Obama Minta Dukungan Kongres
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama meminta persetujuan anggota Kongres dalam penggunaan kekuatan perang baru melawan gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Obama mengungkapkan, perang melawan ISIS akan sukses dan memakan waktu lama. Penegasan Obama itu disampaikan dalam pidato kenegaraan tahunan (state of the union ) pada Selasa (20/1) waktu setempat. Isu politik luar negeri menjadi fokus pembicaraan dalam pidato itu, selain pertumbuhan ekonomi.
“Upaya ini akan memakan waktu. Itu juga membutuhkan fokus. Tetapi, kita akan sukses,” kata Obama, dikutip AFP. Aksi AS akan dilancarkan tanpa persetujuan pihak mana pun, termasuk Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. “Kami akan terus memburu para teroris dan membubarkan jaringan mereka (teroris),” ucapnya.
AS akan melakukan segala upaya untuk menghentikan pertumbuhan kelompok ISIS di Irak dan Suriah. Di dua negara itu, AS memimpin koalisi negaranegara Arab untuk menghancurkan kelompok tersebut. “Kita juga akan mendukung masyarakat di mana pun yang berdiri untuk menghancurkan ideologi ekstremisme,” tuturnya.
AS telah menggunakan kekuatan militernya untuk memburu gerilyawan ISIS di Surah dan Irak. Puluhan serangan udara telah dilaksanakan sejak September lalu. ISIS telah menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. Namun, para pejabat AS menganggap perlu ada Perintah Penggunaan Kekuatan Militer (AUMF).
“Saya menyerukan kepada Kongres untuk menunjukkan dunia bahwa kita bersatu dalam misi ini dengan meluluskan resolusi penggunaan kekuatan militer melawan ISIS,” katanya. Obama juga akan fokus dalam memerangi serangan peretasan (hacking). “Saya meminta agar Kongres untuk meloloskan undang-undang mengenai serangan cyber,” tuturnya.
Undang-undang tersebut akan meningkatkan cara berbagi informasi mengenai ancaman cyber antara pemerintah dan sektor swasta. Undang-undang itu juga merevisi kerangka hukum yang diperlukan untuk menghukum pelaku kejahatan cyber. “Tidak ada bangsa asing dan tidak ada peretas yang dapat mematikan jaringan kami, mencuri rahasia dagang kami, atau menyerang privasi keluarga di Amerika, terutama privasi anak-anak kita,” tutur Obama.
“Malam ini (Selasa) saya mendesak Kongres untuk meloloskan undang-undang yang kita butuhkan untuk mengatasi ancaman serangan cyber yang terus berkembang, melawan pencurian identitas, dan melindungi informasi anakanak kita,” ucapnya. Selain itu, Obama juga menyinggung nuklir Iran. AS akan bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan agar mencegah Iran memproduksi senjata nuklir.
“Saya akan memveto segala bentuk sanksi baru yang mengancam kesepakatan itu,” ancam Obama. Mengenai Kuba, Obama mengungkapkan keputusannya untuk mengakhiri kebijakan isolasi terhadap Kuba. AS mencoba memulai sesuatu yang baru untuk mengakhiri ketidakpercayaan di belahan dunia lain. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencela pidato Obama itu.
Dia mengungkapkan, isi pidato itu menunjukkan AS ingin menguasai hubungan internasional. “Amerika telah menyiapkan jalur untuk konfrontasi,” ungkap Lavrov, dikutip Reuters . Dalam perkembangan kasus serangan teror di Prancis, Pemerintah Prancis kemarin telah mendakwa empat terdakwa yang diduga membantu satu pelaku serangan. Empat tersangka itu berusia 22 hingga 28 tahun.
“Tiga dari empat tersangka itu membantu Amedy Coulibaly yang menembak seorang polisi wanita dan empat orang dalam drama penyanderaan di supermarket Yahudi dua pekan lalu,” demikian keterangan penuntut umum Prancis.
