Kebersamaan di Hunian Klasik Eropa
A
A
A
Rumah Yunarto Wijaya di kawasan Pulomas, Jakarta Timur, cukup mampu menyita perhatian siapa pun yang melintas di depannya. Bangunan bernuansa putih yang mengusung gaya desain klasik Eropa ini menjadi tempat Toto, sapaan akrab Yunarto, menjalani hidup bersama keluarga kecilnya.
Kedatangan KORAN SINDO di rumah ini beberapa waktu lalu langsung disambut oleh keramahan dan kehangatan Toto.
Walaupun sehari-hari disibukkan dengan aktivitas sebagai konsultan politik, Toto terlihat senang dan antusias untuk berbincang sekaligus bercerita soal rumahnya. Rumah yang memiliki luas tanah 300 meter persegi (m2) serta luas bangunan 450 m2 ini baru ditempati Toto beserta keluarga kurang lebih tiga bulan. Toto mengatakan, proses pembangunan rumah sudah dimulai sejak 2012 akhir.
Namun, cukup menghabiskan waktu yang lama untuk menyelesaikan detail interior dan konsep. Perabotan yang terdapat di rumah ini pun unik. Toto dan sang istri, Ivon, kebetulan menyukai barang-barang antik. Tak heran jika banyak barang antik terdapat di sini, yang merupakan hasil buruan saat pasangan tersebut berkunjung ke luar kota, misalnya lukisan, radio, sampai lampu-lampu bergaya klasik.
Semua itu membuat kesan klasik semakin terasa, tidak hanya dilihat dari bentuk bangunan. Berbicara tentang struktur rumah, sebenarnya berasal dari bangunan yang lama. Hanya, Toto membangun konsep yang diinginkan dengan merenovasi ulang. Tetapi, tidak seluruh bangunan asli dilenyapkan. Ada beberapa bagian yang masih dipertahankan, contohnya tangga dan kamar.
Konsep ruangan pun sengaja dibuat berbeda-beda oleh Toto dan istri. Hal itu dilakukan agar tercipta suasana tersendiri di masing-masing ruangan. Walaupun proses pembangunan rumah ini dibantu oleh arsitek, semua konsep serta ilustrasi awal rumah sesuai dengan keinginan Ivon. ”Arsitek sangat membantu. Dia mengerti apa keinginan kami dan menciptakan rumah sesuai dengan harapan. Rasanya sangat puas sudah melihat semua rampung,” ujar Ivon.
Toto menambahkan, semua desain interior memang sesuai dengan keinginan istri. ”Dia (Ivon) yangsemangat mencari referensi dengan browsing di internet. Ada ribuan gambar interior memenuhi gadget- nya, baru akhirnya ide-ide muncul dan disampaikan kepada arsitek,” tuturnya. Toto mengungkapkan, semua desain mengikuti apa yang disukai istri. Namun, tetapada bagian kompromi di antara keduanya.
”Sehingga, kadang kita butuh waktu untuk bertukar pendapat saat membangun rumah ini. Tidak melulu semua terserah istri juga,” katanya. Keunikan rumah ini sudah terlihat ketika kita berada di ruang tamu. Di sana terdapat sofa dengan berbagai bentuk dan warna yang berbeda. ”Saya ingin mengambil konsep American style, sehingga warnanya memang cukup tabrakan dan berani,” ungkap Toto.
Kemudian dapur, yang mengusung konsep oriental dengan dominasi warna hijau, dilengkapi minibar. Lantai di setiap ruangan juga berbeda. Khususnya di ruang makan, lantai lebih terlihat klasik dengan adanya unsur kayu dan model ukiran lain. Selain itu, yang menarik adalah ukiran di langit-langit. Ivon yang membuat rumah ini tampil beda. Langit-langit rumah sengaja diukir hingga menyerupai desain gereja di abad pertengahan.
Keunikan lain ditunjukkan melalui detail rumah seperti pagar atau bordes di lantai 2 yang memiliki ukiran meskipun itu terbuat dari semen. Sebab, pada umumnya pagar dengan ukiran dibuat menggunakan kayu. Di lantai 2 rumah Toto, konsep gotik menjadi pilihan sehingga kental dengan nuansa hitam dan putih. Keceriaan keluarga kecil ini tampak dari susunan foto-foto keluarga yang menghiasi dinding.
