Pengamat: Jokowi Masih Berada di Bawah Sekelompok Orang
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto menilai hasil survei yang dilakukan lembaga survei Indopolling Network masih mengindikasikan suasana kampanye. Sehingga popularitas Joko Widodo (Jokowi) dibenarkan masih pada level tertinggi.
"60% itu tinggi sekali untuk kepercayaan publik. Kalau sekarang bisa saja berubah," kata Gun Gun saat menjadi narasumber dalam rilis survei Indopolling bertajuk 'Menakar Kepercayaan Publik terhadap nawacita Jokowi-JK' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Rabu (27/1/2015).
Menurut dosen ilmu politik ini, setidaknya ada dua hal untuk mencermati hasil survei pemerintahan Jokowi. Pertama soal waktu. Dia menjelaskan, jika survei masih dilakukan sekitar Desember, maka penilaian publik masih terpengaruh dengan suasana pemilu.
"Kedua soal isu. Mungkin bulan Desember masih landai, cuman ada isu BBM. Tapi kalau sekarang mungkin ada perubahan," ujarnya.
Khusus persepsi publik terhadap pemerintah Jokowi, Gun Gun memberikan batasan pada langkah Jokowi dalam merealisasikan janjinya. Ada tiga hal untuk menghubungkan kesan publik terhadap keberhasilan Jokowi.
"(Pertama) stage of brainstorming, stage of consolidation dan solid stage," ungkapnya.
Menurut dia, persepsi publik terhadap Jokowi saat ini tengah masuk dalam fase solid stage. Dimana dalam fase tersebut, pertaruhan antara menguntungkan atau merugikan bagi Jokowi. "Apabila janji kampanye belum bisa dibuktikan maka merugikan," ucapnya.
Kendati begitu, 100 hari merupakan waktu yang terlampau prematur untuk menilai kegagalan Jokowi. Problemnya Jokowi harus kembali kepada kepentingan rakyat dan mengesampingkan dahulu kekuatan politik yang melemahkan dirinya.
"Posisi Jokowi masih berada di bawah sekelompok orang. Harus ada tindakan konkret pola dialektika rasional yang lebih jelas. Dia ditekan oleh banyak pihak," pungkasnya.
"60% itu tinggi sekali untuk kepercayaan publik. Kalau sekarang bisa saja berubah," kata Gun Gun saat menjadi narasumber dalam rilis survei Indopolling bertajuk 'Menakar Kepercayaan Publik terhadap nawacita Jokowi-JK' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Rabu (27/1/2015).
Menurut dosen ilmu politik ini, setidaknya ada dua hal untuk mencermati hasil survei pemerintahan Jokowi. Pertama soal waktu. Dia menjelaskan, jika survei masih dilakukan sekitar Desember, maka penilaian publik masih terpengaruh dengan suasana pemilu.
"Kedua soal isu. Mungkin bulan Desember masih landai, cuman ada isu BBM. Tapi kalau sekarang mungkin ada perubahan," ujarnya.
Khusus persepsi publik terhadap pemerintah Jokowi, Gun Gun memberikan batasan pada langkah Jokowi dalam merealisasikan janjinya. Ada tiga hal untuk menghubungkan kesan publik terhadap keberhasilan Jokowi.
"(Pertama) stage of brainstorming, stage of consolidation dan solid stage," ungkapnya.
Menurut dia, persepsi publik terhadap Jokowi saat ini tengah masuk dalam fase solid stage. Dimana dalam fase tersebut, pertaruhan antara menguntungkan atau merugikan bagi Jokowi. "Apabila janji kampanye belum bisa dibuktikan maka merugikan," ucapnya.
Kendati begitu, 100 hari merupakan waktu yang terlampau prematur untuk menilai kegagalan Jokowi. Problemnya Jokowi harus kembali kepada kepentingan rakyat dan mengesampingkan dahulu kekuatan politik yang melemahkan dirinya.
"Posisi Jokowi masih berada di bawah sekelompok orang. Harus ada tindakan konkret pola dialektika rasional yang lebih jelas. Dia ditekan oleh banyak pihak," pungkasnya.
(kri)