DVI Identifikasi Jenazah yang Diduga Pilot/Kopilot

Selasa, 10 Februari 2015 - 10:06 WIB
DVI Identifikasi Jenazah yang Diduga Pilot/Kopilot
DVI Identifikasi Jenazah yang Diduga Pilot/Kopilot
A A A
SURABAYA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Jatim, Surabaya masih mengidentifikasi jenazah yang diduga sebagai pilot/kopilot pesawat AirAsia QZ 8501.

Kepala Tim DVI Polda Jatim, Kombespol Budiyono, di Surabaya, Jawa Timur, kemarin mengatakan, dugaan jenazah pilot atau kopilot itu diketahui dari seragam yang masih menempel di tubuh jenazah saat dikirim ke RS Bhayangkara. Sebelumnya, RS Bhayangkara Polda Jatim menerima tambahan 7 jenazah yang ditemukan tim SAR, salah satunya masih memakai seragam pilot pesawat komersial pesawat AirAsia.

“Salah satu jenazah yang menggunakan properti seragam AirAsia memang mengarah ke sana (pilot atau kopilot), tapi tim kami masih mendalami, sebab dari tanda garis pangkatnya memang tiga (bar), namun kami tidak bisa memastikan apa itu artinya,” ucapnya di Mapolda Jatim. Untuk memastikan jenazah, Budiyono mengaku tim DVI butuh lebih dari satu bukti sekunder dan tidak cukup hanya melalui baju atau seragam yang dipakai jenazah, sebab hasil identifikasi harus dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah.

“Kita harus menggunakan data primer seperti DNA, gigi, atau sidik jari,” ungkapnya. Staf Bagian Keselamatan dan Keamanan AirAsia, Dono Sukoco, mengatakan, dari tanda pangkat memang tidak membantah dugaan awal jenazah itu adalah kopilot Remi Emanuel Plesel. Namun, diperlukan data tambahan atau lebih lanjut untuk memastikan jenazah itu adalah kopilot yang dimaksud.

Sementara itu, hingga memasuki hari ke-44 proses identifikasi jenazah AirAsia QZ 8501, tim DVI Polda Jatim telah berhasil mengidentifikasi 74 dari 101 jenazah dan potongan tubuh yang ditemukan tim SAR. Kemarin, tim DVI berhasil diidentifikasi seorang korban berkewarganegaraan Malaysia, Chung Huei Sii, 56. Budiyono mengatakan keberhasilan mengidentifikasi jenazah belabel B086 ini berdasarkan dua metode yaitu primer dan sekunder. Hasil dari metode identifikasi primer membuktikan bahwa dental record korban sama dan cocok dengan pemeriksaan odontologi yang dilakukan tim Post Mortem DVI.

Hal itu diperkuat dengan metode sekunder yaitu adanya kecocokan antara jenis kelamin, usia, dan tinggi badan korban. Dari metode sekunder juga ditemukan adanya properti yang masih ditemukan di tubuh korban, yaitu adanya kartu kredit atas nama korban.

Rencananya jenazah Chung Huei Sii akan diserahkan ke keluarganya, namun DVI masih menunggu pihak dari Malaysia. Untuk itu, jenazah masih disimpan di RS Bhayangkara.

Lutfi yuhandi
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7720 seconds (0.1#10.140)