Pengendara Dijerat Tali, Sepeda Motor Dibawa Kabur
A
A
A
DEPOK - Para pengendara roda dua harus mewaspadai modus baru perampokan sepeda motor. Pelaku sengaja memasang jaring tali sebagai jebakan agar pengendara terjatuh kemudian motor dibawa kabur.
Seperti yang dialami Hermawan, 30, warga Kampung Sugutamu, Sukmajaya, Depok, Selasa (10/2). Saat itu sekitar pukul 00.30 WIB korban yang mengendarai Honda Revo melintas di Akses UI yang merupakan wilayah perbatasan Depok-Jakarta Selatan. Ketika hendak pulang dari tempat kerjanya di Senayan, Jakarta Pusat, dia tiba-tiba terjatuh di lokasi persisnya di depan toko onderdil akibat tidak melihat jaring tali di depannya.
Ketika terjatuh, Hermawan sempat tak sadarkan diri. Saat itulah pelaku langsung beraksi dan membawa kabur motor korban. Kondisi jalanan juga dalam keadaan sepi. Begitu tersadar korban kaget karena motornya sudah raib digondol begal. “Iya anak saya jadi korban begal. Dia dipalang pakai tali di jalanan karena malam enggak kelihatan anak saya langsung jatuh dengan posisi tengkurap. Pas sadar motor sudah enggak ada,” tutur Sanusi, orang tua korban, kemarin.
Korban mengalami luka di bagian kepala dan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kepala Dua Depok. Beruntung, korban tidak dirawat dan diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Keluarga meyakini kejadian ini adalah begal dan bukan kecelakaan. “Kalau kecelakaan kan pasti motornya masih ada. Ini sudah pasti begal,” ucapnya. Baik Polresta Depok, Polsek Cimanggis, maupun Polsek Jagakarsa mengaku belum menerima laporan kasus perampasan sepeda motor tersebut.
“Kami belum terima laporan itu,” kata Kanit Reskrim Polsek Jagakarsa AKP Subeno. Hal yang sama juga dikemukakan Kapolresta Depok Kombes Pol Ahmad Subarkah. Menurut kriminolog Universitas Indonesia (UI) Muhammad Mustofa, tidak mudah melakukan mawas diri terhadap begal sepeda motor dengan modus jebakan jaring tali ini karena kondisi jalan yang dijadikan lokasi oleh pelaku sangat menentukan.
Maksudnya ketika pengendara sudah sangat waspada, namun dia justru kurang memperhatikan kondisi jalan yang dilintasi. “Enggak mudah karena talinya dipasang ditempat gelap dan sepi. Jadi memang tidak kelihatan oleh pengendara apalagi saat malam hari,” katanya.
Perjalanan pada malam hari memang bisa menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Terlebih ketika melintas di tempat gelap dan sepi. “Ditambah lagi jika kondisi jalan tidak ada penerangan,” ucapnya. Untuk itu, Pemkot Depok harus lebih cepat dan peduli dengan memasang penerangan jalan umum (PJU) di lokasi rawan kejahatan. “Aparat keamanan harus tetap melakukan patroli dan pemerintah daerah harus memasang PJU,” ucap Mustofa.
Instruksi tembak di tempat, menurut dia, itu hanya membuat efek jera sesaat karena pelaku bisa jadi beraksi di lain waktu ketika situasi keamanan dianggap kondusif. Di tempat terpisah, jajaran Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten menembak mati seorang gembong perampok sadis yang kerap beraksi di Bekasi. Tiga pelaku lain terpaksa dilumpuhkan karena membahayakan petugas saat akan diciduk.
Gembong tewas yakni Pele alias PE, 25. Tiga orang yang ditangkap yaitu Ahmad Madura alias AM, 26, Keming alias KM, 28, dan JO, 30. “Pimpinannya adalah PE. Setiap beraksi mereka tak segan melukai korbannya,” kata Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten Kompol Wirdhanto Hadicaksono kemarin. Terakhir komplotan ini menggasak uang setoran SPBU sebesar Rp110 juta di Cikarang Barat.
Saat itu korban dipepet dan diberhentikan ketika akan menyetorkan uang hasil penjualan ke bank. Saat beraksi mereka menodongkan senjata api dan tajam kepada korban serta merampas tas berisi uang. “Kalau korban melawan, pelaku langsung menembak,” ujarnya. Dari kejadian tersebut, polisi melakukan pengejaran dan diketahui keberadaan tersangka PE dan KM di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (9/2).
Saat penyergapan, PE melarikan diri lalu dikejar hingga ke Kawasan Industri MM 2100 di Cibitung. Pimpinan komplotan perampok itu akhirnya ditembak mengenai punggung dan kepala bagian belakang hingga tewas. Sementara itu, KM yang melawan ditembak kaki kirinya.
Dari keterangan KM, petugas menggerebek tempat persembunyian AM dan JO di Cikarang Barat, Selasa (10/2). Saat penangkapan itu, dua pelaku melawan dan terpaksa dihadiahi timah panas di kakinya.
