Banjir Matikan Pusat Bisnis

Rabu, 11 Februari 2015 - 10:39 WIB
Banjir Matikan Pusat Bisnis
Banjir Matikan Pusat Bisnis
A A A
JAKARTA - Banjir yang terjadi sejak Senin (9/2) dini hari hingga kemarin berdampak pada aktivitas perekonomian DKI Jakarta. Beberapa pusat perniagaan lumpuh karena terendam. Lalu lintas, terutama di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, juga masih semrawut. Lima koridor Transjakarta pun tidak bisa beroperasi.

Dibandingkan dengan Senin (9/2), banjir yang melanda Ibu Kota kemarin meluas. Sebagian besar titik yang terendam banjir berada di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung akibat tingginya curah hujan di wilayah Bogor. Akibatnya, ribuan warga terpaksa mengungsi.

Kamar Dagang dan industri (Kadin) DKI Jakarta mencatat, banjir menyebabkan sekitar 75.000 kios dan toko yang tersebar di pusat perbelanjaan di lima wilayah kota tidak beroperasi. Hal tersebut mengakibatkan kerugian sedikitnya mencapai Rp1,5 triliun per hari lantaran omzet per kios Rp20 juta per hari.

”Kerugian itu hanya terjadi pada sektor perdagangan di pusat bisnis. Perkiraan kerugian ini belum termasuk kerugian akibat dari jalur distribusi yang stagnan, omzet hotel, dan restoran yang juga dipastikan menurun,” ujar Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang kemarin.

Beberapa pusat bisnis yang tidak beroperasi atau operasionalnya terganggu akibat banjir yakni pertokoan di sepanjang Jatinegara Plaza (Jakarta Timur); Mal Ciputra, Central Park, Glodok City, Pasar HWI Lindeteves, Glodok Jaya, Glodok Mangga Besar, Mal Puri Indah, Roxi Square, Mal Taman Anggrek, PX Pavillion, Lippo Mall Puri, dan WTC Mangga Dua (Jakarta Barat).

Hal sama juga menimpa ITC Harco Mas, Mangga Dua Mall, dan Plaza Harco Electronic (Jakarta Pusat). Kondisi terparah dialami Jakarta Utara. Banjir melumpuhkan kawasan bisnis seperti Mangga Dua Square, Electronic City, ITC Mangga Dua, Mal Kelapa Gading, Mal Artha Gading, Mal Kelapa Gading 1 dan 2, Mal Kelapa Gading Square, Mal Sport Kelapa Gading, La Piazza Kelapa Gading.

Adapun pusat bisnis wilayah Jakarta Selatan cenderung tidak separah di wilayah lainnya. Sarman pun menyayangkan Pemprov DKI Jakarta belum mampu mengatasi permasalahan banjir Ibu Kota. Sebagai kota jasa, kata dia, Pemprov DKI harus dapat segera mengatasi dampak banjir ini karena sudah mengancam kelangsungan bisnis.

”Kami berharap pemerintah mengambil langkahlangkah strategis dengan merevitalisasi sungai yang berkesinambungan dan terintegrasi, serta perbaikan drainase secara keseluruhan. Khususnya perbaikan drainase lingkungan pusat bisnis sehingga dampak banjir dari tahun ke tahun semakin berkurang dan tidak menjadi ancaman bagi aktivitas ekonomi,” tegasnya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta maaf kepada para pelaku usaha di Jakarta yang mengalami kerugian akibat banjir. Dia berjanji akan terus berusaha untuk mengendalikan banjir dalam waktu secepatcepatnya, seperti membuat pompa, menormalisasi sungai, dan memfungsikan waduk-waduk.

Terpenting, Perusahaan Listrik Negara (PLN) jangan mematikan listrik saat banjir sedang melanda Jakarta. ”Jakarta satu menit pun tidak boleh tergenang lagi karena akan memacetkan ekonomi. Kita mohon maaf kepada pelaku usaha, kepada masyarakat, karena kerugian ekonomi sudah terjadi. PLN jangan cabut listrik dulu deh , karena genset kita nggak cukup,” ungkapnya.

Selain kawasan bisnis, banjir juga melumpuhkan transportasi massal. Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih mengatakan, sejak Senin (9/2) hingga kemarin, sedikitnya lima koridor Transjakarta yang dihentikan operasionalnya lantaran bus Transjakarta tidak bisa melintasi lajur busway yang tergenang. ”Sejumlah bus juga tidak bisa keluar pul lantaran akses di sekitar mengalami banjir, seperti bus operator DAMRI di Jalan Daan Mogot,” kata Kosasih saat dihubungi kemarin.

Kelima koridor yang dihentikan operasionalnya adalah koridor II (Pulogadung-Harmoni), koridor III (Kalideres- Harmoni), koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni), koridor X (Cililitan-Tanjung Priok), dan koridor XII (Pluit-Tanjung Priok).

Selain itu, dua koridor mengalami perpendekan rute, yakni koridor V (Kampung Melayu-Ancol), kini rutenya hanya dari Kampung Melayu hingga Senen. koridor IX (Pinangranti- Pluit) hanya melayani dari Pinangranti hingga RS Harapan Kita saja. Adapun lima koridor lainnya, yaitu koridor I (Blok MKota), koridor IV (Pulogadung- Dukuh Atas), koridor VI (Ragunan- Kuningan), koridor VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu), dan koridor XI (Pulogebang-Kampung Melayu) masih beroperasi normal.

