)