Jawa Timur Kantong Kusta Indonesia
A
A
A
MOJOKERTO - Provinsi Jawa Timur (Jatim) menjadi penyumbang terbesar jumlah penderita kusta di Indonesia.
Tahun lalu, jumlah temuan baru penderita kusta mencapai 3.153 pasien. Banyaknya penderita kusta baru, Pemprov Jatim berencana membentuk UPT Rumah Sakit Kusta di wilayah kantong kusta, khususnya di wilayah pantura. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengaku tak risau meski wilayahnya menjadi penyumbang kusta terbesar di antara provinsi lainnya di Indonesia.
Ia menilai, peringkat itu salah satunya karena memang pihaknya aktif mendeteksi dini selama lima tahun ke belakang. ”Entah karena memang jumlahnya banyak atau kami yang memang rajin mendeteksi dini,” kata Saifullah Yusuf saat Peringatan Hari Kusta Ke-62 Sedunia di RS Kusta Sumberglagah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, kemarin.
Dikatakannya, dari hasil pendataan yang dirilis Kementerian Kesehatan tahun 2012 lalu jumlah temuan penderita kusta baru di Jatim mencapai 4.807penderitadandisusulProvinsi Jawa Barat mencapai 2.345 penderita. Namun, ada tren menurun penderita penyakit yang bisa menyebabkan cacat tetap itu.
”Sekarang sudah ada tren menurun. Hingga September 2014 lalu, tercatat ada 3.153 temuan pasien baru,” katanya. Kendati menyumbang kusta terbesar di Indonesia, namun ia mengapresiasi kinerja Dinkes Jatim yang selama lima tahun ke belakang terus meningkatkan deteksi dini. Ia menyebutkan, sejak tahun 1994 hingga 2014 telah ada 132.021 penderita kusta yang berhasil disembuhkan.
”Itu yang kita apresiasi. Sudah banyak yang disembuhkan. Itu tak luput dari kerja keras petugas kesehatan,” katanya. Lebih jauh dia menyebutkan, ada beberapa kantong wilayah kusta. Jumlah penyumbang kusta terbesar berasal dari Kabupaten Sampang, Madura. Di daerah ini, kata dia, memang ada salah satu pulau pernah dijadikan tempat pengasingan penderita kusta pada zaman penjajahan Belanda.
”Jumlah penderita terbesar memang di Pulau Madura. Pulau ini menyumbang 35% penderita kusta di Jatim. Selain Kabupaten Sampang, juga ada Kabupaten Sumenep,” ujarnya. Selain Pulau Madura, penyebaran kusta juga banyak ditemui di wilayah pantura, yakni Kabupaten Tuban, Lamongan, dan Lumajang. Daerah yang disebut adalah lima besar penderita kusta di Jatim.
”Selama ini hanya ada dua RS Kusta di Jatim, yakni di Kabupaten Mojokerto dan Kediri. Nanti kami akan tambah UPT baru kemungkinan di wilayah kantong kusta,” ujarnya. Kepala Dinkes Jatim Harsono menambahkan, kendati menjadi wilayah penyumbang terbesar kusta di Indonesia, ia mengaku angka penderita baru terus mengalami penurunan. Menurut Harsono, angka prevalensi per 10.000 penduduk juga terus menurun dari tahun ke tahun.
”Tahun 2010, prevalensi kami 1,48%. Terus menurun hingga tahun 2014 lalu mencapai 1,05%. Target hingga tahun 2017 kurang dari 1%,” kata Harsono. Dia tidak menampik jika sumbangan terbesar temuan penderita kusta baru masih didominasi Pulau Madura. Tahun 2014, kata Harsono, terdapat 516 pasien baru dari Kabupaten Sumenep. Sementara dari Kabupaten Sampang terdapat 386 pasien dan Kabupaten Bangkalan 249 pasien.
Tiga wilayah itu merupakan penyumbang terbesar penderita kusta baru di Jatim. ”Di Kabupaten Sampang dan Sumenep, langkah pencegahan dan pengobatan kami intensifkan. Seluruh puskesmas serta rumah sakit pemerintah daerah di Jatim bisa melakukan pengobatan dengan multidrug theraphy (MDT).Ituupayakami,” ujarnya.
