Titik Banjir Terus Bermunculan

Senin, 02 Februari 2015 - 11:29 WIB
Titik Banjir Terus Bermunculan
Titik Banjir Terus Bermunculan
A A A
JAKARTA - Sejumlah wilayah di DKI Jakarta kembali tergenang karena diguyur hujan sejak Sabtu (31/1) hingga kemarin. Sejumlah proyek yang dikerjakan Pemprov DKI Jakarta terbukti belum mampu menghilangkan genangan setiap kali hujan turun dengan intensitas tinggi.

Kabid Informatika dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Surya Putra mengatakan, faktor utama genangan disebabkan curah hujan lokal yang tinggi dan air laut pasang seperti di kawasan barat dan utara. Namun, banyak genangan yang baru timbul akibat masalah pembangunan.

Seperti di kawasan Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebelumnya kawasan ini tidak pernah tergenang meski hujan lebat. ”Namun, karena ada pembangunan gedung yang tidak berkoordinasi dengan Pemprov DKI, kawasan tersebut kini tergenang setinggi 20-40 cm,” ungkapnya kemarin.

Terparah, tanggul Kali Sunter di Jalan Yos sudarso, Jakarta Utara dijebol kontraktor untuk memasukkan alat berat dalam rangka normalisasi kali. ”Genangan ini jumlahnya bisa berubah-ubah bergantung hujan dan spesifikasi permasalahannya. Intinya sih karena hujan lokal besar dan saluran air tidak berfungsi,” ucapnya.

Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, hujan kemarin menyebabkan sedikitnya 15 titik genangan di lima wilayah di antaranya satu titik di Jalan Paus arah Rawamangun, Jakarta Timur setinggi 10-30 cm. Kemudian, delapan titik dengan ketinggian 20-60 cm di Jakarta Barat yakni Jalan Arjuna Selatan; Jalan Kamal Raya arah traffic light Cengkareng; RT 01/10 Kapuk, Cengkareng; RT 01,15,17 RW 12 Kapuk, Cengkareng: Jalan Tomang Raya; Jalan KH Hasyim Ashari, perempatan Green Garden; dan Jalan Kapuk Raya.

Di Jakarta Pusat ada satu titik dengan ketinggian 40 cm di Jalan Mangga Dua. Sementara di Jakarta Utara ada lima titik dengan ketinggian 10-40 cm seperti di Jalan Yos Sudarso (depan Sunter Park); Jalan Sunter Selatan, Tanjung Priok; depan Gading Trade Center Kelapa Gading; dan Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading.

”Genangan tahun lalu sebanyak 125 itu tidak bisa dijadikan patokan pada tahun ini. Selain berbeda curah hujan, genangan tersebut juga muncul sesuai dengan permasalahan baru,” ungkapnya. Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, apa pun penyebab genangan, khususnya di jalan yang menjadi kewenangannya, dia berjanji akan mengatasinya.

Terpenting, pengendalian banjir secara makro dapat ditangani dengan baik. ”Kami fokus untuk merevitalisasi saluran air yang berada di pinggir jalan. Untuk memastikan tidak ada genangan, pengendalian secara makro harus ditangani secepatnya,” tuturnya. Dalam waktu dekat ini Dinas Bina Marga membersihkan mulut air dan saluran yang tersumbat. Bila musim hujan selesai, seluruh saluran air direvitalisasi dengan anggaran Rp30 miliar.

Kepala Dinas Tata Air Agus Priyono menuturkan, penanganan banjir tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pengendalian banjir membutuhkan waktu hingga 2035. Penanganan banjir harus dilakukan dari hulu ke hilir dengan berbagai program seperti normalisasi, pembuatan waduk, membuat sumur resapan, menambah pompa, dan sebagainya. Sementara itu, Pemkot Bekasi membuat status siaga banjir hingga Maret.

Lebih dari 500 personel gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan sudah disiagakan. Perlengkapan banjir seperti perahu karet juga telah disiapkan. ”Siaga banjir ini diberlakukan hingga curah hujan menurun,” ujar Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. Di bagian lain, hujan deras dengan intensitas sedang yang mengguyur wilayah Bogor sejak pagi hingga sore hari kemarin membuat ketinggian air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Kelurahan Katulampa, Bogor Timur, Kota Bogor naik setinggi 60 cm dengan status siaga IV banjir Jakarta.

Dia mengimbau warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung, khususnya kawasan Depok dan Jakarta, untuk mewaspadai banjir kiriman yang diperkirakan akan tiba 9-10 jam kemudian. Kepala Petugas Jaga Bendung Katulampa Andi Sudirman mengatakan, tidak menutup kemungkinan air terus naik karena kawasan Puncak masih terus diguyur hujan. ”Diperkirakan, air yang mengalir di Sungai Ciliwung ini sebanyak 47.000 liter air per detik,” ujarnya.

Bima setiyadi/haryudi/abdullah m surjaya
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9077 seconds (0.1#10.140)