Gazebo Ambruk, Dua Wisatawan Tewas
A
A
A
BLITAR - Bangunan gazebo di kawasan wisata Pantai Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, ambruk. Akibatnya, dua wisatawan meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka.
Menurut Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polres Blitar AKP Wisnu Wardana, kejadian itu memang sangat tiba-tiba. Saat itu lima wisatawan berteduh di bawah bangunan gazebo tersebut. Namun, tibatiba bangunan tersebut ambruk dan menimpa mereka. “Satu orang korban tewas di lokasi kejadian, sementara satu orang lainnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit,” kata Wisnu.
Dua korban tewas tersebut teridentifikasi bernama Rahel Junaidi, 18, dan Susilo, 17. Keduanya adalah wisatawan asal Desa Kaligambir, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Sementara tiga korban luka-luka, yaitu Santo, 21, Noven, 18, dan Bina, 19. Ketiga korban warga Desa Kaligambir itu langsung dilarikan ke RSU Mardi Waluyo Kota Blitar. Dari informasi yang dihimpun, kelima korban datang bersama empat orang lainnya.
Sebelum bermain air di pantai, kesembilan pemuda ini memilih kongkow-kongkow di dekat gazebo wisata. Mereka tidak menyangka saat asyik bersenda gurau, bangunan tembok yang berdiri sekitar tiga tahun lalu itu tiba-tiba roboh. Empat orang selamat karena saat bangunan ambruk mereka berhasil menyingkirdari lokasi. Sementara lima orang rekan mereka tertimpa runtuhan puing tembok.
Mengingat usia bangunan yang relatif masih muda serta tidak adanya bencana alam yang hebat, diduga konstruksi bangunan tidak sesuai dengan besaran teknis (bestek). Saat kejadian berlangsung para wisatawan dan nelayan yang kebetulan berada di lokasi langsung berhamburan. Mereka langsung membawa korban luka dan meninggal dunia ke rumah sakit. Sebagian besar korban mengalami luka serius di bagian kepala.
Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Lahuri mengatakan, selain memasang garis polisi di TKP, pihaknya masih melakukan pemeriksaan sejumlah saksi di lapangan. “Memang benar ada insiden bangunan gazebo roboh. Dua orang meninggal dunia dan tiga luka luka. Saat ini kami masih melakukan pemeriksaan saksi," ujarnya.
Sementara dari Pagaralam, Sumatera Selatan, akses jalan menuju empat dusun di Kecamatan Dempo Utara yakni Dusun Tanjung Payang, Jangga, Sandar Angin, dan Cawang Baru, terputus. Penyebabnya, jembatan menuju dusun-dusun tersebut roboh. Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, jembatan di atas Sungai Selangis Kecil itu roboh. Padahal, jembatan ini menghubungkan Dusun Cawang Baru, Kecamatan Dempo Utara dengan Dusun Tanjung Payang, Kecamatan Pagaralam Selatan.
Tansri, 41, warga setempat, mengaku, hujan deras membuat jembatan di atas Sungai Selangis Kecil itu ambruk. Akibat itu, lalu lintas menjadi terganggu. Terutama anak yang akan pergi ke sekolah terpaksa memutar jauh lantaran jalan putus total. “Dari malam hingga pagi hari hujan turun dengan lebat. Fondasi jembatan tidak dapat menahan debit air yang besar sehingga ambruk,” ujar dia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pagaralam Novirzah Djazuli didampingi Plt Kepala Dinas PU Hariadi Razak turun langsung ke lokasi ambruknya jembatan. Pemkot Pagaralam pun akan segera melakukan langkahlangkah perbaikan terhadap Jembatan Selangis Kecil. “Jembatan ini satu-satunya akses menuju ke beberapa dusun yang ada di dua kecamatan. Untuk itu, jembatan dengan panjang 10 meter ini akan segera diperbaiki,” kata dia.
Agar akses tetap lancar, PU Pagaralam akan membangun jembatandaruratdisekitarlokasi. Minimal jembatan bisa dilalui kendaraanroda dua. “Untukbiaya perbaikan, kami perkirakan akan menelan anggaran sekitar Rp1 miliar,” ucapnya.
