Lokasi Longsor Banjarnegara Dijadikan Lahan Konservasi
A
A
A
BANJARNEGARA - Pemkab Banjarnegara menjadikan lokasi bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, sebagai lahan konservasi.
Itu ditandai dengan kegiatan penanaman massal kemarin. Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah organisasi kemasyarakatan, TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, pelajar, pramuka, Basarnas Pos SAR Cilacap, dan relawan. “Kami menyiapkan lebih dari 10.000 bibit pohon berbagai jenis. Kami pilih tanaman yang tidak menimbulkan longsor susulan.
Kami sudah konsultasi dengan Badan Geologi,” kata Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo kemarin. Beberapa jenis pohon yang ditanam di antaranya trembesi, durian, albasiah, nangka, dan tanaman akar wangi. Menurut dia, tanaman akar wangi mampu tumbuh hingga 15 meter ke dalam tanah sehingga bagus untuk kawasan perbukitan. Bupati mengimbau masyarakat untuk mengubah perilaku dengan tidak membuat kolam di lereng bukit karena dapat mengakibatkan longsor.
“Pelajar merupakan pelopor dalam menjaga lingkungan, minimal dengan mengingatkan orang tuanya untuk tidak membuang air limbah sembarangan,” ungkapnya. Dia mengharapkan bencana longsor di Dusun Jemblung pada 12 Desember 2014 sebagai bencana terakhir bagi Banjarnegara dan seluruh Indonesia.
Seorang relawan, Londho, mengatakan, penyiapan bibit dan penanaman awal dilakukan dalam tiga hari terakhir. Dia menyebutkan, jumlah tanaman yang ditanam mencapai 12.500 bibit, termasuk bantuan BNI dan Kopassus dengan luas lahan yang ditanami mencapai 10 hektare, sedangkan 10 hektare lainnya belum bisa ditanami karena masih bergerak.
“Kami dibantu warga serta personel Kopassus dan Basarnas,” sebutnya. Bencana tanah longsor yang melanda Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, 12 Desember 2014, sekitar pukul 17.30 WIB, itu menimbun sekitar 35 rumah warga. Sementara jumlah warga Dusun Jemblung yang tertimbun longsor diperkirakan mencapai 108 orang.
Jumlah tersebut belum termasuk warga luar Dusun Jemblung yang kebetulan melintas saat bencana terjadi. Dalam operasi pencarian korban longsor yang dilaksanakan hingga 21 Desember 2014, sebanyak 95 jenazah berhasil ditemukan, 64 jenazah di antaranya teridentifikasi sebagai warga Dusun Jemblung.
Ant
Itu ditandai dengan kegiatan penanaman massal kemarin. Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah organisasi kemasyarakatan, TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, pelajar, pramuka, Basarnas Pos SAR Cilacap, dan relawan. “Kami menyiapkan lebih dari 10.000 bibit pohon berbagai jenis. Kami pilih tanaman yang tidak menimbulkan longsor susulan.
Kami sudah konsultasi dengan Badan Geologi,” kata Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo kemarin. Beberapa jenis pohon yang ditanam di antaranya trembesi, durian, albasiah, nangka, dan tanaman akar wangi. Menurut dia, tanaman akar wangi mampu tumbuh hingga 15 meter ke dalam tanah sehingga bagus untuk kawasan perbukitan. Bupati mengimbau masyarakat untuk mengubah perilaku dengan tidak membuat kolam di lereng bukit karena dapat mengakibatkan longsor.
“Pelajar merupakan pelopor dalam menjaga lingkungan, minimal dengan mengingatkan orang tuanya untuk tidak membuang air limbah sembarangan,” ungkapnya. Dia mengharapkan bencana longsor di Dusun Jemblung pada 12 Desember 2014 sebagai bencana terakhir bagi Banjarnegara dan seluruh Indonesia.
Seorang relawan, Londho, mengatakan, penyiapan bibit dan penanaman awal dilakukan dalam tiga hari terakhir. Dia menyebutkan, jumlah tanaman yang ditanam mencapai 12.500 bibit, termasuk bantuan BNI dan Kopassus dengan luas lahan yang ditanami mencapai 10 hektare, sedangkan 10 hektare lainnya belum bisa ditanami karena masih bergerak.
“Kami dibantu warga serta personel Kopassus dan Basarnas,” sebutnya. Bencana tanah longsor yang melanda Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, 12 Desember 2014, sekitar pukul 17.30 WIB, itu menimbun sekitar 35 rumah warga. Sementara jumlah warga Dusun Jemblung yang tertimbun longsor diperkirakan mencapai 108 orang.
Jumlah tersebut belum termasuk warga luar Dusun Jemblung yang kebetulan melintas saat bencana terjadi. Dalam operasi pencarian korban longsor yang dilaksanakan hingga 21 Desember 2014, sebanyak 95 jenazah berhasil ditemukan, 64 jenazah di antaranya teridentifikasi sebagai warga Dusun Jemblung.
Ant
(bbg)