Jokowi-Prabowo Buka Komunikasi
A
A
A
JAKARTA - Di tengah kemelut politik, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka komunikasi dengan pesaingnya pada Pemilihan Presiden 2014, Prabowo Subianto. Kemarin, kedua tokoh tersebut bertemu di Istana Bogor, Jawa Barat.
Dalam pertemuan empat mata, keduanya sempat menyinggung konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) versus Polri. Mereka juga membicarakan persoalan calon kapolri. Prabowo meyakini Jokowi dapat mengambil keputusan terbaik untuk mengakhiri konflik antar lembaga penegak hukum tersebut dan menyelesaikan masalah calon kapolri. Dia berpesan keputusan tetap bersandar pada hukum dan sesuai dengan kehendak rakyat.
”Saya hormati apa pun keputusan yang diambil Presiden sebagai pemegang mandat dari rakyat Indonesia. Saya yakin beliau utamakan kepentingan rakyat dan pilih yang terbaik untuk kepentingan bangsa,” ujar Prabowo seusai pertemuan. Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu berprinsip bahwa dalam sengkarut dua lembaga penegak hukum itu, pihaknya mendukung komitmen Jokowi untuk memperkuat dan menjaga semua institusi negara. ”Baik Polri maupun KPK sama-sama penting dan perlu kita jaga bersama,” tegasnya.
Prabowo menandaskan dukungan penuhnya terhadap pemerintahan Jokowi- Jusuf Kalla. ”Sama-sama ingin menjaga keutuhan bangsa, sama-sama bertekad untuk mengurangi kemiskinan. Intinya itu,” kata mantan Komandan Jenderal Kopassus TNI AD itu. Presiden Jokowi menyambut antusias dukungan tersebut.
Dia mengungkapkan bahwa saat ini dirinya sedang mengikuti proses hukum, baik untuk kasus Komjen Pol Budi Gunawan maupun Bambang Widjojanto, dan tidak ingin turut campur dalam proses tersebut. ”Sekarang ini ada proses praperadilan, semua harus dihormati, saya tidak mungkin intervensi ke sana. Jadi ditunggu (keputusan saya),” kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku telah mendapat masukandari berbagaipihak, baik Tim Independen/Tim 9 maupun Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). Semuamasukanitu ditampung dan sedang dipelajarinya. ”Tunggu waktunya, pasti saya putuskan,” ujar dia.
Sebagai upaya mengakhiri kisruh dua lembaga itu, tadi malam Presiden juga menggelar pertemuan dengan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) di Istana Kepresidenan Jakarta. Setelah itu berturut-turut Presiden melanjutkan pertemuan dengan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti, dan Kabareskrim Budi Waseso.
Sebelumnya Jokowi juga bertemu dengan Presiden Ketiga RI BJ Habibie. Tedjo Edhy mengungkapkan, Kompolnas mendukung kebijakan yang diambil Presiden, yakni menunggu hasil putusan praperadilan.
”Ya kita tadi diskusi, jadi titik temunya adalah kita tetap sesuai dengan jalur (menunggu proses hukum selesai),” kata Tedjo. Sementara itu BJ Habibie meminta Jokowi tidak perlu khawatir dalam mengambil keputusan karena rakyat mendukungnya. ”Jangan lupa keputusan Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat adalah produk hukum juga, sama akarnya juga undangundang,” ungkap Habibie.
Spekulasi Politik
Pertemuan Jokowi dan Prabowo merupakan perjumpaan pertama mereka setelah pelantikan presiden, 20 Oktober 2014 lalu. Mengenakan kemeja batik lengan panjang warna cokelat, Prabowo yang mengendarai Lexus putih B 17 GRD tiba di Istana Bogor sekitar pukul 14.00 WIB.
Mantan Pangkostrad ini mengumbar senyum lebar kepada semua orang. Prabowo mengaku kedatangannya tak lain untuk bersilaturahmi dan menjaga hubungan baik. Pertemuan Prabowo dengan Jokowi mendapat apresiasi banyak pihak meskipun di sisi lain juga mencuatkan spekulasi politik. Pertemuan itu ditafsirkan sebagai upaya Jokowi untuk mendapatkan dukungan moril sebelum mengambil keputusan.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio mengatakan, figur Prabowo diyakini dapat mempersatukan Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen. KMP bisa menjadi tempat berlindung Jokowi di tengah pergolakan politik di tubuh KIH.
”Pertemuan itu sinyal kepada Megawati, Surya Paloh, dan KIH bahwa Jokowi memiliki posisi tawar. Dengan demikian, Megawati dan KIH harus berkompromi dengan Jokowi, tidak lagi memosisikannya sebagai petugas partai dan tidak memaksakan kehendak,” katanya. Sementara itu kalangan legislatif memandang pertemuan Jokowi dan Prabowo adalah cermin sikap negarawan.
Mereka saling membutuhkan dan menjalin komunikasi di tengah kegaduhan situasi politik dan hukum yang kian panas. ”Pertemuan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Gerindra akan mencairkan suasana politik yang kurang kondusif sebagai akibat dampak Pilpres 2014 yang lalu,” ujar Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah. Pertemuan Prabowo dengan Jokowi membuat partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) menggelar rapat di Bakrie Tower tadi malam.
Rapat ini dihadiri para ketua umum partai dan menghasilkan tiga sikap KMP terkait isu kepala Polri, UU Pilkada, dan APBN-P. Ketua Presidium KMP Aburizal Bakrie mengungkapkan, perihal kepala Polri keputusan berada di tangan Jokowi. ”Dia yang tentukan melantik atau tidak, kita akan bahas nanti setelah tindakan Presiden,” katanya.
