Sandera AS Tewas, Obama Janji Tumpas ISIS

Kamis, 12 Februari 2015 - 09:55 WIB
Sandera AS Tewas, Obama...
Sandera AS Tewas, Obama Janji Tumpas ISIS
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama semakin geram dengan ulah ISIS. Kegeraman Obama menyusul dibunuhnya gadis pekerja kemanusiaan asal AS Kayla Mueller, 26, yang disandera gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Jumat (6/2) lalu.

Obama berjanji akan membawa gerilyawan ISIS yang membunuh Mueller itu ke pengadilan. Dalam pernyataannya, ISIS mengungkapkan bahwa Mueller tewas akibat serangan udara yang dilancarkan Yordania. Saat itu AS belum percaya dengan tudingan itu karena tidak ada bukti kuat. Namun, kini AS percaya bahwa Mueller memang telah tewas dan menuding gerilyawan ISIS sebagai penyebabnya.

“AS telah menempuh risiko, tetapi tidak berhasil ketika menyelamatkan Kayla Mueller dari tahanan ISIS,” kata Obama pada Selasa (10/2) waktu setempat, dikutip CNN . “Saya memerintahkan operasi untuk menyelamatkan bukan hanya dia (Mueller), tetapi sandera lain yang juga ditahan,” tandasnya Itu merupakan komentar pertama Obama tentang Mueller. Obama mengaku sedih dengan kabar kematian aktivis kemanusiaan itu.

Namun demikian, Obama tetap menolak membayar uang tebusan bagi sandera AS yang ditahan gerilyawan asing. Padahal, keluarga korban umumnya meminta agar pemerintah membayar uang tebusan. “Sangat sulit menjelaskan apa yang saya lakukan. Percakapan dengan keluarga sandera yang meminta anak mereka selamat,” kata Obama.

Gedung Putih menyatakan Obama telah menghubungi orang tua Mueller untuk mengucapkan kabar duka. Intelijen AS telah mengonfirmasi kematian Mueller. Namun, para pejabat intelijen tidak dapat menjelaskan kapan dan bagaimana Mueller meninggal dunia. Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest mengungkapkan, Mueller tewas bukan disebabkan serangan udara oleh Yordania karena tidak ada korban sipil dalam peristiwa itu.

“Mereka (ISIS) bertanggung jawab atas keselamatan Mueller dan karena itu mereka bertanggung jawab atas kematiannya,” tegas Earnest. Dia menambahkan, setidaknya seorang warga Amerika juga menjadi sandera di Timur Tengah, namun dia menolak mengeluarkan rincian. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan Amerika “tidak akan goyah” dalam upaya menumpas ISIS.

“ISIS telah melakukan pelecehan besar-besaran terhadap dunia yang beradab,” katanya. Mueller diculik saat melakukan kegiatan kemanusiaan di Aleppo, Suriah, pada 2013. Gadis asal Prescott, Arizona diculik setelah meninggalkan Rumah Sakit Doctors Without Borders, Spanyol. Dia merupakan alumnus dari Universitas Northern Arizona pada 2009.

“Mueller memang mengabdikan diri kepada siapa saja yang membutuhkannya di seluruh dunia,” kata juru bicara keluarganya. Di sisi lain, Pusat Kontraterorisme Nasional (NCTC) Amerika Serikat menyatakan lebih dari 20.000 warga asing membanjiri Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Mereka diduga berasal dari sekitar 90 negara, termasuk diantaranya 3.400 dari Eropa dan lebih dari 90 warga AS.

Sebagian besar dari mereka yang terbang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Perkiraan jumlah total gerilyawan asing yang berada di Suriah tersebut naik sekitar 1.000 dari dugaan pada Januari yang hanya mencapai 19.000. Hingga kini belum ada keterangan soal jumlah pasti total gerilyawan asing.

“Namun, kecenderungannya jelas dan mengkhawatirkan,” kata Direktur NCTC Nicholas Rasmussen dalam pidato yang disiapkan untuk rapat dengar pendapat dengan Kongres kemarin. Jumlah gerilyawan asing yang terbang ke Suriah ini terjadi pada tingkat yang belum pernah muncul sebelumnya. Jumlah tersebut melampaui mereka yang datang ke Afghanistan dan Pakistan, Irak, Yaman, ataupun Somalia dalam kurun 20 tahun terakhir.

“Medan perang di Irak dan Suriah membuat mereka mempunyai pengalaman tempur, pelatihan penggunaan senjata dan bom, serta akses terhadap jaringan teroris,” kata dia.

Andika hendra m/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7250 seconds (0.1#10.140)