Badai Salju Lumpuhkan Penerbangan

Rabu, 04 Februari 2015 - 11:50 WIB
Badai Salju Lumpuhkan Penerbangan
Badai Salju Lumpuhkan Penerbangan
A A A
NEW YORK - Lebih dari 4.300 penerbangan dibatalkan sebagai dampak badai salju yang menerjang sebagian timur laut Amerika Serikat. Sejumlah perjalanan kereta bawah tanah juga berhenti. Cuaca ekstrem sejauh ini telah menelan 10 korban jiwa.

Badan Cuaca Nasional (NWS) kemarin mengungkapkan, badai musim dingin akan menyebarkan salju dari wilayah Great Lakes hingga negara bagian di timur laut. Ketinggian salju mencapai 15 cm hingga 30 cm. Peringatan kewaspadaan terhadap warga terus dilakukan. NWS memprediksi angin dingin akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

“Cuaca dingin sebagai dampak badai salju yang terjadi sebagian wilayah AS,” demikian keterangan NWS seperti dikutip Reuters. Laman Flightaware.com kemarin melaporkan tak kurang dari 500 penerbangan kemarin dibatalkan. Maskapai penerbangan seperti United, Delta, American, Virgin America, U.S. Airways, Southwest, Spirit, dan JetBlue meminta para pelanggannya untuk mengganti jadwal penerbangan tanpa adanya penalti.

Pembatalan ini memperpanjang kasus serupa akhir pekan lalu ketika ribuan penerbangan juga gagal berangkat. Bandara Internasional O’Hare di Chicago, Newmark di New Jersey, LaGuardia di New York, dan Logan International di Boston merupakan beberapa bandara yang paling parah terkena dampak penundaan itu. Boston telah menyatakan darurat salju dan meliburkan sekolah. Pemerintah juga melarang parkir jalanan akibat salju terus turun dan menggunung hingga 1 meter.

Menurut NWS, ketinggian rata-rata salju di kota ini mencapai 120 cm. Sebagai dampak badai, Wali Kota Marty Walsh menunda parade kemenangan New England Patriots yang menjuarai Super Bowl. Badai salju juga mengakibatkan penundaan pemilihan dewan juri persidangan pelaku pengeboman Boston Marathon, Dzhokhar Tsarnaev hingga Rabu (hari ini).

Di New York, kota terbesar di Amerika dengan penduduk sekitar 8 juta jiwa, penumpang kendaraan umum diperingatkan akan mengalami penundaan keberangkatan. Badai salju juga mengakibatkan gangguan layanan kereta bawah tanah karena jalur listrik tertutup salju. Di Chicago, ketinggian salju mencapai 48 cm. Sebanyak 36% pegawai penjara tidak masuk kerja yang berakibat tidak adanya jam jenguk bagi keluarga.

Badai juga memaksa beberapa pabrikan mobil menghentikan produksinya sementara. Ini seperti dilakukan Ford, Fiat Chrysler dan General Motors GM. Sebagaimana ditulis Automotive News, pabrik Ford Dearborn Truck, Michigan Assembly, serta pabrik mesin Romeo ditutup. “Keselamatan karyawan adalah prioritas utama. Kami meminta karyawan untuk bijaksana dan sangat hati-hati selama cuaca buruk. Kami akan terus memantau kondisi sepanjang hari,” kata Juru bicara Ford Kristina Adamski.

Hal senada diungkapkan juru bicara Fiat Chrysler Jodi Tinson. ”Penundaan terpaksa dilakukan akibat ketidakhadiran pekerja,” katanya. Pabrik mobil Jeep di Toledo, Ohio, juga ditutup karena salju memasuki Level 3 darurat. Pabrik minivan Fiat Chrysler di Windsor, Ontario, juga baru beroperasi pada siang hari setelah mengalami keterlambatan.

CNN melaporkan sedikitnya 10 orang meninggal dunia. Di Weymouth, Massachusetts, pada Senin (2/2) seorang pria berusia 57 tahun meninggal dunia akibat tertabrak alat pembersih salju. Otoritas keamanan sedang menyelidiki insiden itu. Kemudian, 2 orang tewas akibat kecelakaan mobil di Nebraska karena kendaraan tergelincir akibat jalanan licin.

Di Ohio, petugas polisi Toledo, Michael Greenwood, meninggal saat membersihkan salju di rumahnya. Selanjutnya, 1 orang meninggal di Michigan, 2 orang di New York, 2 di Wisconsin, dan 1 di Pennsylvania sebagai akibat dari badai salju. NWS memprediksi badai salju di Boston akan berhenti pada Selasa waktu setempat atau hari ini.

Andika Hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8049 seconds (0.1#10.140)