Rarasati syarief/ Rahmat sahid/ Dianramdhani/Sucipto/ Mula akmal/Kiswondari
Dalam pertemuan empat mata, keduanya sempat menyinggung konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) versus Polri. Mereka juga membicarakan persoalan calon kapolri. Prabowo meyakini Jokowi dapat mengambil keputusan terbaik untuk mengakhiri konflik antar lembaga penegak hukum tersebut dan menyelesaikan masalah calon kapolri. Dia berpesan keputusan tetap bersandar pada hukum dan sesuai dengan kehendak rakyat.
”Saya hormati apa pun keputusan yang diambil Presiden sebagai pemegang mandat dari rakyat Indonesia. Saya yakin beliau utamakan kepentingan rakyat dan pilih yang terbaik untuk kepentingan bangsa,” ujar Prabowo seusai pertemuan. Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu berprinsip bahwa dalam sengkarut dua lembaga penegak hukum itu, pihaknya mendukung komitmen Jokowi untuk memperkuat dan menjaga semua institusi negara. ”Baik Polri maupun KPK sama-sama penting dan perlu kita jaga bersama,” tegasnya.
Prabowo menandaskan dukungan penuhnya terhadap pemerintahan Jokowi- Jusuf Kalla. ”Sama-sama ingin menjaga keutuhan bangsa, sama-sama bertekad untuk mengurangi kemiskinan. Intinya itu,” kata mantan Komandan Jenderal Kopassus TNI AD itu. Presiden Jokowi menyambut antusias dukungan tersebut.
Dia mengungkapkan bahwa saat ini dirinya sedang mengikuti proses hukum, baik untuk kasus Komjen Pol Budi Gunawan maupun Bambang Widjojanto, dan tidak ingin turut campur dalam proses tersebut. ”Sekarang ini ada proses praperadilan, semua harus dihormati, saya tidak mungkin intervensi ke sana. Jadi ditunggu (keputusan saya),” kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku telah mendapat masukandari berbagaipihak, baik Tim Independen/Tim 9 maupun Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). Semuamasukanitu ditampung dan sedang dipelajarinya. ”Tunggu waktunya, pasti saya putuskan,” ujar dia.
Sebagai upaya mengakhiri kisruh dua lembaga itu, tadi malam Presiden juga menggelar pertemuan dengan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) di Istana Kepresidenan Jakarta. Setelah itu berturut-turut Presiden melanjutkan pertemuan dengan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti, dan Kabareskrim Budi Waseso.
Sebelumnya Jokowi juga bertemu dengan Presiden Ketiga RI BJ Habibie. Tedjo Edhy mengungkapkan, Kompolnas mendukung kebijakan yang diambil Presiden, yakni menunggu hasil putusan praperadilan.
”Ya kita tadi diskusi, jadi titik temunya adalah kita tetap sesuai dengan jalur (menunggu proses hukum selesai),” kata Tedjo. Sementara itu BJ Habibie meminta Jokowi tidak perlu khawatir dalam mengambil keputusan karena rakyat mendukungnya. ”Jangan lupa keputusan Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat adalah produk hukum juga, sama akarnya juga undangundang,” ungkap Habibie.
Spekulasi Politik
Pertemuan Jokowi dan Prabowo merupakan perjumpaan pertama mereka setelah pelantikan presiden, 20 Oktober 2014 lalu. Mengenakan kemeja batik lengan panjang warna cokelat, Prabowo yang mengendarai Lexus putih B 17 GRD tiba di Istana Bogor sekitar pukul 14.00 WIB.
Mantan Pangkostrad ini mengumbar senyum lebar kepada semua orang. Prabowo mengaku kedatangannya tak lain untuk bersilaturahmi dan menjaga hubungan baik. Pertemuan Prabowo dengan Jokowi mendapat apresiasi banyak pihak meskipun di sisi lain juga mencuatkan spekulasi politik. Pertemuan itu ditafsirkan sebagai upaya Jokowi untuk mendapatkan dukungan moril sebelum mengambil keputusan.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio mengatakan, figur Prabowo diyakini dapat mempersatukan Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen. KMP bisa menjadi tempat berlindung Jokowi di tengah pergolakan politik di tubuh KIH.
”Pertemuan itu sinyal kepada Megawati, Surya Paloh, dan KIH bahwa Jokowi memiliki posisi tawar. Dengan demikian, Megawati dan KIH harus berkompromi dengan Jokowi, tidak lagi memosisikannya sebagai petugas partai dan tidak memaksakan kehendak,” katanya. Sementara itu kalangan legislatif memandang pertemuan Jokowi dan Prabowo adalah cermin sikap negarawan.
Mereka saling membutuhkan dan menjalin komunikasi di tengah kegaduhan situasi politik dan hukum yang kian panas. ”Pertemuan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Gerindra akan mencairkan suasana politik yang kurang kondusif sebagai akibat dampak Pilpres 2014 yang lalu,” ujar Wakil Sekjen DPP PDIP Ahmad Basarah. Pertemuan Prabowo dengan Jokowi membuat partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) menggelar rapat di Bakrie Tower tadi malam.
Rapat ini dihadiri para ketua umum partai dan menghasilkan tiga sikap KMP terkait isu kepala Polri, UU Pilkada, dan APBN-P. Ketua Presidium KMP Aburizal Bakrie mengungkapkan, perihal kepala Polri keputusan berada di tangan Jokowi. ”Dia yang tentukan melantik atau tidak, kita akan bahas nanti setelah tindakan Presiden,” katanya.
Rarasati syarief/ Rahmat sahid/ Dianramdhani/Sucipto/ Mula akmal/Kiswondari
(ars)