Parlemen Inggris Setujui Program Anak Tiga DNA
A
A
A
LONDON - Anggota Parlemen Inggris mendukung rencana penciptaan bayi dengan tiga deoxyribonucleic acid (DNA) dari dua wanita dan satu pria.
Inggris menyatakan siap menjadi negara pertama yang memperkenalkan undang-undang tentang kemungkinan menciptakan bayi dari tiga orang. Pembahasan mengenai ini dilakukan menyusul kasus yang dialamiSharonBernardi, seorang ibu asal Sunderland yang kehilangan tujuh anaknya karena keracunan darah.
“Kami butuh waktu lama untuk melupakan kematian anak pertama, namun kemudian itu terjadi lagi dan membuat saya sangat shock,” cerita Sharon Bernardi, dilansir BBC. Beruntung, anak keempatnya lahir selamat, tapi menderita penyakit leigh, semacam gangguan yang memengaruhi sistem saraf. Secara mengejutkan Bernardi mengaku sebelumnya kehilangan tiga anak.
Dokter pun segera melakukan penelitian atas kasus ini. Hasilnya Bernardi mengalami cacat mitokondria yang merupakan pembangkit tenaga setiap sel. Kegagalan mitokondria hanya menyerang kaum hawa dan bersifat menurun. Setelah diteliti lebih jauh, ternyata keluarga Bernardi memang memiliki riwayat yang sama. Ibunya bahkan telah kehilangan delapan anak karena kegagalan mitokondria.
Kasus ini menyedot perhatian para ahli genetika yang kemudian mengusulkan untuk mendukung penciptaan bayi dari tiga DNA yakni satu DNA istri, satu DNA suami, dan satu DNA dari pendonor wanita. Pendonor wanita ini sangat dibutuhkan untuk menghasilkan mitokondria yang sehat dan menggantikan mitokondria calon ibu yang rusak atau cacat. Sebenarnya usulan ini mendapat tentangan keras dari banyak pihak, terutama gereja yang mengemukakan bahwa teknik tersebut tidak sesuai Alkitab.
Namun, dalam pemungutan suara di Common Land, London, Inggris, kemarin, tercatat 382 anggota parlemen mendukung kebijakan bayi tiga DNA, sementara 128 menentang program ini. Pemerintah Inggris berencana melanjutkan pemungutan lebih lanjut di House of Lords atau Majelis Tinggi Parlemen Kerajaan Britania Raya. Jika suara mayoritas mengatakan setuju, bayi tiga DNA tersebut dapat mulai diaplikasikan tahun ini dan ditargetkan lahir tahun depan.
Jika undang-undang ini disahkan, diperkirakan ada 120 orang bayi bisa lahir setiap tahun. Para pendukung dan pengkritik program ini masih saling menyerang. Para pendukung menyatakan bahwa metode bayi tiga DNA ini “cahaya di ujung lorong” bagi para orang tua yang sulit memiliki anak. Sedangkan para penentang beranggapan teknik ini akan menimbulkan banyak masalah etika dan kesehatan.
“Kami di sini bukan ingin menjadi Dewa, namun hanya memastikan bahwa dua orang tua yang menginginkan bayi sehat bisa mendapatkan satu saja bayi yang ia harapkan itu,” kata Perdana Menteri Inggris David Cameron. Dia menilai setiap pasangan berhak mendapatkan bayi sehat yang menjalani hidup normal. Namun, para pengkritik belum yakin tentang keamanan metode ini dan dampak yang bisa dihasilkannya, terutama karena itu berhubungan dengan mitokondria yang merupakan energi utama dalam penciptaan bayi.
Mitokondria adalah kompartemen kecil di dalam hampir setiap sel tubuh yang mengubah makanan menjadi energi pembentukan bayi. Mitokondria yang rusak hanya diturunkan dari ibu yang dapat menyebabkan kerusakan otak, pengecilan otot, gagal jantung, dan kebutaan. Teknik bayi tiga DNA menggunakan versi modifikasi dari IVF dengan menggabungkan DNA dari orang tua dan mitokondria sehat dari wanitadonor. Hasilnya, sang jabang bayi hanya akan mewarisi 0,1% DNAdari wanitapendonor.
“Namun, implikasi dari metode ini tidak diprediksi, bagaimana gen-gen ini nanti akan diturunkan dari generasi ke generasi lain,” ungkap Fiona Bruce, anggota parlemen Congleton yang menentang metode anak tiga DNA.
Hingga saat ini kebijakan ini masih menjadi perdebatan sengit bagi anggota parlemen, sementara sisi yang setuju tengah memperjuangkan metode ini mendapat lisensi dari regulator kesuburan HFEA. Para peneliti juga menyanggah pendapat Bruce dengan menyatakan bahwa dalam dunia sains tidak ada hal yang mutlak.