Perpustakaan juga menjadi ruang favorit dan tidak kalah penting bagi Toto. ”Ini menjadi ruangan favorit dan saya buat senyaman mungkin. Sepenuhnya sesuai keinginan saya,” tuturnya, sambil bercanda. Perpustakaan berisi buku-buku koleksi Toto. Sisi keunikan di perpustakaan ini adalah dinding yang memiliki fungsi sebagai rak buku.
”Tidak menggunakan lemari kayu karena menurut saya mudah rusak. Jadi, dinding dibuat semakin fungsional,” timpal Ivon, yang kini sedang mengandung anak ketiga. Berbicara soal kamar tidur, karena Toto memiliki dua orang anak yang masih kecil, yaitu Alvaro (2,5 tahun) dan Alvito (1,5 tahun), maka kamar tidur dibuat seluas mungkin.
”Kamar anak dibuat luas, karena anakanak masih kecil dan butuh ruang gerak untuk berkembang. Saya ingin melihat mereka dengan leluasa bisa lari dan kejar-kejaran di dalam kamar,” ungkapnya. Selain itu, kamar tidur juga menjadi ruangan paling nyaman untuk Toto. Sebab, semua penat ketika pulang kerja dapat sirna ketika Toto berkumpul dengan keluarga di sini.
”Bukan hanya pulang kerja, setiap pagi pun sama. Selama satu jam saya menghabiskan waktu untuk mengobrol sambil melihat anak-anak bermain” ujar pria yang juga menjabat Presiden Direktur Charta Politika. Bagi Toto, makna rumah bukan sekadar tempat tinggal. ”Rumah harus punya tingkat kenyamanan berkali-kali lipat dibandingkan tempat kerja. Rumah sangat penting untuk menciptakan suasana kebersamaan. Artinya, semua anggota keluarga senang berada di rumah,” tegas pria yang pernah menyandang profesi sebagai bankir ini.
Kebersamaan dan nyamannya suasana rumah membuat Toto semangat untuk kembali pulang setelah lelah beraktivitas.
Dina angelina
Kedatangan KORAN SINDO di rumah ini beberapa waktu lalu langsung disambut oleh keramahan dan kehangatan Toto.
Walaupun sehari-hari disibukkan dengan aktivitas sebagai konsultan politik, Toto terlihat senang dan antusias untuk berbincang sekaligus bercerita soal rumahnya. Rumah yang memiliki luas tanah 300 meter persegi (m2) serta luas bangunan 450 m2 ini baru ditempati Toto beserta keluarga kurang lebih tiga bulan. Toto mengatakan, proses pembangunan rumah sudah dimulai sejak 2012 akhir.
Namun, cukup menghabiskan waktu yang lama untuk menyelesaikan detail interior dan konsep. Perabotan yang terdapat di rumah ini pun unik. Toto dan sang istri, Ivon, kebetulan menyukai barang-barang antik. Tak heran jika banyak barang antik terdapat di sini, yang merupakan hasil buruan saat pasangan tersebut berkunjung ke luar kota, misalnya lukisan, radio, sampai lampu-lampu bergaya klasik.
Semua itu membuat kesan klasik semakin terasa, tidak hanya dilihat dari bentuk bangunan. Berbicara tentang struktur rumah, sebenarnya berasal dari bangunan yang lama. Hanya, Toto membangun konsep yang diinginkan dengan merenovasi ulang. Tetapi, tidak seluruh bangunan asli dilenyapkan. Ada beberapa bagian yang masih dipertahankan, contohnya tangga dan kamar.
Konsep ruangan pun sengaja dibuat berbeda-beda oleh Toto dan istri. Hal itu dilakukan agar tercipta suasana tersendiri di masing-masing ruangan. Walaupun proses pembangunan rumah ini dibantu oleh arsitek, semua konsep serta ilustrasi awal rumah sesuai dengan keinginan Ivon. ”Arsitek sangat membantu. Dia mengerti apa keinginan kami dan menciptakan rumah sesuai dengan harapan. Rasanya sangat puas sudah melihat semua rampung,” ujar Ivon.
