8 Perampok Geng Palembang Dibekuk
A
A
A
BEKASI - Jajaran Satreskrim Polresta Bekasi Kota menangkap delapan perampok nasabah bank yang kerap beraksi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Empat pelaku yang diringkus tanpa perlawanan yakni Dedi, 35, Alwi, 21, Bani, 21, dan Indra, 32. Sedangkan, empat pelaku lain dilumpuhkan dengan timah panas di bagian kaki karena berusaha melawan yaitu Sunardi, 27, Anton, 28, Toni, 27, serta Agung, 23. “Mereka komplotan asal Palembang dan sudah beraksi puluhan kali,” ujar Kapolresta Bekasi Kota Kombes Pol Rudi Setiawan kemarin.
Setelah membekuk delapan orang ini, polisi membawa mereka untuk menunjukkan keberadaan pelaku lainnya. Namun, dalam penyergapan di markas komplotan perampok, delapan orang berhasil melarikan diri. Kedelapan pelaku yakni Abah, Sendi, Dodi, Elay, Albet, Daham, Ali, dan Heri. Menurut Rudi, delapan orang ditangkap saat sedang membagi-bagikan uang hasil kejahatan di tempat parkiran RS Thamrin Cileungsi, Kabupaten Bogor, Kamis (5/2).
Uang yang dibagi-bagikan senilai Rp70 juta itu merupakan hasil perampokan terhadap seorang nasabah bank di Jatiwarna, Pondok Gede. Dalam aksinya, para pelaku ini kerap mengendarai sepeda motor secara berkelompok, mencari korban nasabah secara acak, serta berpura-pura melakukan transaksi di bank. Setelah mendapatkan korban, pelaku menghubungi rekan lain di luar yang berperan mengawasi korban ketika naik mobil lalu mengikutinya.
Ada juga pelaku lain yang menancapkan paku di ban kendaraan milik korban. Para pelaku akan memberitahukan kepada korban bahwa banmobilkempes. Ketikakorban berhenti di pinggir jalan untuk mengecek ban, pelaku lain langsung mengambil uang yang berada di dalam mobil. Jika korban melawan, mereka tidak segan melukai dengan senjata tajam.
“Biasanya, komplotan ini kalau beraksi lebih dari sepuluh orang dengan berbagai peran,” kata Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Ujang Rohanda. Menurut dia, dari penangkapan komplotan perampok ini disita barang bukti berupa 14 paku, pisau, delapan handphone, enam buah tas, tiga ATM, dan lima senjata tajam.
Ada juga delapan sepeda motor yang biasa digunakan untuk melakukan aksinya. Para pelaku dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman 7 tahun penjara. Di Jakarta Pusat, aparat Polsek Johar Baru menangkap seorang wanita berinisial Wat, 20, yang menggunakan sepeda motorcurianketika melintasdiJalan Sumur Batu, Kemayoran, Rabu (4/2). Dia diamankan berikut motor Suzuki Satria B 4639 TBY.
Ternyata setelah polisi melakukan pemeriksaan, sepeda motor tersebut hasil pemberian kekasihnya, Iqbal, 27, yanghinggakini masih diburu polisi. “Kami curiga wanita ini adalah komplotan pencuri kendaraan bermotor, maka itu dia ditahan,” kata Kapolsek Johar Baru Kompol Wiyono. Sementara, maraknya aksi pembegalan pada malam hari di Kota Depok membuat Polda Metro Jaya, Polresta Depok, TNI, Satpol PP, hingga Dinas Perhubungan menggelar operasi besar-besaran dengan mengerahkan sekitar 700 personel.
Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya Kombes Pol Daniel Pasaribu mengatakan, operasi dengan sandi Bina Kusuma itu akan digelar hingga 15 Februari 2015. “Operasi ini menyasar para pengganggu kamtibmas, perampas motor, perjudian, peredaran miras, senjata tajam, senjata api, dan tempat hiburan malam. Gangguan kamtibmas di Depok mulai meningkat dan polisi wajib memberikan rasa aman kepada warga,” ungkap Daniel.
