Ingin Sukses, Jangan Takut Mencoba
A
A
A
JAKARTA - “Ingin sukses, jangan takut mencoba,” itu kata-kata yang selalu diingat ketika mendapat pelatihan kewirausahaan dari Bob Sadino saat penulis berkesempatan bertemu dengan pengusaha nyentrik ini 10 tahun lalu di kawasan Kota Bogor.
Ya tentunya kata-kata itu tidak akan kembali diucapkannya, karena Om Bob panggilan akrab pria kelahiran Tanjung Karang ini telah berpulang ke rahmatullah pada hari Senin 19 Januari 2015.
Om Bob telah tutup usia di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta setelah sempat dirawat selama dua pekan. Pria bernama lengkap Bambang Mustari Sadino meninggal di usia 76 tahun.
Penampilan Bob dengan gaya khas baju kemeja putih kotak-kotak dipadu celana pendek akan selalu dikenang.
Karena walaupun terkesan galak Om Bob, selalu mau berbagi kiat-kiatnya tentang memulai sebuah usaha kepada para entrepreneur tanpa harus menggunakan modal besar.
“Dengan kegagalan, kita bisa belajar bagaimana ke depan lebih baik lagi. Jadi, jangan pernah takut untuk gagal,” kata bapak dua orang putri ini berbagi pengalaman kepada para entrepreneur muda.
Tidak harus cerdas dan bekerja keras untuk menjadi pengusaha sukses. Menurutnya, seorang pengusaha harus bisa melihat peluang dan berani mengambil risiko.
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara.
Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia.
Dalam perjalanannya itu, dia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, dia bekerja di Djakarta Lylod di Kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Dia membawa serta dua Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya dia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap disimpan.
Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena dia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoni Bob Sadino setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang dia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika dia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah.
Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan dengan upah harian Rp100.
Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresi yang dialaminya.
Bob tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar.
Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu.
Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri.
Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam.
Selain memperkenalkan telur ayam negeri, dia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
Karena bisnis berjualan daging ayamnya sukses, lalu Om Bob mulai mendirikan PT Kemang Food Industries (PT Kemfood) yang merupakan pelopor industri daging olahan di Indonesia.
Perusahaaan yang dirintisnya di awal tahun 1970 merupakan salah satu perusahaan daging olahan pertama di Indonesia.
Kini Om Bob telah tiada meninggalkan beberapa kenangan bagi para entrepreneur.
Karena cukup banyak sumbangan yang diberikan seorang Bob Sadino bagi perkembangan dunia entrepreneur.
Om Bob begitu antusias berbagi pengalaman dan dia bahagia jika melihat anak didiknya dapat berhasil dalam berwirausaha. Selamat Jalan Om Bob kata-kata dan nasehatmu selalu dikenang.
Sumber : wikipedia dan diolah dari berbagai sumber
Ya tentunya kata-kata itu tidak akan kembali diucapkannya, karena Om Bob panggilan akrab pria kelahiran Tanjung Karang ini telah berpulang ke rahmatullah pada hari Senin 19 Januari 2015.
Om Bob telah tutup usia di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta setelah sempat dirawat selama dua pekan. Pria bernama lengkap Bambang Mustari Sadino meninggal di usia 76 tahun.
Penampilan Bob dengan gaya khas baju kemeja putih kotak-kotak dipadu celana pendek akan selalu dikenang.
Karena walaupun terkesan galak Om Bob, selalu mau berbagi kiat-kiatnya tentang memulai sebuah usaha kepada para entrepreneur tanpa harus menggunakan modal besar.
“Dengan kegagalan, kita bisa belajar bagaimana ke depan lebih baik lagi. Jadi, jangan pernah takut untuk gagal,” kata bapak dua orang putri ini berbagi pengalaman kepada para entrepreneur muda.
Tidak harus cerdas dan bekerja keras untuk menjadi pengusaha sukses. Menurutnya, seorang pengusaha harus bisa melihat peluang dan berani mengambil risiko.
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara.
Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia.
Dalam perjalanannya itu, dia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, dia bekerja di Djakarta Lylod di Kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Dia membawa serta dua Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya dia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap disimpan.
Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena dia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoni Bob Sadino setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang dia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika dia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah.
Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan dengan upah harian Rp100.
Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresi yang dialaminya.
Bob tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar.
Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu.
Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri.
Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam.
Selain memperkenalkan telur ayam negeri, dia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
Karena bisnis berjualan daging ayamnya sukses, lalu Om Bob mulai mendirikan PT Kemang Food Industries (PT Kemfood) yang merupakan pelopor industri daging olahan di Indonesia.
Perusahaaan yang dirintisnya di awal tahun 1970 merupakan salah satu perusahaan daging olahan pertama di Indonesia.
Kini Om Bob telah tiada meninggalkan beberapa kenangan bagi para entrepreneur.
Karena cukup banyak sumbangan yang diberikan seorang Bob Sadino bagi perkembangan dunia entrepreneur.
Om Bob begitu antusias berbagi pengalaman dan dia bahagia jika melihat anak didiknya dapat berhasil dalam berwirausaha. Selamat Jalan Om Bob kata-kata dan nasehatmu selalu dikenang.
Sumber : wikipedia dan diolah dari berbagai sumber
(sms)