HMI Harus Kedepankan Pemikiran dan Kompetensi
A
A
A
JAKARTA - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus berkontribusi lebih besar dalam upaya mengawal demokrasi. Gerakan HMI jangan sampai hanya terkonsentrasi pada aksi unjuk rasa karena hal itu akan mengerdilkan peran HMI dalam kancah pembangunan bangsa.
“Terlalu sederhana kalau kegiatan HMI diidentikkan dengan gerakan jalanan, demonstrasi. Kita butuh kader HMI yang intelek, kita butuh insinyur, profesional, profesor, scientist. Karena hanya dengan pengetahuan, cita-cita HMI akan tercapai,” ujar Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) dalam sambutan pada acara Dies Natalis HMI Ke-68 bertema “HMI untuk Rakyat: Karya Nyata untuk Indonesia” di Jakarta tadi malam. JK yang juga alumni HMI ini mengingatkan kader HMI untuk membangun kedisiplinan dalam organisasi.
Dia menyayangkan tindakan indisipliner yang kerap ditunjukkan kader organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia ini dalam beberapa kongres yang dilaksanakan. “Kalau dalam kongres mahasiswa saja sudah berani lempar kursi, hal itu akan melahirkan generasi konflik 20 tahun ke depan,” tuturnya. JK lantas menginginkan kader agar mengedepankan pemikiran dan kompetensi karena dalam era globalisasi ini kompetisi didasarkan pada pertarungan prestasi.
“Pencipta itu identik dengan orang pintar. Pengabdi identik dengan ikhlas. Maka dibutuhkan generasi pintar dan ikhlas untuk membangun negeri ini,” paparnya. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang juga alumni HMI Harry Azhar Azis mengatakan, HMI ikut berperan dalam pembangunan negara sesuai dengan zamannya. Pada generasi pertama, mereka ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan RI dan memiliki karakteristik komunal yang kuat.
Pada generasi kedua, kader HMI ikut berjuang menegakkan Reformasi 1998. Pada generasi ketiga, kader HMI berperan mengawal demokrasi pasca-Reformasi.
“Generasi pertama banyak yang sudah meninggalkan kita, generasi kedua banyak yang kini berada di posisi strategis negara, generasi ketiga yang masih muda ini diharapkan mampu berperan dalam memecahkan persoalan bangsa kekinian dan ikut mengawal kebijakan pemerintah dan demokrasi,” ujarnya.
Khoirul muzakki
“Terlalu sederhana kalau kegiatan HMI diidentikkan dengan gerakan jalanan, demonstrasi. Kita butuh kader HMI yang intelek, kita butuh insinyur, profesional, profesor, scientist. Karena hanya dengan pengetahuan, cita-cita HMI akan tercapai,” ujar Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) dalam sambutan pada acara Dies Natalis HMI Ke-68 bertema “HMI untuk Rakyat: Karya Nyata untuk Indonesia” di Jakarta tadi malam. JK yang juga alumni HMI ini mengingatkan kader HMI untuk membangun kedisiplinan dalam organisasi.
Dia menyayangkan tindakan indisipliner yang kerap ditunjukkan kader organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia ini dalam beberapa kongres yang dilaksanakan. “Kalau dalam kongres mahasiswa saja sudah berani lempar kursi, hal itu akan melahirkan generasi konflik 20 tahun ke depan,” tuturnya. JK lantas menginginkan kader agar mengedepankan pemikiran dan kompetensi karena dalam era globalisasi ini kompetisi didasarkan pada pertarungan prestasi.
“Pencipta itu identik dengan orang pintar. Pengabdi identik dengan ikhlas. Maka dibutuhkan generasi pintar dan ikhlas untuk membangun negeri ini,” paparnya. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang juga alumni HMI Harry Azhar Azis mengatakan, HMI ikut berperan dalam pembangunan negara sesuai dengan zamannya. Pada generasi pertama, mereka ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan RI dan memiliki karakteristik komunal yang kuat.
Pada generasi kedua, kader HMI ikut berjuang menegakkan Reformasi 1998. Pada generasi ketiga, kader HMI berperan mengawal demokrasi pasca-Reformasi.
“Generasi pertama banyak yang sudah meninggalkan kita, generasi kedua banyak yang kini berada di posisi strategis negara, generasi ketiga yang masih muda ini diharapkan mampu berperan dalam memecahkan persoalan bangsa kekinian dan ikut mengawal kebijakan pemerintah dan demokrasi,” ujarnya.
Khoirul muzakki
(ars)