Operasi Evakuasi AirAsia Dihentikan

Rabu, 28 Januari 2015 - 11:42 WIB
Operasi Evakuasi AirAsia Dihentikan
Operasi Evakuasi AirAsia Dihentikan
A A A
JAKARTA - Operasi pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 resmi ditutup hari ini. Kendati tidak bisa memenuhi harapan, terutama dari keluarga korban, Badan SAR Nasional (Basarnas) sejauh ini sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan dan mengevakuasi serpihan maupun jenazah korban pesawat nahas tersebut.

”Nanti besok (hari ini) kita lihat apakah operasi akan dihentikan atau diteruskan. Kita sama-sama ketahui kekuatan dari TNI AL juga sudah ditarik seluruhnya dari daerah operasi. Itu karena sudah tidak ada lagi perkembangan yang mengindikasikan penemuan baru,” ujar Deputi Operasi Basarnas Tatang Zulkarnaen kemarin.

Sampai hari ke-32 proses evakuasi, tim SAR gabungan yang terdiri dari unsur Basarnas, TNI AL, AU, dan kepolisian telah berhasil menemukan 70 jenazah. Kesemuanya sudah dikirim ke RS Bayangkara Polda Jawa Timur di Surabaya untuk diidentifikasi. Menurut Tatang, meskipun nantinya operasi resmi dihentikan, proses pencarian jenazah maupun serpihan pesawat tetap akan diteruskan.

Meski demikian, intensitas pencarian nanti tidak akan sama dengan operasi khusus selama satu bulan terakhir. ”Operasi harian tetap dengan kapal-kapal kita, oleh nelayan juga kita tetap minta apabila menemukan serpihan maupun jenazah agar segera dilaporkan,” urai Tatang. Mengenai posisi dari badan pesawat yang hingga saat ini belum berhasil diangkat ke permukaan, Tatang menjelaskan bahwa proses pengangkatan sulit dilakukan karena kendala cuaca.

Selain itu potongan badan pesawat yang sudah tidak utuh menyulitkan tim untuk membawanya ke atas. ”Kalau diangkat pun patah. Yang penting tim penyelam sudah memastikan bahwa di dalam badan pesawat tidak ada jenazah yang ditemukan,” tambah Tatang. Sementaraitu, kendatiproses identifikasi korban berjalan lambat, tim Disaster and Victim Identification (DVI) terus mendapatkan hasil.

Kemarin, jenazah berlabel B067 berhasil diidentifikasi atas nama Prawira Harha Subagjo, 31, asal Kabupaten Sidoarjo. Proses identifikasi korban ini dilakukan lewat metode primer berdasarkan pada struktur gigi korban dengan pembanding dari cetakan gigi yang didapat dari dokter tempat korban memeriksakan gigi saat masih hidup.

Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Budiyono menjelaskan, kecocokan pada metode primer itu juga diperkuat dengan metode identifikasi sekunder di mana ditemukan patah tulang pada tulang clavikula dan masih terpasang pelat. ”Data ini cocok dengan keterangan keluarga korban dalam pemeriksaan antemortem,” katanya.

Selain itu juga diperkuat dengan penemuan properti berupa kalung dan liontin yang masih menempel pada tubuh korban. Kalung dan liontin ini sama dengan keterangan keluarga korban sehingga terjadi kecocokan data. Berdasarkan analisis CCTV di bandara juga sesuai. Kecocokan ini juga didukung dengan data medis sesuai dengan jenis kelamin dan tinggi badan korban.

Dengan keberhasilan mengidentifikasi satu korban ini, sudah ada 55 jenazah korban AirAsia yang berhasil diidentifikasi tim DVI dari total Jenazah yang diterima sebanyak 70 jenazah. Dengan demikian masih ada 15 jenazah yang belum berhasil diidentifikasi dan tersimpan di peti pendingin. Sementara Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Pemerintah China yang telah membantu proses evakuasi korban AirAsia.

Ungkapan terima kasih itu langsung disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri China Li Keqiang di Beijing kemarin. Ungkapan senada juga disampaikan Sofyan atas nama Pemerintah Indonesia kepada Dewan Negara China Yang Jiechi.

Dian ramdhani/ lutfi yuhandi/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4815 seconds (0.1#10.140)