Butuh Proses Menjadi Andal

Senin, 09 Februari 2015 - 12:36 WIB
Butuh Proses Menjadi Andal
Butuh Proses Menjadi Andal
A A A
Menjadi marketer andal memerlukan proses yang tidak pendek. Banyak masalah yang harus dipecahkan. Apalagi perusahaan terus menuntut mendapatkan hasil terbaik. Namun, marketer andal tidak pernah menjadikan tuntutan itu sebagai sebuah beban, melainkan sebagai dopping agar terus berprestasi.

Chief Marketing Officer Zurich Indonesia Heru Gunadi mengatakan, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk menjadi marketer andal. Tentunya hal itu harus disesuaikan dengan sektor usaha yang dijalankan marketer . ”Jangan lupa membiasakan diri melakukan riset agar pendekatan yang dilakukan tidak salah,” kata Heru.

Dia mengungkapkan, kendati masing-masing sektor usaha memiliki pendekatan yang berbeda, namun sebenarnya ilmunya sama saja. Pembedanya adalah barang atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Jadi, tidak usah heran kalau banyak menemui marketer yang kerap melompat ke sektor usaha lain dan berhasil. Sebelum terjun ke dunia asuransi, Heru sempat merasakan ketatnya persaingan di sektor usaha lampu dan automotif. Bahkan, di perusahaan yang memproduksi lampu sempat bertahan hingga 10 tahun.

Di perusahaan lamanya, dia membuat rencana program launch dan event-event agar hasilnya memuaskan, baik jalannya acara maupun penjualan produk. Saat pindah ke sektor asuransi, ada hal yang terlebih dahulu harus dipelajari. Di antaranya adalah nature dari industri asuransi itu sendiri. Setidaknya, membutuhkan waktu tiga hingga enam bulan untuk memahami hal itu.

Di antaranya, dengan going to market dan belajar dari agen serta nasabah. Bagi sebagian orang mungkin hal itu merupakan sebuah beban tersendiri. Apalagi jika perusahaan memberikan target yang tidak ringan. ”Bagi saya, itu sebuah tantangan. Secara pribadi, saya akan puas jika berhasil melakukannya. Tentunya kantor juga akan puas dengan kerja yang saya lakukan,” ujar Heru.

Manager Advertising & Promotion General Marketing Departement PT Mandom Indonesia Tbk Ade Muhammad Firdaus mengatakan, apa pun sektor industri yang ditekuni, seorang marketer harus pandai-pandai mengetahui karakter konsumen. Misalkan, Mandom yang produknya berbasis lifestyle anak muda, mau tidak mau, marketer harus masuk ke dalam keseharian konsumen .

Menurut Ade, berat atau tidaknya kerja marketer sebenarnya relatif. Sebagai marketer muda, target yang dibebankan perusahaan seharusnya menjadi inspirasi untuk meningkatkan kreativitas dan inisiatif. Sehingga, marketer bisa memberikan manfaat yang besar, baik kepada dirinya sendiri ataupun perusahaan tempat bekerja.

Banyaknya kompetitor, lanjut dia, juga akan membuat pasar menjadi lebih bergairah sebab perusahaan memiliki banyak pilihan marketer mana yang akan dipilih dan dipergunakan. Itulah sebabnya, masing-masing marketer dituntut untuk memasarkan produk yang akan dicari konsumen. Jika terlena, pasti terlibas dengan kompetitor. ” Kompetitor berfungsi sebagai pengingat agar tidak terlena dan diam,” tutur Ade.

Perusahaan yang bergerak di sektor consumer goods tentunya memiliki kaitan erat dengan aktivitas marketing . Tidaklah mengherankan kalau semua perusahaan sektor ini memasang target yang cukup tinggi kepada marketer -nya. Itulah sebabnya, marketer mengambil berbagai strategi di antaranya dengan mengubah strategi full marketing jadi push marketing dan mengubah orientasi dari sales ke marketing . Seperti halnya bidang pekerjaan lain, seorang marketer pasti memiliki ambisi pribadi.

Manakala diberikan kelebihan pikiran dan badan yang sehat, akhirnya bisa berpikir menciptakan atau buat sebuah karya yang terbaik. Hal itu merupakan additional benefit . Namun ketika bicara dari sisi korporasi, ini merupakan bagian dari salah satu kebijakan perusahaan. Setiap karyawan dituntut produktivitasnya untuk meningkatkan performance perusahaan.

Itulah sebabnya, saat ini, ketika dihadapkan pada sebuah tantangan yang terjadi, marketer tidak akan menganggapnya sebagai beban, melainkan sebuah challenge untuk berbuat sesuatu di perusahaan sehingga akhirnya perusahaan juga yang untung. Hal lainnya adalah, marketer harus tetap belajar, di antaranya dengan melakukan sharing bersama berbagai kalangan untuk memperkaya pemikiran.

Dampaknya bisa terlihat, saat ini tidak sedikit perusahaan lokal yang diterima baik di dunia internasional. Marketing Director Binus University Judi Arto mengatakan, hal yang harus disadari terlebih dahulu adalah semua divisi marketing pasti punya target yang setiap tahun akan semakin tinggi. Menjadi sebuah perjuangan adalah bagaimana kita bisa konsen untuk berpikir mempunyai target agar dapat mendidik orang lebih banyak lagi.

Selain itu, bagian marketing juga berurusan dengan membangun brand. Selain membangun, divisi marketing juga bertugas menjaga nama brand . ”Tantangannya memenuhi sebuah target, bagaimana kamu membangun semangat untuk mencapai target. Percayalah, tidak ada yang tidak mungkin,” ungkapnya. Head of Marketing and Branding Astra Life Nyoman Anie Puspitasari mengungkapkan, semua orang mampu menjadi seorang marketer .

Namun, harus ada kemauan untuk berusaha membuka mindset dan berani untuk memulai. ”Mulailah berpikir kalau orang lain saja bisa, kenapa saya tidak bisa. Semua yang penting usaha dulu, sebab banyak jalan menuju Roma. Jadi, jangan menyerah dan teruslah mencari tahu,” tegasnya.

Hermansah/Ilham Safutra/ Dina Angelina
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5149 seconds (0.1#10.140)