Cemburu, Suami Bunuh Istri
A
A
A
DEPOK - Gara-gara dibakar api cemburu, Slamet, 53, nekat membunuh istri tercintanya. Dahlia, 49, ditemukan tewas di rumahnya yang berada di Kali Suren RT 2/4, Bojong Gede, Depok, kemarin.
Berdasarkan keterangan dihimpun, Slamet kesal karena istrinya dikabarkan akan menikah lagi. Padahal, pasangan ini sudah menjalin biduk rumah tangga selama 30 tahun dan dikaruniai dua anak. Sehari-harinya Slamet dan Dahlia memang sering bertengkar. Perselisihan disebabkan korban kerap menghina pelaku karena suaminya itu hanya bekerja sebagai buruh di pabrik panci.
Diduga, korban tidak merasa cukup dengan penghasilan suaminya yang hanya Rp25.000. “Sehingga keduanya sering cekcok mulut. Perselisihannya selalu bermotif ekonomi. Pelaku kesal dengan hinaan itu,” kata Kapolsek Bojong Gede Kompol Ganet Sukoco. Puncak kekesalan pelaku terjadi ketika mendapati bekas puntung rokok saat pelaku pulang kerja. Pelaku juga menemukan gelas minuman siap minum di rumahnya.
Pelaku menduga korban baru saja didatangi oleh tamu yang memiliki kedekatan dengan korban. Akhirnya dini hari kemarin ketika istrinya sedang tertidur, pelaku dengan menggunakan martil memukul kepala korban sebanyak lima kali hingga tewas di tempat. Saat kejadian hanya ada anak bungsu yang juga tengah tertidur pulas.
“Anak pertamanya sudah menikah dan tinggal terpisah,” ucapnya. Setelah membunuh, pelaku langsung menyerahkan diri ke Polsek Bojong Gede. “Kami masih mendalami semua keterangan pelaku,” ujar Kapolresta Depok Kombes Pol Ahmad Subarkah. Polisi juga memeriksa sejumlah saksi. Keluarga korban sendiri menolak menjalani autopsi tanpa alasan yang pasti.
Di tempat terpisah, Wahyu, 42, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Kecamatan Cabangbungin, Bekasi, tewas mengenaskan setelah berusaha mencuri sepeda motor Honda Scoopy di parkiran permukiman warga di Desa Sukarukun, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, kemarin. Peristiwa bermula ketika pemilik motor lupa mencabut kunci kendaraannya. Melihat kunci tergantung, niat buruk PNS di bagian ekonomi bangsa itu berusaha mengambil alih kendaraan.
“Pelaku belum sempat melajukan kendaraan, langsung diteriaki maling oleh pemilik motor yang tidak diketahui namanya oleh warga,” ujar saksi mata, Udin, 38. Teriakan itu membuat warga berdatangan dan menghakimi PNS tersebut.
R ratna purnama/ Abdullah m surjaya
Berdasarkan keterangan dihimpun, Slamet kesal karena istrinya dikabarkan akan menikah lagi. Padahal, pasangan ini sudah menjalin biduk rumah tangga selama 30 tahun dan dikaruniai dua anak. Sehari-harinya Slamet dan Dahlia memang sering bertengkar. Perselisihan disebabkan korban kerap menghina pelaku karena suaminya itu hanya bekerja sebagai buruh di pabrik panci.
Diduga, korban tidak merasa cukup dengan penghasilan suaminya yang hanya Rp25.000. “Sehingga keduanya sering cekcok mulut. Perselisihannya selalu bermotif ekonomi. Pelaku kesal dengan hinaan itu,” kata Kapolsek Bojong Gede Kompol Ganet Sukoco. Puncak kekesalan pelaku terjadi ketika mendapati bekas puntung rokok saat pelaku pulang kerja. Pelaku juga menemukan gelas minuman siap minum di rumahnya.
Pelaku menduga korban baru saja didatangi oleh tamu yang memiliki kedekatan dengan korban. Akhirnya dini hari kemarin ketika istrinya sedang tertidur, pelaku dengan menggunakan martil memukul kepala korban sebanyak lima kali hingga tewas di tempat. Saat kejadian hanya ada anak bungsu yang juga tengah tertidur pulas.
“Anak pertamanya sudah menikah dan tinggal terpisah,” ucapnya. Setelah membunuh, pelaku langsung menyerahkan diri ke Polsek Bojong Gede. “Kami masih mendalami semua keterangan pelaku,” ujar Kapolresta Depok Kombes Pol Ahmad Subarkah. Polisi juga memeriksa sejumlah saksi. Keluarga korban sendiri menolak menjalani autopsi tanpa alasan yang pasti.
Di tempat terpisah, Wahyu, 42, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Kecamatan Cabangbungin, Bekasi, tewas mengenaskan setelah berusaha mencuri sepeda motor Honda Scoopy di parkiran permukiman warga di Desa Sukarukun, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, kemarin. Peristiwa bermula ketika pemilik motor lupa mencabut kunci kendaraannya. Melihat kunci tergantung, niat buruk PNS di bagian ekonomi bangsa itu berusaha mengambil alih kendaraan.
“Pelaku belum sempat melajukan kendaraan, langsung diteriaki maling oleh pemilik motor yang tidak diketahui namanya oleh warga,” ujar saksi mata, Udin, 38. Teriakan itu membuat warga berdatangan dan menghakimi PNS tersebut.
R ratna purnama/ Abdullah m surjaya
(ars)