Nelayan Temukan Moncong AirAsia
A
A
A
KOTABARU - Tim gabungan yang hendak mengevakuasi bongkahan yang diduga moncong pesawat AirAsia QZ8501 terpaksa menunda pelayaran ke Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan karena dihadang gelombang setinggi 2 meter.
“Saat ini tim yang menggunakan kapal milik Polisi Perairan (Polair) Polres Kotabaru berteduhdiPelabuhanMekarPutih, PulaulautBarat, danberistirahat karena di perairan Kotabaru terjadi gelombang sekitar 2 meter,” kata Koordinator Pos SAR Kotabaru Zulkifli kemarin. Rencananya tim akan melanjutkan pelayaran ke Pulau Sembilan pada pagi hari ini sekitar pukul 05.00 atau 06.00 Wita.
“Diperkirakan pada jamjam tersebut kondisi laut teduh, tidak seperti saat ini terjadi gelombang tinggi dan angin kencang,” tambah anggota SAR Pos SAR Kotabaru Adi Maulana. Dia menjelaskan, kemarin tim gabungan yang menggunakan kapal Polair tersebut berangkat dari pelabuhan di Kotabaru ke Pulau Sembilan.
Setelah beberapa jam berlayar, terjadi gelombang tinggi dan angin kencang sehingga kapal mencari tempat berteduh dan beristirahat. Rencananya, tim akan mengevakuasi barang yang diduga moncong pesawat AirAsia yang ditemukan nelayan asal Dusun Karang, Tanjung Nyiur, Kecamatan Pulau Sembilan. Koordinator Pos SAR Kotabaru Zulkifli mengatakan, benda tersebut ditemukan nelayan bernama Nita sekitar 5 mil dari Pulau Marabatuan.
“Barang yang ditemukan tersebut langsung dibawa Nita ke rumah Kepala Desa Tanjung Nyiur untuk diamankan,” kata Zulkifli. Dia menjelaskan, barang yang diduga moncong pesawat terbang Airbus A320-216 AirAsia QZ8501 itu tipis dengan panjang sekitar 2 meter. “Karena setelah ada laporan barang tersebut akan dievakuasi, warga menyimpannya di Desa Tanjung Nyiur di Pulau Marabatuan,” imbuhnya.
Pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014, sebelum kemudian dipastikan jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Selatan, dengan puluhan korban tewas telah ditemukan, dievakuasi, dan diidentifikasi. Ekor pesawat sudah ditemukan dan diangkat, sementara badan pesawat belum berhasil dievakuasi dari dasar laut karena sejumlah kondisi, termasuk cuaca yang tidak bersahabat.
Lutfi yuhandi/Ant
“Saat ini tim yang menggunakan kapal milik Polisi Perairan (Polair) Polres Kotabaru berteduhdiPelabuhanMekarPutih, PulaulautBarat, danberistirahat karena di perairan Kotabaru terjadi gelombang sekitar 2 meter,” kata Koordinator Pos SAR Kotabaru Zulkifli kemarin. Rencananya tim akan melanjutkan pelayaran ke Pulau Sembilan pada pagi hari ini sekitar pukul 05.00 atau 06.00 Wita.
“Diperkirakan pada jamjam tersebut kondisi laut teduh, tidak seperti saat ini terjadi gelombang tinggi dan angin kencang,” tambah anggota SAR Pos SAR Kotabaru Adi Maulana. Dia menjelaskan, kemarin tim gabungan yang menggunakan kapal Polair tersebut berangkat dari pelabuhan di Kotabaru ke Pulau Sembilan.
Setelah beberapa jam berlayar, terjadi gelombang tinggi dan angin kencang sehingga kapal mencari tempat berteduh dan beristirahat. Rencananya, tim akan mengevakuasi barang yang diduga moncong pesawat AirAsia yang ditemukan nelayan asal Dusun Karang, Tanjung Nyiur, Kecamatan Pulau Sembilan. Koordinator Pos SAR Kotabaru Zulkifli mengatakan, benda tersebut ditemukan nelayan bernama Nita sekitar 5 mil dari Pulau Marabatuan.
“Barang yang ditemukan tersebut langsung dibawa Nita ke rumah Kepala Desa Tanjung Nyiur untuk diamankan,” kata Zulkifli. Dia menjelaskan, barang yang diduga moncong pesawat terbang Airbus A320-216 AirAsia QZ8501 itu tipis dengan panjang sekitar 2 meter. “Karena setelah ada laporan barang tersebut akan dievakuasi, warga menyimpannya di Desa Tanjung Nyiur di Pulau Marabatuan,” imbuhnya.
Pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014, sebelum kemudian dipastikan jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Selatan, dengan puluhan korban tewas telah ditemukan, dievakuasi, dan diidentifikasi. Ekor pesawat sudah ditemukan dan diangkat, sementara badan pesawat belum berhasil dievakuasi dari dasar laut karena sejumlah kondisi, termasuk cuaca yang tidak bersahabat.
Lutfi yuhandi/Ant
(bbg)