Wantimpres SBY Lebih Profesional Ketimbang Era Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Komposisi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang didominasi kalangan partai politik menuai kritik.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Andi Nurpati menilai komposisi Wantimpres era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jauh lebih profesional dan kredibel dibandingkan era Jokowi.
"Beda jauhlah dengan era SBY, jauh lebih profesional dan kredibel," ujar Andi Nurpati kepada Sindonews, Selasa (20/1/2015).
Dia menilai susunan Wantimpres era Jokowi serba orang parpol dan terkesan bagi-bagi jabatan dengan parpol pendukungnya.
Menurut dia, susunan Wantimpres itu sangat bertentangan dengan visi misi Jokowi-JK saat kampanye Pilpres 2014.
Pada Pilpres 2014, Jokowi sering mengumbar pernyataan koalisi tanpa syarat dan tanpa bagi-bagi jabatan itu tidak terbukti.
Pada era SBY, Wantimpres didominasi oleh orang profesional, sebut saja Adnan Buyung Nasution, Emil Salim, Ryaas Rasyid, Jimly Asshiddiqie.
Tidak hanya Wantimpres, Kabinet Jokowi juga terkesan bagi-bagi kekuasaan. Andi mengatakan jika Kapolri bisa ditempati bukan polisi maka bukan tidak mungkin Jokowi akan menempatkan orang parpol untuk mengisi jabatan tersebut.
"Andaikan Kapolri boleh bukan polisi maka akan diisi juga dengan orang partai atau orang yang dekat dengan partai pendukung. Sekarang silakan masyarakat lihat janji-janji kampanye," sindirnya.
Sekadar diketahui, Presiden Jokowi pada melantik sembilan anggota Wantimpres pada Senin 19 Januari 2015.
Enam di antaranya adalah kader parpol, yakni Jan Darmadi (Partai NasDem), Sidarto Danusubroto (PDIP), Suharso Monoarfa (PPP Kubu Romi), Rusdi Kirana (PKB), Yusuf Kartanegara (PKPI) dan Subagyo HS (Hanura).
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Andi Nurpati menilai komposisi Wantimpres era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jauh lebih profesional dan kredibel dibandingkan era Jokowi.
"Beda jauhlah dengan era SBY, jauh lebih profesional dan kredibel," ujar Andi Nurpati kepada Sindonews, Selasa (20/1/2015).
Dia menilai susunan Wantimpres era Jokowi serba orang parpol dan terkesan bagi-bagi jabatan dengan parpol pendukungnya.
Menurut dia, susunan Wantimpres itu sangat bertentangan dengan visi misi Jokowi-JK saat kampanye Pilpres 2014.
Pada Pilpres 2014, Jokowi sering mengumbar pernyataan koalisi tanpa syarat dan tanpa bagi-bagi jabatan itu tidak terbukti.
Pada era SBY, Wantimpres didominasi oleh orang profesional, sebut saja Adnan Buyung Nasution, Emil Salim, Ryaas Rasyid, Jimly Asshiddiqie.
Tidak hanya Wantimpres, Kabinet Jokowi juga terkesan bagi-bagi kekuasaan. Andi mengatakan jika Kapolri bisa ditempati bukan polisi maka bukan tidak mungkin Jokowi akan menempatkan orang parpol untuk mengisi jabatan tersebut.
"Andaikan Kapolri boleh bukan polisi maka akan diisi juga dengan orang partai atau orang yang dekat dengan partai pendukung. Sekarang silakan masyarakat lihat janji-janji kampanye," sindirnya.
Sekadar diketahui, Presiden Jokowi pada melantik sembilan anggota Wantimpres pada Senin 19 Januari 2015.
Enam di antaranya adalah kader parpol, yakni Jan Darmadi (Partai NasDem), Sidarto Danusubroto (PDIP), Suharso Monoarfa (PPP Kubu Romi), Rusdi Kirana (PKB), Yusuf Kartanegara (PKPI) dan Subagyo HS (Hanura).
(dam)