Dari 13 wilayah hukum Polda Metro Jaya, kejahatan di Depok meningkat dari posisi ke-6 menjadi ke-4. Aksi pembegalan dan pembunuhandiJalanMargonda Raya dan Jalan Juanda memperparah kondisi keamanan. Dalam seminggu dua orang menjadi korban pembunuhan yang disertai perampasan motor.
“Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan mulai dari pembinaan, penangkapan secara halus, penangkapan dengan paksa, menggunakan alat pentungan dan borgol, hingga terakhir, jika diperlukan dan mendesak, kami bisa menggunakan senjata api. Tapi diusahakan tak menembak mati, kalau mengancam aparat baru boleh (menembak) ke kepala,” paparnya.
Kapolresta Depok Kombes Pol Ahmad Subarkah menambahkan, ada 7 titik utama yang menjadi target operasi. “Grand Depok City, Pancoran Mas, Jalan Margonda Raya, Ir H Juanda, Krukut Limo, akses UI, dan Jalan Raya Bogor,” ucapnya. Menanggapi reaksi cepat polisi terhadap maraknya aksi perampokan, kriminolog Universitas Indonesia (UI) Muhammad Mustofa menyatakan bahwa kasus ini membuktikan keseriusan petugas.
Jika sebelumnya kasus ini dianggap biasa, ketika sudah menjadi perhatian publik maka polisi akhirnya bergerak lebih intensif. “Ketika suatu tindak kejahatan sudah dianggap serius, kepolisian pun akan menindaklanjutinya dengan cara serius,” ujarnya. Maraknya begal motor dengan menggunakan senjata mengindikasikan kejadian ini sebagai hal yang diprioritaskan.
Berbeda jika korbannya tidak disakiti dan tidak diancam, maka kejadian ini hanya dianggap tindak kriminal biasa sehingga patroli hanya sebatas pengamanan biasa saja. Namun ketika sudah menjadi atensi, patroli yang dilakukan lebih intensif dengan kekuatan lebih banyak.
Abdullah m surjaya/R ratna purnama/Ridwansyah
Empat pelaku yang diringkus tanpa perlawanan yakni Dedi, 35, Alwi, 21, Bani, 21, dan Indra, 32. Sedangkan, empat pelaku lain dilumpuhkan dengan timah panas di bagian kaki karena berusaha melawan yaitu Sunardi, 27, Anton, 28, Toni, 27, serta Agung, 23. “Mereka komplotan asal Palembang dan sudah beraksi puluhan kali,” ujar Kapolresta Bekasi Kota Kombes Pol Rudi Setiawan kemarin.
Setelah membekuk delapan orang ini, polisi membawa mereka untuk menunjukkan keberadaan pelaku lainnya. Namun, dalam penyergapan di markas komplotan perampok, delapan orang berhasil melarikan diri. Kedelapan pelaku yakni Abah, Sendi, Dodi, Elay, Albet, Daham, Ali, dan Heri. Menurut Rudi, delapan orang ditangkap saat sedang membagi-bagikan uang hasil kejahatan di tempat parkiran RS Thamrin Cileungsi, Kabupaten Bogor, Kamis (5/2).
Uang yang dibagi-bagikan senilai Rp70 juta itu merupakan hasil perampokan terhadap seorang nasabah bank di Jatiwarna, Pondok Gede. Dalam aksinya, para pelaku ini kerap mengendarai sepeda motor secara berkelompok, mencari korban nasabah secara acak, serta berpura-pura melakukan transaksi di bank. Setelah mendapatkan korban, pelaku menghubungi rekan lain di luar yang berperan mengawasi korban ketika naik mobil lalu mengikutinya.
Ada juga pelaku lain yang menancapkan paku di ban kendaraan milik korban. Para pelaku akan memberitahukan kepada korban bahwa banmobilkempes. Ketikakorban berhenti di pinggir jalan untuk mengecek ban, pelaku lain langsung mengambil uang yang berada di dalam mobil. Jika korban melawan, mereka tidak segan melukai dengan senjata tajam.