Rni agustina
Inggris menyatakan siap menjadi negara pertama yang memperkenalkan undang-undang tentang kemungkinan menciptakan bayi dari tiga orang. Pembahasan mengenai ini dilakukan menyusul kasus yang dialamiSharonBernardi, seorang ibu asal Sunderland yang kehilangan tujuh anaknya karena keracunan darah.
“Kami butuh waktu lama untuk melupakan kematian anak pertama, namun kemudian itu terjadi lagi dan membuat saya sangat shock,” cerita Sharon Bernardi, dilansir BBC. Beruntung, anak keempatnya lahir selamat, tapi menderita penyakit leigh, semacam gangguan yang memengaruhi sistem saraf. Secara mengejutkan Bernardi mengaku sebelumnya kehilangan tiga anak.
Dokter pun segera melakukan penelitian atas kasus ini. Hasilnya Bernardi mengalami cacat mitokondria yang merupakan pembangkit tenaga setiap sel. Kegagalan mitokondria hanya menyerang kaum hawa dan bersifat menurun. Setelah diteliti lebih jauh, ternyata keluarga Bernardi memang memiliki riwayat yang sama. Ibunya bahkan telah kehilangan delapan anak karena kegagalan mitokondria.
Kasus ini menyedot perhatian para ahli genetika yang kemudian mengusulkan untuk mendukung penciptaan bayi dari tiga DNA yakni satu DNA istri, satu DNA suami, dan satu DNA dari pendonor wanita. Pendonor wanita ini sangat dibutuhkan untuk menghasilkan mitokondria yang sehat dan menggantikan mitokondria calon ibu yang rusak atau cacat. Sebenarnya usulan ini mendapat tentangan keras dari banyak pihak, terutama gereja yang mengemukakan bahwa teknik tersebut tidak sesuai Alkitab.
Namun, dalam pemungutan suara di Common Land, London, Inggris, kemarin, tercatat 382 anggota parlemen mendukung kebijakan bayi tiga DNA, sementara 128 menentang program ini. Pemerintah Inggris berencana melanjutkan pemungutan lebih lanjut di House of Lords atau Majelis Tinggi Parlemen Kerajaan Britania Raya. Jika suara mayoritas mengatakan setuju, bayi tiga DNA tersebut dapat mulai diaplikasikan tahun ini dan ditargetkan lahir tahun depan.
Jika undang-undang ini disahkan, diperkirakan ada 120 orang bayi bisa lahir setiap tahun. Para pendukung dan pengkritik program ini masih saling menyerang. Para pendukung menyatakan bahwa metode bayi tiga DNA ini “cahaya di ujung lorong” bagi para orang tua yang sulit memiliki anak. Sedangkan para penentang beranggapan teknik ini akan menimbulkan banyak masalah etika dan kesehatan.
“Kami di sini bukan ingin menjadi Dewa, namun hanya memastikan bahwa dua orang tua yang menginginkan bayi sehat bisa mendapatkan satu saja bayi yang ia harapkan itu,” kata Perdana Menteri Inggris David Cameron. Dia menilai setiap pasangan berhak mendapatkan bayi sehat yang menjalani hidup normal. Namun, para pengkritik belum yakin tentang keamanan metode ini dan dampak yang bisa dihasilkannya, terutama karena itu berhubungan dengan mitokondria yang merupakan energi utama dalam penciptaan bayi.
Mitokondria adalah kompartemen kecil di dalam hampir setiap sel tubuh yang mengubah makanan menjadi energi pembentukan bayi. Mitokondria yang rusak hanya diturunkan dari ibu yang dapat menyebabkan kerusakan otak, pengecilan otot, gagal jantung, dan kebutaan. Teknik bayi tiga DNA menggunakan versi modifikasi dari IVF dengan menggabungkan DNA dari orang tua dan mitokondria sehat dari wanitadonor. Hasilnya, sang jabang bayi hanya akan mewarisi 0,1% DNAdari wanitapendonor.
“Namun, implikasi dari metode ini tidak diprediksi, bagaimana gen-gen ini nanti akan diturunkan dari generasi ke generasi lain,” ungkap Fiona Bruce, anggota parlemen Congleton yang menentang metode anak tiga DNA.
Hingga saat ini kebijakan ini masih menjadi perdebatan sengit bagi anggota parlemen, sementara sisi yang setuju tengah memperjuangkan metode ini mendapat lisensi dari regulator kesuburan HFEA. Para peneliti juga menyanggah pendapat Bruce dengan menyatakan bahwa dalam dunia sains tidak ada hal yang mutlak.
Rni agustina
(ars)