Toto menambahkan, semua desain interior memang sesuai dengan keinginan istri. ”Dia (Ivon) yangsemangat mencari referensi dengan browsing di internet. Ada ribuan gambar interior memenuhi gadget- nya, baru akhirnya ide-ide muncul dan disampaikan kepada arsitek,” tuturnya. Toto mengungkapkan, semua desain mengikuti apa yang disukai istri. Namun, tetapada bagian kompromi di antara keduanya.
”Sehingga, kadang kita butuh waktu untuk bertukar pendapat saat membangun rumah ini. Tidak melulu semua terserah istri juga,” katanya. Keunikan rumah ini sudah terlihat ketika kita berada di ruang tamu. Di sana terdapat sofa dengan berbagai bentuk dan warna yang berbeda. ”Saya ingin mengambil konsep American style, sehingga warnanya memang cukup tabrakan dan berani,” ungkap Toto.
Kemudian dapur, yang mengusung konsep oriental dengan dominasi warna hijau, dilengkapi minibar. Lantai di setiap ruangan juga berbeda. Khususnya di ruang makan, lantai lebih terlihat klasik dengan adanya unsur kayu dan model ukiran lain. Selain itu, yang menarik adalah ukiran di langit-langit. Ivon yang membuat rumah ini tampil beda. Langit-langit rumah sengaja diukir hingga menyerupai desain gereja di abad pertengahan.
Keunikan lain ditunjukkan melalui detail rumah seperti pagar atau bordes di lantai 2 yang memiliki ukiran meskipun itu terbuat dari semen. Sebab, pada umumnya pagar dengan ukiran dibuat menggunakan kayu. Di lantai 2 rumah Toto, konsep gotik menjadi pilihan sehingga kental dengan nuansa hitam dan putih. Keceriaan keluarga kecil ini tampak dari susunan foto-foto keluarga yang menghiasi dinding.
Perpustakaan juga menjadi ruang favorit dan tidak kalah penting bagi Toto. ”Ini menjadi ruangan favorit dan saya buat senyaman mungkin. Sepenuhnya sesuai keinginan saya,” tuturnya, sambil bercanda. Perpustakaan berisi buku-buku koleksi Toto. Sisi keunikan di perpustakaan ini adalah dinding yang memiliki fungsi sebagai rak buku.
”Tidak menggunakan lemari kayu karena menurut saya mudah rusak. Jadi, dinding dibuat semakin fungsional,” timpal Ivon, yang kini sedang mengandung anak ketiga. Berbicara soal kamar tidur, karena Toto memiliki dua orang anak yang masih kecil, yaitu Alvaro (2,5 tahun) dan Alvito (1,5 tahun), maka kamar tidur dibuat seluas mungkin.
”Kamar anak dibuat luas, karena anakanak masih kecil dan butuh ruang gerak untuk berkembang. Saya ingin melihat mereka dengan leluasa bisa lari dan kejar-kejaran di dalam kamar,” ungkapnya. Selain itu, kamar tidur juga menjadi ruangan paling nyaman untuk Toto. Sebab, semua penat ketika pulang kerja dapat sirna ketika Toto berkumpul dengan keluarga di sini.
”Bukan hanya pulang kerja, setiap pagi pun sama. Selama satu jam saya menghabiskan waktu untuk mengobrol sambil melihat anak-anak bermain” ujar pria yang juga menjabat Presiden Direktur Charta Politika. Bagi Toto, makna rumah bukan sekadar tempat tinggal. ”Rumah harus punya tingkat kenyamanan berkali-kali lipat dibandingkan tempat kerja. Rumah sangat penting untuk menciptakan suasana kebersamaan. Artinya, semua anggota keluarga senang berada di rumah,” tegas pria yang pernah menyandang profesi sebagai bankir ini.
Kebersamaan dan nyamannya suasana rumah membuat Toto semangat untuk kembali pulang setelah lelah beraktivitas.
Dina angelina
(ars)