“Biasanya, komplotan ini kalau beraksi lebih dari sepuluh orang dengan berbagai peran,” kata Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kota Kompol Ujang Rohanda. Menurut dia, dari penangkapan komplotan perampok ini disita barang bukti berupa 14 paku, pisau, delapan handphone, enam buah tas, tiga ATM, dan lima senjata tajam.
Ada juga delapan sepeda motor yang biasa digunakan untuk melakukan aksinya. Para pelaku dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman 7 tahun penjara. Di Jakarta Pusat, aparat Polsek Johar Baru menangkap seorang wanita berinisial Wat, 20, yang menggunakan sepeda motorcurianketika melintasdiJalan Sumur Batu, Kemayoran, Rabu (4/2). Dia diamankan berikut motor Suzuki Satria B 4639 TBY.
Ternyata setelah polisi melakukan pemeriksaan, sepeda motor tersebut hasil pemberian kekasihnya, Iqbal, 27, yanghinggakini masih diburu polisi. “Kami curiga wanita ini adalah komplotan pencuri kendaraan bermotor, maka itu dia ditahan,” kata Kapolsek Johar Baru Kompol Wiyono. Sementara, maraknya aksi pembegalan pada malam hari di Kota Depok membuat Polda Metro Jaya, Polresta Depok, TNI, Satpol PP, hingga Dinas Perhubungan menggelar operasi besar-besaran dengan mengerahkan sekitar 700 personel.
Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya Kombes Pol Daniel Pasaribu mengatakan, operasi dengan sandi Bina Kusuma itu akan digelar hingga 15 Februari 2015. “Operasi ini menyasar para pengganggu kamtibmas, perampas motor, perjudian, peredaran miras, senjata tajam, senjata api, dan tempat hiburan malam. Gangguan kamtibmas di Depok mulai meningkat dan polisi wajib memberikan rasa aman kepada warga,” ungkap Daniel.
Dari 13 wilayah hukum Polda Metro Jaya, kejahatan di Depok meningkat dari posisi ke-6 menjadi ke-4. Aksi pembegalan dan pembunuhandiJalanMargonda Raya dan Jalan Juanda memperparah kondisi keamanan. Dalam seminggu dua orang menjadi korban pembunuhan yang disertai perampasan motor.
“Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan mulai dari pembinaan, penangkapan secara halus, penangkapan dengan paksa, menggunakan alat pentungan dan borgol, hingga terakhir, jika diperlukan dan mendesak, kami bisa menggunakan senjata api. Tapi diusahakan tak menembak mati, kalau mengancam aparat baru boleh (menembak) ke kepala,” paparnya.
Kapolresta Depok Kombes Pol Ahmad Subarkah menambahkan, ada 7 titik utama yang menjadi target operasi. “Grand Depok City, Pancoran Mas, Jalan Margonda Raya, Ir H Juanda, Krukut Limo, akses UI, dan Jalan Raya Bogor,” ucapnya. Menanggapi reaksi cepat polisi terhadap maraknya aksi perampokan, kriminolog Universitas Indonesia (UI) Muhammad Mustofa menyatakan bahwa kasus ini membuktikan keseriusan petugas.
Jika sebelumnya kasus ini dianggap biasa, ketika sudah menjadi perhatian publik maka polisi akhirnya bergerak lebih intensif. “Ketika suatu tindak kejahatan sudah dianggap serius, kepolisian pun akan menindaklanjutinya dengan cara serius,” ujarnya. Maraknya begal motor dengan menggunakan senjata mengindikasikan kejadian ini sebagai hal yang diprioritaskan.
Berbeda jika korbannya tidak disakiti dan tidak diancam, maka kejadian ini hanya dianggap tindak kriminal biasa sehingga patroli hanya sebatas pengamanan biasa saja. Namun ketika sudah menjadi atensi, patroli yang dilakukan lebih intensif dengan kekuatan lebih banyak.
Abdullah m surjaya/R ratna purnama/Ridwansyah
(bbg)