Struktur PDIP Mesti Cerminkan Regenerasi
A
A
A
JAKARTA - Keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendaulat Megawati Soekarnoputri untuk kembali menjadi ketua umum dalam Kongres IV pada April 2015 dinilai masih realistis karena sosoknya memang masih diperlukan untuk menjaga soliditas partai.
Namun PDIP juga harus menyadari tuntutan regenerasi yang tidak mungkin bisa dihindari sehingga mau tak mau Megawati harus menyiapkannya dalam struktur kepengurusan DPP. Komposisi kepengurusan yang mencerminkan regenerasi ini penting untuk meyakinkan publik bahwa PDIP memang melahirkan figur-figur muda potensial.
”Sebab dukungan pemilih muda di pemilu mendatang akan sangat ditentukan sejauh mana partai mengakomodasi generasi muda,” ujar pakar komunikasi politik dari Universitas Mercu Buana Heri Budianto kepada KORAN SINDO kemarin. Heri mengungkapkan, saat ini PDIP dihadapkan pada dua tantangan yang harus dihadapi dan disikapi dengan tepat. Pertama soal tuntutan kekompakan dan soliditas sebagai partai penguasa. Kedua, tuntutan regenerasi partai sesuai dengan tuntutan perubahan pemilih.
”Dalam hal ini Megawati harus segera menyiapkan struktur kepengurusan yang mencerminkan regenerasi dan tuntutan partai. Itu tidak bisa dihindari terkait dengan dukungan pemilih muda yang jumlahnya signifikan,” ungkapnya. Jika PDIP tidak peka terhadap kondisi ini, menurut dia, akan sulit bagi PDIP untuk bisa mempertahankan kemenangan kembali di Pemilu 2019.
”Sebab pemilih muda akan cenderung melihat munculnya tokoh-tokoh muda yang bisa sejalan dengan gaya mereka,” ujarnya. Mengenai stok kader muda, Heri menilai Megawati tidak akan kesulitan karena PDIP memiliki banyak kader muda yang kualitasnya cukup baik dan akseptabilitasnya cukup tinggi di kalangan pemilih muda. Hanya persoalannya, Megawati mau membuka keran siklus regenerasi di kepengurusan atau tidak.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Bidang Pemuda dan Olahraga Maruarar Sirait mengatakan, regenerasi yang dilakukan Megawati merata mulai dari DPP PDIP, kepala daerah hingga DPR. Menurut dia, tidak bisa dimungkiri bagaimana prestasi Megawati dalam regenerasi dengan melahirkan para pemimpin seperti Joko Widodo yang kini jadi presiden, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Puan Maharani, dan legislator seperti Rieke Diah Pitaloka dan Budi-man Sudjatmiko. ”Tak mungkin itu terjadi tanpa kepemimpinan baik di parpol kami,” kata Maruarar.
Rahmat sahid
Namun PDIP juga harus menyadari tuntutan regenerasi yang tidak mungkin bisa dihindari sehingga mau tak mau Megawati harus menyiapkannya dalam struktur kepengurusan DPP. Komposisi kepengurusan yang mencerminkan regenerasi ini penting untuk meyakinkan publik bahwa PDIP memang melahirkan figur-figur muda potensial.
”Sebab dukungan pemilih muda di pemilu mendatang akan sangat ditentukan sejauh mana partai mengakomodasi generasi muda,” ujar pakar komunikasi politik dari Universitas Mercu Buana Heri Budianto kepada KORAN SINDO kemarin. Heri mengungkapkan, saat ini PDIP dihadapkan pada dua tantangan yang harus dihadapi dan disikapi dengan tepat. Pertama soal tuntutan kekompakan dan soliditas sebagai partai penguasa. Kedua, tuntutan regenerasi partai sesuai dengan tuntutan perubahan pemilih.
”Dalam hal ini Megawati harus segera menyiapkan struktur kepengurusan yang mencerminkan regenerasi dan tuntutan partai. Itu tidak bisa dihindari terkait dengan dukungan pemilih muda yang jumlahnya signifikan,” ungkapnya. Jika PDIP tidak peka terhadap kondisi ini, menurut dia, akan sulit bagi PDIP untuk bisa mempertahankan kemenangan kembali di Pemilu 2019.
”Sebab pemilih muda akan cenderung melihat munculnya tokoh-tokoh muda yang bisa sejalan dengan gaya mereka,” ujarnya. Mengenai stok kader muda, Heri menilai Megawati tidak akan kesulitan karena PDIP memiliki banyak kader muda yang kualitasnya cukup baik dan akseptabilitasnya cukup tinggi di kalangan pemilih muda. Hanya persoalannya, Megawati mau membuka keran siklus regenerasi di kepengurusan atau tidak.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Bidang Pemuda dan Olahraga Maruarar Sirait mengatakan, regenerasi yang dilakukan Megawati merata mulai dari DPP PDIP, kepala daerah hingga DPR. Menurut dia, tidak bisa dimungkiri bagaimana prestasi Megawati dalam regenerasi dengan melahirkan para pemimpin seperti Joko Widodo yang kini jadi presiden, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Puan Maharani, dan legislator seperti Rieke Diah Pitaloka dan Budi-man Sudjatmiko. ”Tak mungkin itu terjadi tanpa kepemimpinan baik di parpol kami,” kata Maruarar.
Rahmat sahid
(bbg)