”Tentunya kami mengalami kerugian, namun kami tidak mempermasalahkannya. Terpenting, pelayanan kepada masyarakat harus terus ditingkatkan,” jelasnya. Saat ini, kata Kosasih, PT Transjakarta sedang fokus mengangkut penumpang sampai tujuan dan tidak terluntalunta di halte.

Untuk mengoptimalkan pelayanan, kata dia, pihaknya akan terus meng-update informasi surutnya genangan yang ada di jalur. Maka ketika sudah surut, bus Transjakarta harus segera beroperasi dan menjemput penumpang. ”Bukan hanya kami yang rugi, para operator pun rugi lantaran pembayaran Rp/km ke operator di lima koridor dan dua koridor yang diperpendek rutenya juga menurun, karena banyak bus tidak bisa jalan,” jelasnya.

Wilayah Banjir Meluas

Dibandingkan sehari sebelumnya, banjir kemarin meluas. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Denny Wahyu mengungkapkan, jika sebelumnya banjir hanya menerjang 12 kelurahan, kemarin sedikitnya ada 97 kelurahan yang terendam. Akibatnya sekitar 5.986 jiwa terpaksa mengungsi. Mereka tersebar di 14 titik pengungsian.

Namun jika dibanding tahun lalu, banjir kali ini tidaklah parah. Tahun lalu jumlah RW yang terendam banjir mencapai 634 RW, sementara saat ini hanya 307 RW. Karena itu, Jakarta belum perlu menetapkan kondisi siaga darurat banjir, terlebih Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan musim hujan tahun ini tidak separah tahun lalu. ”Tahun ini agak menurun karena curah hujannya juga berbeda, durasi curah hujan sekarang cenderung ringan,” kata Denny Wahyu di Balai Kota kemarin.

Dia lantas memaparkan, di Jakarta Utara ada 18 kelurahan terendam banjir dengan pengungsi terbanyak sekitar 2.518 jiwa yang ditampung di enam lokasi pengungsian, yakni di Kali Baru, Marunda, Rorotan, Semper Barat, Sukapura, Lagoa, Ancol, Kapuk Muara, Penjagalan, Penjaringan, Pluit, Kebon Bawang, Papango, Sungai Bambu, Sunter Agung, Sunter Jaya, Tanjung Priok, dan Warakas.

Jakarta Timur adalah wilayah kedua yang jumlah pengungsinya terbanyak, yakni mencapai 1.800 jiwa. Ada 27 kelurahan yang terendam banjir, di antaranya Cakung Barat, Cakung Timur, Jatinegara, Penggilingan, Pulogebang, Rawa Terate, Pondok Bambu, Bali Mester, Bidara Cina, Cipinang Besar Selatan, Cipinang Besar Utara, Cipinang Cempedak, Cipinang Muara, dan Kampung Melayu.

Adapun di Jakarta Barat ada 1.668 pengungsi. Mereka tersebar di 23 kelurahan, yakni Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Duri Kosambi, Kapuk, Kedaung Kali Angke, Rawa Buaya, Wijaya Kusuma, Tegal Alur, Duri Kepa, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, Kelapa Dua, Sukabumi Selatan, Joglo, Kembangan Selatan, Kembangan Utara, Jati Pulo, Kota Bambu Selatan, Kota Bambu Utara, Pinangsia, Angke, Duri Selatan, dan Pekojan.

”Ada tiga wilayah yang terdapat pengungsi. Sementara wilayah lainnya hingga saat ini belum ada, meski di Jakarta Selatan ada 21 kelurahan yang terendam dan Jakarta Pusat ada delapan. Kami akan pantau terus perkembangannya,” jelasnya.

Ahok juga menegaskan banjir Jakarta kali belum masuk kategori siaga darurat banjir, meski kawasan Ring I tergenang banjir. Menurutnya, saat ini titik banjir di Jakarta sudah berkurang dibandingkan tahun lalu. Terlebih, para warga yang permukimannya terendam banjir tidak mau dievakuasi lantaran banjir saat ini cepat surut.

”Istana nggak mungkin terendam selama Waduk Pluit itu berfungsi dengan baik. Kami akan dalamin lagi itu waduk. Presiden bilang akan langsung rapat dengan BUMN dan menko untuk putusin permintaan kami,” jelasnya. Ancaman banjir di Jakarta tampaknya akan berlarut-larut.

Kepala BMKG Andi Eka menjelaskan, curah hujan akan terus mengguyur DKI Jakarta hingga awal Maret nanti. ”Untuk besok (hari ini) curah hujan tidak begitu besar dibanding Senin (9/2). Curah hujan besok hampir sama seperti hari ini. Siang terang, malam hujan hingga pagi. Namun, untuk Kamis (12/ 2) diperkirakan wilayah Puncak, Bogor, Depok akan terjadi hujan deras. Ini yang perlu diwaspadai di Jakarta,” tegasnya.

Yan yusuf/ Bima setiyadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4843 seconds (0.1#10.140)