Andika hendra m
Obama mengungkapkan, perang melawan ISIS akan sukses dan memakan waktu lama. Penegasan Obama itu disampaikan dalam pidato kenegaraan tahunan (state of the union ) pada Selasa (20/1) waktu setempat. Isu politik luar negeri menjadi fokus pembicaraan dalam pidato itu, selain pertumbuhan ekonomi.
“Upaya ini akan memakan waktu. Itu juga membutuhkan fokus. Tetapi, kita akan sukses,” kata Obama, dikutip AFP. Aksi AS akan dilancarkan tanpa persetujuan pihak mana pun, termasuk Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. “Kami akan terus memburu para teroris dan membubarkan jaringan mereka (teroris),” ucapnya.
AS akan melakukan segala upaya untuk menghentikan pertumbuhan kelompok ISIS di Irak dan Suriah. Di dua negara itu, AS memimpin koalisi negaranegara Arab untuk menghancurkan kelompok tersebut. “Kita juga akan mendukung masyarakat di mana pun yang berdiri untuk menghancurkan ideologi ekstremisme,” tuturnya.
AS telah menggunakan kekuatan militernya untuk memburu gerilyawan ISIS di Surah dan Irak. Puluhan serangan udara telah dilaksanakan sejak September lalu. ISIS telah menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. Namun, para pejabat AS menganggap perlu ada Perintah Penggunaan Kekuatan Militer (AUMF).
“Saya menyerukan kepada Kongres untuk menunjukkan dunia bahwa kita bersatu dalam misi ini dengan meluluskan resolusi penggunaan kekuatan militer melawan ISIS,” katanya. Obama juga akan fokus dalam memerangi serangan peretasan (hacking). “Saya meminta agar Kongres untuk meloloskan undang-undang mengenai serangan cyber,” tuturnya.
Undang-undang tersebut akan meningkatkan cara berbagi informasi mengenai ancaman cyber antara pemerintah dan sektor swasta. Undang-undang itu juga merevisi kerangka hukum yang diperlukan untuk menghukum pelaku kejahatan cyber. “Tidak ada bangsa asing dan tidak ada peretas yang dapat mematikan jaringan kami, mencuri rahasia dagang kami, atau menyerang privasi keluarga di Amerika, terutama privasi anak-anak kita,” tutur Obama.
“Malam ini (Selasa) saya mendesak Kongres untuk meloloskan undang-undang yang kita butuhkan untuk mengatasi ancaman serangan cyber yang terus berkembang, melawan pencurian identitas, dan melindungi informasi anakanak kita,” ucapnya. Selain itu, Obama juga menyinggung nuklir Iran. AS akan bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan agar mencegah Iran memproduksi senjata nuklir.
“Saya akan memveto segala bentuk sanksi baru yang mengancam kesepakatan itu,” ancam Obama. Mengenai Kuba, Obama mengungkapkan keputusannya untuk mengakhiri kebijakan isolasi terhadap Kuba. AS mencoba memulai sesuatu yang baru untuk mengakhiri ketidakpercayaan di belahan dunia lain. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencela pidato Obama itu.
Dia mengungkapkan, isi pidato itu menunjukkan AS ingin menguasai hubungan internasional. “Amerika telah menyiapkan jalur untuk konfrontasi,” ungkap Lavrov, dikutip Reuters . Dalam perkembangan kasus serangan teror di Prancis, Pemerintah Prancis kemarin telah mendakwa empat terdakwa yang diduga membantu satu pelaku serangan. Empat tersangka itu berusia 22 hingga 28 tahun.
“Tiga dari empat tersangka itu membantu Amedy Coulibaly yang menembak seorang polisi wanita dan empat orang dalam drama penyanderaan di supermarket Yahudi dua pekan lalu,” demikian keterangan penuntut umum Prancis.
Andika hendra m
(bbg)