Tritus julan
Tahun lalu, jumlah temuan baru penderita kusta mencapai 3.153 pasien. Banyaknya penderita kusta baru, Pemprov Jatim berencana membentuk UPT Rumah Sakit Kusta di wilayah kantong kusta, khususnya di wilayah pantura. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengaku tak risau meski wilayahnya menjadi penyumbang kusta terbesar di antara provinsi lainnya di Indonesia.
Ia menilai, peringkat itu salah satunya karena memang pihaknya aktif mendeteksi dini selama lima tahun ke belakang. ”Entah karena memang jumlahnya banyak atau kami yang memang rajin mendeteksi dini,” kata Saifullah Yusuf saat Peringatan Hari Kusta Ke-62 Sedunia di RS Kusta Sumberglagah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, kemarin.
Dikatakannya, dari hasil pendataan yang dirilis Kementerian Kesehatan tahun 2012 lalu jumlah temuan penderita kusta baru di Jatim mencapai 4.807penderitadandisusulProvinsi Jawa Barat mencapai 2.345 penderita. Namun, ada tren menurun penderita penyakit yang bisa menyebabkan cacat tetap itu.
”Sekarang sudah ada tren menurun. Hingga September 2014 lalu, tercatat ada 3.153 temuan pasien baru,” katanya. Kendati menyumbang kusta terbesar di Indonesia, namun ia mengapresiasi kinerja Dinkes Jatim yang selama lima tahun ke belakang terus meningkatkan deteksi dini. Ia menyebutkan, sejak tahun 1994 hingga 2014 telah ada 132.021 penderita kusta yang berhasil disembuhkan.
”Itu yang kita apresiasi. Sudah banyak yang disembuhkan. Itu tak luput dari kerja keras petugas kesehatan,” katanya. Lebih jauh dia menyebutkan, ada beberapa kantong wilayah kusta. Jumlah penyumbang kusta terbesar berasal dari Kabupaten Sampang, Madura. Di daerah ini, kata dia, memang ada salah satu pulau pernah dijadikan tempat pengasingan penderita kusta pada zaman penjajahan Belanda.
”Jumlah penderita terbesar memang di Pulau Madura. Pulau ini menyumbang 35% penderita kusta di Jatim. Selain Kabupaten Sampang, juga ada Kabupaten Sumenep,” ujarnya. Selain Pulau Madura, penyebaran kusta juga banyak ditemui di wilayah pantura, yakni Kabupaten Tuban, Lamongan, dan Lumajang. Daerah yang disebut adalah lima besar penderita kusta di Jatim.
”Selama ini hanya ada dua RS Kusta di Jatim, yakni di Kabupaten Mojokerto dan Kediri. Nanti kami akan tambah UPT baru kemungkinan di wilayah kantong kusta,” ujarnya. Kepala Dinkes Jatim Harsono menambahkan, kendati menjadi wilayah penyumbang terbesar kusta di Indonesia, ia mengaku angka penderita baru terus mengalami penurunan. Menurut Harsono, angka prevalensi per 10.000 penduduk juga terus menurun dari tahun ke tahun.
”Tahun 2010, prevalensi kami 1,48%. Terus menurun hingga tahun 2014 lalu mencapai 1,05%. Target hingga tahun 2017 kurang dari 1%,” kata Harsono. Dia tidak menampik jika sumbangan terbesar temuan penderita kusta baru masih didominasi Pulau Madura. Tahun 2014, kata Harsono, terdapat 516 pasien baru dari Kabupaten Sumenep. Sementara dari Kabupaten Sampang terdapat 386 pasien dan Kabupaten Bangkalan 249 pasien.
Tiga wilayah itu merupakan penyumbang terbesar penderita kusta baru di Jatim. ”Di Kabupaten Sampang dan Sumenep, langkah pencegahan dan pengobatan kami intensifkan. Seluruh puskesmas serta rumah sakit pemerintah daerah di Jatim bisa melakukan pengobatan dengan multidrug theraphy (MDT).Ituupayakami,” ujarnya.
Tritus julan
(ars)