Solichan arif / Yayan darwansah /ant
Menurut Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polres Blitar AKP Wisnu Wardana, kejadian itu memang sangat tiba-tiba. Saat itu lima wisatawan berteduh di bawah bangunan gazebo tersebut. Namun, tibatiba bangunan tersebut ambruk dan menimpa mereka. “Satu orang korban tewas di lokasi kejadian, sementara satu orang lainnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit,” kata Wisnu.
Dua korban tewas tersebut teridentifikasi bernama Rahel Junaidi, 18, dan Susilo, 17. Keduanya adalah wisatawan asal Desa Kaligambir, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Sementara tiga korban luka-luka, yaitu Santo, 21, Noven, 18, dan Bina, 19. Ketiga korban warga Desa Kaligambir itu langsung dilarikan ke RSU Mardi Waluyo Kota Blitar. Dari informasi yang dihimpun, kelima korban datang bersama empat orang lainnya.
Sebelum bermain air di pantai, kesembilan pemuda ini memilih kongkow-kongkow di dekat gazebo wisata. Mereka tidak menyangka saat asyik bersenda gurau, bangunan tembok yang berdiri sekitar tiga tahun lalu itu tiba-tiba roboh. Empat orang selamat karena saat bangunan ambruk mereka berhasil menyingkirdari lokasi. Sementara lima orang rekan mereka tertimpa runtuhan puing tembok.
Mengingat usia bangunan yang relatif masih muda serta tidak adanya bencana alam yang hebat, diduga konstruksi bangunan tidak sesuai dengan besaran teknis (bestek). Saat kejadian berlangsung para wisatawan dan nelayan yang kebetulan berada di lokasi langsung berhamburan. Mereka langsung membawa korban luka dan meninggal dunia ke rumah sakit. Sebagian besar korban mengalami luka serius di bagian kepala.
Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Lahuri mengatakan, selain memasang garis polisi di TKP, pihaknya masih melakukan pemeriksaan sejumlah saksi di lapangan. “Memang benar ada insiden bangunan gazebo roboh. Dua orang meninggal dunia dan tiga luka luka. Saat ini kami masih melakukan pemeriksaan saksi," ujarnya.
Sementara dari Pagaralam, Sumatera Selatan, akses jalan menuju empat dusun di Kecamatan Dempo Utara yakni Dusun Tanjung Payang, Jangga, Sandar Angin, dan Cawang Baru, terputus. Penyebabnya, jembatan menuju dusun-dusun tersebut roboh. Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, jembatan di atas Sungai Selangis Kecil itu roboh. Padahal, jembatan ini menghubungkan Dusun Cawang Baru, Kecamatan Dempo Utara dengan Dusun Tanjung Payang, Kecamatan Pagaralam Selatan.
Tansri, 41, warga setempat, mengaku, hujan deras membuat jembatan di atas Sungai Selangis Kecil itu ambruk. Akibat itu, lalu lintas menjadi terganggu. Terutama anak yang akan pergi ke sekolah terpaksa memutar jauh lantaran jalan putus total. “Dari malam hingga pagi hari hujan turun dengan lebat. Fondasi jembatan tidak dapat menahan debit air yang besar sehingga ambruk,” ujar dia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pagaralam Novirzah Djazuli didampingi Plt Kepala Dinas PU Hariadi Razak turun langsung ke lokasi ambruknya jembatan. Pemkot Pagaralam pun akan segera melakukan langkahlangkah perbaikan terhadap Jembatan Selangis Kecil. “Jembatan ini satu-satunya akses menuju ke beberapa dusun yang ada di dua kecamatan. Untuk itu, jembatan dengan panjang 10 meter ini akan segera diperbaiki,” kata dia.
Agar akses tetap lancar, PU Pagaralam akan membangun jembatandaruratdisekitarlokasi. Minimal jembatan bisa dilalui kendaraanroda dua. “Untukbiaya perbaikan, kami perkirakan akan menelan anggaran sekitar Rp1 miliar,” ucapnya.
Solichan arif / Yayan darwansah /ant
(ftr)