Mahasiswi UGM Tewas Setelah Latdiksar Resimen Mahasiswa
A
A
A
BANTUL - Piky Puspitasari, 19, mahasiswi semester I Universitas Gadjah Mada (UGM), meninggal dunia, Senin (19/1). Dia mengembuskan napas terakhir diduga karena kecapaian setelah mengikuti latihan pendidikan dasar (latdiksar) resimen mahasiswa (menwa) di kampus itu.
Jenazah mahasiswi jurusan fisika, fakultas matematika ilmu pengetahuan alam (MIPA) itu dimakamkan di kampungnya, setelah sebelumnya disemayamkan di rumah duka di Dusun Ngijo, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, kemarin. Sejauh ini, pihak keluarga enggan berkomentar banyak karena sedang berduka.
Namun Joned, paman korban yang bekerja di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menyebutkan bahwa dia memang telah menerima informasi kematian Piky dari pihak kampus. Piky meninggal Senin (19/1) karena kelelahan. “Saya terima beritanya sore hari, tapi mohon maaf kami sedang berduka,” ujarnya kemarin.
Menurut Joned, berdasarkan informasi yang diperoleh, sang keponakan meninggal setelah mengikuti latdiksar menwa di Lembah UGM. Diduga karena kecapaian, Piky meninggal di lembah tersebut. Namun, Joned buru-buru mengatakan bahwa kondisi fisik Piky sedang lemah. Dengan alasan berduka, Joned juga tidak mau berkomentar lebih jauh.
Dia hanya mengungkapkan bahwa pihak kampus melalui wakil rektor dan rekan-rekan menwa sudah bersikap baik. Mereka sudah datang ke rumah duka menemui pihak keluarga dan mengurus segala persoalan yang menyangkut Piky.
“Pihak kampus sudah bersikap baik. Jadi mohon maaf, bukan kami menghalangi atau tidak mau diwawancarai, saya juga kenal baik dengan wakil rektornya,” tuturnya sembari melarang awak media mengambil gambar suasana rumah duka. Piky diduga tewas karena kecapaian setelah meng ikuti latdiksar selama tiga hari, 17-19 Januari.
Pada hari terakhir latihan, Senin(19/1), dia sempat beberapa kali tidak sadarkan diri. Pertama kali terjadi sekitar pukul 06.00 ketika apel pagi dan sudah ditangani petugas PPPK. Kondisinya terus membaik sehingga dia ikut kegiatan lagi.
“Pada pukul 13.00 WIB, korban pingsan lagi saat melakukan pemanasan sebelum acara repling. Korban sesaat sadar kembali dan bisa ikut kegiatan lagi. Namun pada pukul 14.30 WIB, korban pingsan lagi dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat, RS Sadewa. Ternyata korban terus meninggal. Namun, saya belum tahu diagnosanya seperti apa,” ujar anggota senior Menwa UGM Erwin Riska B.
Menurut Erwin, latihan menwa tersebut memang dilaksanakan di dua tempat, yakni di Babarsari dan Lembah UGM. Rencananya latdiksar itu akan dilaksanakan selama enam hari ke depanuntukmendidikmenwabaru. Dalam latihan itu, materi yang diberikan di antaranya teori di kelas, bela negara, dasardasar kepemimpinan, materi militer seperti bongkar-pasang senjata, dan penyamaran.
Selain itu, beberapa latihan fisik juga mereka lakukan seperti push up , sit up , dan lari. Latihan ini diberikan karena standar operasional prosedur (SOP) seperti itu. “Siswanya semangat. Kami tanya masih lanjut atau enggak, dia bersemangat mau melanjutkan,” kata Erwin.
Erfanto linangkung
Jenazah mahasiswi jurusan fisika, fakultas matematika ilmu pengetahuan alam (MIPA) itu dimakamkan di kampungnya, setelah sebelumnya disemayamkan di rumah duka di Dusun Ngijo, Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, kemarin. Sejauh ini, pihak keluarga enggan berkomentar banyak karena sedang berduka.
Namun Joned, paman korban yang bekerja di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menyebutkan bahwa dia memang telah menerima informasi kematian Piky dari pihak kampus. Piky meninggal Senin (19/1) karena kelelahan. “Saya terima beritanya sore hari, tapi mohon maaf kami sedang berduka,” ujarnya kemarin.
Menurut Joned, berdasarkan informasi yang diperoleh, sang keponakan meninggal setelah mengikuti latdiksar menwa di Lembah UGM. Diduga karena kecapaian, Piky meninggal di lembah tersebut. Namun, Joned buru-buru mengatakan bahwa kondisi fisik Piky sedang lemah. Dengan alasan berduka, Joned juga tidak mau berkomentar lebih jauh.
Dia hanya mengungkapkan bahwa pihak kampus melalui wakil rektor dan rekan-rekan menwa sudah bersikap baik. Mereka sudah datang ke rumah duka menemui pihak keluarga dan mengurus segala persoalan yang menyangkut Piky.
“Pihak kampus sudah bersikap baik. Jadi mohon maaf, bukan kami menghalangi atau tidak mau diwawancarai, saya juga kenal baik dengan wakil rektornya,” tuturnya sembari melarang awak media mengambil gambar suasana rumah duka. Piky diduga tewas karena kecapaian setelah meng ikuti latdiksar selama tiga hari, 17-19 Januari.
Pada hari terakhir latihan, Senin(19/1), dia sempat beberapa kali tidak sadarkan diri. Pertama kali terjadi sekitar pukul 06.00 ketika apel pagi dan sudah ditangani petugas PPPK. Kondisinya terus membaik sehingga dia ikut kegiatan lagi.
“Pada pukul 13.00 WIB, korban pingsan lagi saat melakukan pemanasan sebelum acara repling. Korban sesaat sadar kembali dan bisa ikut kegiatan lagi. Namun pada pukul 14.30 WIB, korban pingsan lagi dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat, RS Sadewa. Ternyata korban terus meninggal. Namun, saya belum tahu diagnosanya seperti apa,” ujar anggota senior Menwa UGM Erwin Riska B.
Menurut Erwin, latihan menwa tersebut memang dilaksanakan di dua tempat, yakni di Babarsari dan Lembah UGM. Rencananya latdiksar itu akan dilaksanakan selama enam hari ke depanuntukmendidikmenwabaru. Dalam latihan itu, materi yang diberikan di antaranya teori di kelas, bela negara, dasardasar kepemimpinan, materi militer seperti bongkar-pasang senjata, dan penyamaran.
Selain itu, beberapa latihan fisik juga mereka lakukan seperti push up , sit up , dan lari. Latihan ini diberikan karena standar operasional prosedur (SOP) seperti itu. “Siswanya semangat. Kami tanya masih lanjut atau enggak, dia bersemangat mau melanjutkan,” kata Erwin.
Erfanto linangkung
(bbg)