R ratna purnama/ Abdullah m surjaya
Seperti yang dialami Hermawan, 30, warga Kampung Sugutamu, Sukmajaya, Depok, Selasa (10/2). Saat itu sekitar pukul 00.30 WIB korban yang mengendarai Honda Revo melintas di Akses UI yang merupakan wilayah perbatasan Depok-Jakarta Selatan. Ketika hendak pulang dari tempat kerjanya di Senayan, Jakarta Pusat, dia tiba-tiba terjatuh di lokasi persisnya di depan toko onderdil akibat tidak melihat jaring tali di depannya.
Ketika terjatuh, Hermawan sempat tak sadarkan diri. Saat itulah pelaku langsung beraksi dan membawa kabur motor korban. Kondisi jalanan juga dalam keadaan sepi. Begitu tersadar korban kaget karena motornya sudah raib digondol begal. “Iya anak saya jadi korban begal. Dia dipalang pakai tali di jalanan karena malam enggak kelihatan anak saya langsung jatuh dengan posisi tengkurap. Pas sadar motor sudah enggak ada,” tutur Sanusi, orang tua korban, kemarin.
Korban mengalami luka di bagian kepala dan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kepala Dua Depok. Beruntung, korban tidak dirawat dan diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Keluarga meyakini kejadian ini adalah begal dan bukan kecelakaan. “Kalau kecelakaan kan pasti motornya masih ada. Ini sudah pasti begal,” ucapnya. Baik Polresta Depok, Polsek Cimanggis, maupun Polsek Jagakarsa mengaku belum menerima laporan kasus perampasan sepeda motor tersebut.
“Kami belum terima laporan itu,” kata Kanit Reskrim Polsek Jagakarsa AKP Subeno. Hal yang sama juga dikemukakan Kapolresta Depok Kombes Pol Ahmad Subarkah. Menurut kriminolog Universitas Indonesia (UI) Muhammad Mustofa, tidak mudah melakukan mawas diri terhadap begal sepeda motor dengan modus jebakan jaring tali ini karena kondisi jalan yang dijadikan lokasi oleh pelaku sangat menentukan.
Maksudnya ketika pengendara sudah sangat waspada, namun dia justru kurang memperhatikan kondisi jalan yang dilintasi. “Enggak mudah karena talinya dipasang ditempat gelap dan sepi. Jadi memang tidak kelihatan oleh pengendara apalagi saat malam hari,” katanya.
Perjalanan pada malam hari memang bisa menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Terlebih ketika melintas di tempat gelap dan sepi. “Ditambah lagi jika kondisi jalan tidak ada penerangan,” ucapnya. Untuk itu, Pemkot Depok harus lebih cepat dan peduli dengan memasang penerangan jalan umum (PJU) di lokasi rawan kejahatan. “Aparat keamanan harus tetap melakukan patroli dan pemerintah daerah harus memasang PJU,” ucap Mustofa.
Instruksi tembak di tempat, menurut dia, itu hanya membuat efek jera sesaat karena pelaku bisa jadi beraksi di lain waktu ketika situasi keamanan dianggap kondusif. Di tempat terpisah, jajaran Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten menembak mati seorang gembong perampok sadis yang kerap beraksi di Bekasi. Tiga pelaku lain terpaksa dilumpuhkan karena membahayakan petugas saat akan diciduk.
Gembong tewas yakni Pele alias PE, 25. Tiga orang yang ditangkap yaitu Ahmad Madura alias AM, 26, Keming alias KM, 28, dan JO, 30. “Pimpinannya adalah PE. Setiap beraksi mereka tak segan melukai korbannya,” kata Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten Kompol Wirdhanto Hadicaksono kemarin. Terakhir komplotan ini menggasak uang setoran SPBU sebesar Rp110 juta di Cikarang Barat.
Saat itu korban dipepet dan diberhentikan ketika akan menyetorkan uang hasil penjualan ke bank. Saat beraksi mereka menodongkan senjata api dan tajam kepada korban serta merampas tas berisi uang. “Kalau korban melawan, pelaku langsung menembak,” ujarnya. Dari kejadian tersebut, polisi melakukan pengejaran dan diketahui keberadaan tersangka PE dan KM di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (9/2).
Saat penyergapan, PE melarikan diri lalu dikejar hingga ke Kawasan Industri MM 2100 di Cibitung. Pimpinan komplotan perampok itu akhirnya ditembak mengenai punggung dan kepala bagian belakang hingga tewas. Sementara itu, KM yang melawan ditembak kaki kirinya.
Dari keterangan KM, petugas menggerebek tempat persembunyian AM dan JO di Cikarang Barat, Selasa (10/2). Saat penangkapan itu, dua pelaku melawan dan terpaksa dihadiahi timah panas di kakinya.
R ratna purnama/ Abdullah m surjaya
(ars)